WAWANCARA

Dipo Alam: Elite Parpol Dan Capres Lupa Menghitung Keberadaan SBY

Senin, 07 April 2014, 09:05 WIB
Dipo Alam: Elite Parpol Dan Capres Lupa Menghitung Keberadaan SBY
Dipo Alam
rmol news logo Berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga, capres PDI Perjuangan Jokowi dan capres Partai Gerindra Prabowo Subianto dinilai paling berpeluang menjadi presiden periode 2014-2019. 

Peran Presiden SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat seolah dikesampingkan dalam penentuan kepemimpinan nasional periode mendatang.

Publik pun tidak terlalu membicarakan konvensi capres partai berlambang mercy tersebut.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengatakan, SBY memiliki peran besar untuk menentukan presiden selanjutnya. Calon yang didukung SBY bakal menjadi lawan terkuat para capres yang berlaga dalam Pilpres 9 Juli 2014.

“Kecintaan rakyat terhadap Presiden SBY masih sangat besar. Di berbagai daerah, SBY dinilai berhasil menjalankan program-program yang sejahterakan rakyat,’’ papar Dipo Alam kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, Jumat (4/4).

Berikut kutipan selengkapnya:

Kenapa Anda yakin capres yang didukung SBY bakal menjadi lawan terkuat?
Faktanya rakyat masih mencintai Pak SBY. Pemilu 2004 perolehan suara partai pengusung SBY tak terlalu besar. Tapi gara-gara kecintaan rakyat terhadap SBY berhasil menjadikannya sebagai Presiden dua periode. Bahkan Pemilu 2009 Partai Demokrat  jadi pemenang. Sekarang ini pun faktor SBY masih sangat kuat.  Beliau masih berpengaruh.

Apa elite parpol dan capres memikirkan seperti itu?
Saat ini,  elite parpol dan capres-capres yang ada seolah lupa menghitung peran dan keberadaan Pak SBY. Mereka berpikir, SBY tidak bisa maju lagi. Itu betul.

Tapi, saat mendampingi Presiden ke berbagai daerah, saya menyaksikan kecintaan dan dukungan rakyat terhadap beliau masih sangat besar.

Siapa calon yang akan dimajukan SBY untuk menggantikan posisinya?
Belum. Saat ini, saya kira belum ada yang tahu, siapa Mister X yang akan didukung Pak SBY.

Calonnya hasil konvensi atau di luar itu?
Setelah 9 April 2014 hal itu akan berproses.
 
Anda yakin calon yang didukung SBY mendapat dukungan rakyat?
Dugaan saya, dukungan SBY kepada Mister X itu akan mendapat dukungan rakyat.  Capres itu akan menjadi pesaing kuat capres lainnya.
 
Bagaimana kalau tidak mendapat dukungan rakyat?
Beliau menegaskan, siapa pun yang terpilih menjadi presiden selanjutnya jangan diganggu. Kita dukung. Pak SBY juga bersikap terbuka dan menyatakan akan membantu.  Sebagai seorang negarawan, Pak SBY tidak ingin melihat Indonesia mundur. Mudah-mudahan imbauan ini diterima dan berjalan dengan baik.
 
Apa harapan SBY terhadap presiden selanjutnya?
Harapan kami, presiden yang akan datang bisa mengajak semua kalangan untuk membangun, bukan mengumbar dendam atau mengajak bermusuhan. Melihat banyaknya persoalan yang akan dihadapi, presiden setelah SBY harus memiliki kesabaran. Makanya, beliau meminta kita untuk tidak mengganggu.

Kami berharap, presiden setelah SBY bisa memimpin Indonesia hingga 5 tahun ke depan. Kemudian melaksanakan pemilu untuk memilih presiden berikutnya.
 
Kenapa poin pergantian kepempimpinan dijadikan salah satu harapan?
Mari kita lihat kebelakang. Presiden Soekarno berkuasa selama 21 tahun diturunkan oleh rakyatnya. Presiden Soeharto juga diturunkan rakyat. Pak Habibie tidak lengkap, Gus Dur malah di-impeachment, Megawati juga tidak lengkap.

Kalau sampai 20 Oktober 2014 ada presiden dilantik, dan SBY mengakhiri masa jabatannya dengan kondisi sehat dan aman, berarti kita telah memecahkan rekor sejarah bangsa Indonesia. Ada Presiden Indonesia yang dipilih langsung oleh rakyat secara demokratis dan aman. Itu tidak mudah. Kita bisa melihat contoh di Mesir atau pergantian kepemimpinan di negara-negara lain.

Anda yakin Pileg dan Pilpres 2014 berlangsung tertib dan aman?

Memang ada saja yang menggunakan kekerasan dengan dalih adanya kecurangan. Saat ini, tema-tema kampanye juga sudah mulai memfitnah. Tapi, itu sudah biasa dalam dinamika politik di negara kita. Saya optimistis, mudah-mudahan semuanya aman.

Syaratnya, siapapun yang kalah jangan mencari kambing hitam. Lebih baik mengintrospeksi diri. Itu berlaku untuk masing-masing partai dan capres mendatang.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA