Kamis (6/2) terjadi aksi baku tembak di Desan Taunca, Poso Pesisir Selatan saat pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan lanjutan dan mencari jejak teroris. Lokasinya di perbukitan dan jauh dari pusat kota.
Bagaimana reaksi pihak kepolisian? Berikut wawancara dengan Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri, Boy Rafli Amar: Siapa pelaku teroris terakhir di Poso?Kelompok teroris tersebut adalah binaan Santoso yang merupakan gembong teroris dan masuk Daftar Pencarian Orang (DPO).
Dia merupakan pimpinan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur dan juga buronan Tim Detasemen Khusus 88. Polri akan menelusuri terus keberadaannya
Bagaimana kronologinya?Peristiwa itu kan didahului oleh patroli. Mereka yang bertugas itu tergabung dalam kegiatan Operasi Aman Maleo. Tapi dalam perjalanannya personel menemukan kecurigaan-kecurigaan.
Apa yang ditemukan?Waktu itu kawasan yang dilakukan pemeriksan itu memang sudah dideteksi sebagai lokasi pelatihan khususnya di Kawasan Lereng Gunung Biru, Poso Pesisir. Maka petugas mencoba untuk melihat kembali kondisi lapangan seperti apa, tapi sebelum menemukan kelompok ini kami menemukan beberapa benda mencurigakan yang menjadi petunjuk kuat.
Benda-benda itu kami yakini digunakan oleh mereka dan sepertinya pernah dijumpai adanya suatu tempat yang dimanfaatkan sebagai lokasi latihan teror tahun lalu.
Selanjutnya?Setelah itu ditemukan, petugas mengintensifkan pengawasan di kawasan itu sampai akhirnya pada pukul 10.30 WIB terjadi baku tembak dengan pihak teroris yang mengakibatkan meninggalnya Bharada I Putu Satria Wirayudha dari anggota satuan Brimob.
Apa ada kecurigaan terhadap titik-titik lain?Ya ada. bukan di kawasan itu saja, kami akan melakukan pengawasan ke daerah lainnya karena kawasan itu luas sekali.
Dengan daerah yang begitu luas ada lokasi berupa ladang yang lokasinya tidak mudah dijangkau, nah kami menilai kawasan seperti itulah yang dimanfaatkan oleh orang-orang itu untuk latihan.
Bagaimana pola gerakan mereka?Kita ketahui para teroris ini melakukan latihan dengan mobile atau melakukan latihan perpindah-pindah dan memanfaatkan luasnya wilayah yang ada. Jadi mereka tidak statis. Mereka berpindah dari tempat A ke tempat B dan C, seterusnya begitu.
Apakah dengan gugurnya satu anggota kepolisian, operasi akan dihentikan sementara?Oh tidak. penyelidikan terhadap keberadaan mereka tetap dilakukan dan akan ditingkatkan, termasuk mengejar kemana larinya kawanan itu. Mereka sekarang melarikan diri dengan membawa senjata api.
Ada rencana Polri meminta bantuan TNI?Ya apabila ada yang diperlukan untuk kelancaran tugas kami tentu akan minta bantuan TNI. Paling tidak dari sisi intelijen, peran dari Babinsa di sana sangat dibutuhkan.
Bagaimana bentuk kerjasama dengan TNI?Pertama, Polri dan TNI bisa melakukan pelatihan bersama di lokasi-lokasi rawan itu. Latihan bersama itu saya rasa bia memberikan efek terhadap kelompok teroris, jangan sampai mereka dengan seenaknya menggunakan lahan-lahan milik masyarakat untuk kegiatan seperti itu.
Tapi yang lebih berbahaya lagi dan kami khawatirkan adalah mereka mencoba mempengaruhi masyarakat setempat untuk memberikan dukungan atas aksi-aksi mereka itu.
Kedua, kerjasama dalam konteks intelijen dan penelusuran keberadaan kawanan teroris itu perlu dilakukan juga.
Apa bentuk apresiasi Polri atas korban meninggal dunia Bharada I Putu Satria Wirayudha?Polri memberikan kenaikan pangkat pada Bharada I Putu Satria Wirayudha, anggota satuan Brimob menjadi Anumerta. Awalnya beliau adalah Bhayangkara dua menjadi Bhayangkara satu. ***
BERITA TERKAIT: