“IDI dengan KPK kan sudah ada kerja sama. Kami sudah memÂbenÂtuk tim dokter yang bertugas membantu KPK,’’ kata Ketua IDI,’Zaenal Abidin, kepada
Rakyat Merdeka, Selasa (4/3).
“Sekarang KPK yang meÂnenÂtukan tempat untuk merawat paÂsien koruptor. Tidak seperti dulu, pasien bisa memilih tempat unÂtuk pemeriksaan kesehatan dan raÂwat inap,†tambahnya.
Seperti diketahui, tersangka mendadak sakit jika sudah masuk ke dalam Gedung KPK. Penyakit dadakan itu menimpa anggota Komisi VII DPR, Tri Yulianto keÂtiÂka dipanggil KPK untuk meÂnelusuri aliran dana kasus suap SKK Migas ke DPR.
Bekas Ketua Umum Partai DeÂmokrat Anas Urbaningrum juga batal hadir dalam sidang karena sakit gigi.
Hal yang sama terjadi dengan Angelina Sondakh. Baru semaÂlam menginap di Rutan KPK, JaÂkarta, tersangka korupsi proyek Wisma Atlet dan Kemendiknas itu mengeluh sakit sinus.
Yang terbaru, tersangka kasus duÂgaan suap dan pencucian uang, TuÂbagus Chaeri Wardana alias WaÂwan sempat pingsan di Rutan KPK.
Zaenal Abidin selanjutnya meÂngatakan, semua biaya perawatan para tersangka kasus korupsi itu menjadi tanggung jawab KPK.
“Kami hanya melaksanakan tuÂgas pemeriksaan dan menyamÂpaikan hasilnya kepada KPK,’’ ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya:Pernahkah hasil pemerikÂsaan tim berbeda dengan dokÂter pribadi?Pernah. Misalnya pemeriksaan dari dokter pribadi menyatakan sang pasien sakit. Untuk memasÂtikan sakit atau tidak, kami yang memeriksa. Hasilnya berbeda. Berarti ada tersangka korupsi yang pura-pura sakit.
Bagaimana langkah tim dokter bila mengetahui seperti itu?Kami tinggal sampaikan inÂformasi kepada KPK bahwa yang bersangkutan memang tidak sakit. Setelah itu, KPK yang akan mengambil tindakan selanjutnya.
Kapan IDI turun tangan memeriksa para tersangka yang sakit itu?Kami memeriksa para tersangÂka itu bila ada permintaan dari KPK.
Tim dokter secara khusus sudah lama terbentuk?Tim khusus yang sudah kami bentuk itu sejak adanya MemoÂrandum of Understanding (MoU) dengan KPK periode perÂtama.
Memang diperlukan tim dokÂter internal yang bekerja sama deÂngan KPK, supaya kerjanya lebih fokus membantu KPK. Kalau tim yang sekarang, tinggal melanÂjutkan saja.
Berapa dokter dalam tim tersebut?Ada belasan dokter. Semuanya dokter spesialis. Ini untuk meÂngantisipasi jika ada pasien sakit yang membutuhkan penanganan khusus. Kami persiapkan sebaik mungkin.
Biasanya di mana memerikÂsa para tersangka itu?Di Rumah Sakit Cipto MaÂngunÂkusumo (RSCM). Sebab, tim kami juga melakukan kerja sama dengan RSCM.
Para tersangka biasanya sakit apa?Sakitnya beragam. Cuma unÂtuk detailnya, saya tidak bisa beÂritahu. Semua hasil pemeriksaan, kami serahkan ke KPK. Nanti biar KPK yang memberikan keterangan terhadap pasien terÂsebut.
Adakah kendala dalam meÂlaÂkukan pemeriksaan?Saya belum pernah mendapatÂkan laporan sampai saat ini. BeÂlum ada kendala. Kami mengÂgunakan pendekatan secara manusiawi. Kami periksa pasien yang bersangkutan. Lalu kami obati sesuai dengan keperluan.
Adakah keistimewaan yang diberikan tim dokter?Kami melakukan pemeriksaan secara profesional saja. Kalau saÂkit, ya dirawat. Kalau tidak sakit, tidak perlu dirawat.
Tidak ada perbedaan penaÂnganan. Sama saja seperti pasien lainnya meski sedang bermasalah dengan hukum.
Saat ini tim sedang meÂmeÂriksa siapa?Saya belum tahu siapa yang diperiksa. Belum ada informasi dari tim. ***
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.