Penegasan itu disampaikan mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam jumpa pers di markas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Duren Sawit, Jakarta Timur, pagi ini (Jumat, 10/1).
"Tidak ada pemegang kebenaran tunggal, tidak ada manusia yang selalu benar. Manusia itu, sifat dasarnya alpa dan salah. Maka harus dibuka kemungkinan kerja sama untuk menemukan kebenaran itu seperti apa," tegas Anas.
"Jadi tidak boleh ada lembaga, dinisbatkan kepadanya selalu benar. Yang selalu benar itu hanya Tuhan. Yang saya tahu, nabi yang maksum, itu pernah ditegur Tuhan. Jadi mari kita kerja menemukan keadilan dan kebenaran. Setiap kita punya potensi benar dan salah," sambung Anas, tersangka kasus Hambalang ini.
Karena itu, Anas menambahkan, dia siap bekerja sama dengan KPK untuk menemukan keadilan dan kebenaran, terutama mengusut kasus gratifikasi mobil Harrier dari proyek Hambalang atau proyek-proyek lain, seperti disangkakan KPK kepadanya.
Namun, Anas mengaku tidak mengerti apa yang dimaksud dengan proyek-proyek lain tersebut. Makanya dia menunggu penjelasan dari KPK. "Penjelasan KPK ini penting, bukan hanya buat saya, buat penasihat hukum saya, tapi demi profesionalisme KPK," tandasnya.
Hari ini, KPK mengagendakan pemeriksaan Anas sebagai tersangka kasus Hambalang. Ini adalah pemanggilan ketiga setelah dua kali mangkir. KPK sendiri sudah mengancam akan menjemput paksa, kalau Anas kembali mangkir.
[zul]
BERITA TERKAIT: