WAWANCARA

Mahfud MD: Pilpres 2014, Warga NU Memilih Bukan Berdasarkan Selera Kiai

Senin, 06 Januari 2014, 09:36 WIB
Mahfud MD: Pilpres 2014, Warga NU Memilih Bukan Berdasarkan Selera Kiai
Mahfud MD
rmol news logo Sebagai organisasi massa terbesar di republik ini, Nahdlatul Ulama (NU) selalu menjadi incaran agar mendukung pasangan capres-cawapres dalam pilpres.

Untuk Pilpres 2014, hal ini juga masih berlaku. Makanya para capres berupaya menarik simpati warga NU. Tapi ada sedikit perbedaan dibanding pilpres sebelumnya.

Kalau sebelumnya, cukup melakukan pendekatan terhadap para kiai. Tapi nanti, selain kiai, perlu juga melakukan pendekatan langsung kepada warga NU.

Demikian disampaikan tokoh NU, Mahfud MD, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
“Warga NU sudah cerdas.  Sekarang mereka memilih bukan berdasarkan selera kiai, tapi memilih sendiri. Itu yang akan terjadi dalam Pilpres 2014,’’ kata bekas Ketua Mahkamah Konstitusi itu.

Berikut kutipan selengkapnya;

Kenapa Anda bilang begitu?
Ini sudah terjadi di sejumlah pilkada. Misalnya, di Kediri. Pasangan yang didukung kiai tidak menang. Sebab, warga NU memilih jagoannya sendiri.

Apa kriteria calon yang didukung warga NU?
Orang yang dipilih berlatarbelakang NU atau yang dekat dengan NU. Kemudian orang itu dinilai membela rakyat.

Makanya tokoh NU dilirik menjadi calon, termasuk menjadi capres dan cawapres?
Betul. Tokoh NU masih diperhitungkan kalangan politikus agar dicalonkan, apakah di pilkada dan pilpres.

Tapi tokoh NU itu harus dekat kiai dan warga NU?
Ya. Sekarang mereka memilih sendiri siapa yang dinilai pantas memimpin mereka. Makanya, jangan terkecoh kalau kiai mendukung, lalu umat akan mendukung. Saya kira tidak begitu lagi.

Strategi Anda bagaimana bila nanti terpilih menjadi capres atau cawapres?
Kalau saya langsung berbicara dengan warga NU. Tapi tetap  saya pamit dengan kiai.

Peran kiai tetap ada. Misalnya,   mengantar dan memberikan pidato pengantar. Tapi saya sadar sepenuhnya kalau mereka bisa memilih sendiri  siapa orang yang diusung sesuai dengan penilaian pribadi mereka.

Bagaimana peluang Anda menjadi capres dari PKB?
Kami hanya berupaya mencari capres alternatif. Soal siapa nanti yang pas, itu yang didukung.
   
Bukankah Anda sudah siap menjadi capres 2014?
Tidak harga mati seperti itu juga. Kalau ada yang lebih bagus, tentu saya mendukungnya. Sekarang ini saya didorong agar menjadi capres dari PKB. Ini sulit dibendung karena banyak yang usulkan untuk maju. Saya bilang ok, saya akan terus berjuang dengan segala kemampuan yang ada.

Hasil survei menyebut Anda tokoh potensial menyatukan partai menengah, ini bagaimana?
Ya. Saya membaca itu.

Anda percaya?
Tentu saya percaya itu sebagai hasil survei. Artinya persepsi masyarakat bahwa saya sebagai orang yang dianggap bisa mempersatukan partai menengah. Tapi itu kan persepsi masyarakat.

Faktanya bagaimana?
Faktanya betul apa tidak, akan diuji nanti di lapangan. Yang penting saya berharap bagi mereka yang tidak masuk dalam kelompok itu jangan merasa tersinggung.

Kenapa tidak dikonkritkan saja seluruh partai berbasis Islam disatukan?

Saya sendiri sulit menerima klasifikasi partai Islam itu. Saya setuju menyebutnya sebagai partai tengah. Artinya partai yang di bawah dua digit. Tetapi kira-kira pada umumnya basis dukungannya dari masyarakat Islam dan kaitannya dengan historis ormas Islam.

Tapi mau disebut partai Islam juga susah karena di partai lain juga banyak tokoh Islam yang bagus-bagus juga. Makanya mereka tidak bersatu. Bagi saya yang penting negara ini baik dengan seluruh potensi yang kita miliki.

Artinya, hasil survei itu benar?

Saya merasa persepsi masyarakat benar. Sebab, saya merasa orang dari kalangan Islam dan NU. Artinya orang melihat saya Islam dan bisa mempersatukan.

Saya punya hubungan dekat dengan NU dan lintas ormas Islam. Dengan orang Muhammadiyah saya sangat dekat, dengan partai apapun saya dekat. Bahkan tokoh dari agama lain juga saya dekat. Berarti saya bisa mempersatukan seluruh elemen bangsa dengan segala jenis ikatan primordialnya.

Ada anggapan partai menengah bersifat konservatif, ini bagaimana ?

Menurut saya sebenarnya anggapan konservatif itu mungkin orang  memandang basis partai seperti PKB, PAN dan PKS konservatif dari tampilan fisiknya. Sebenarnya dari sudut ide dan gagasannya mereka progresif juga. Seperti PKB yang menyatakan sudah final Indonesia sebagai negara kesatuan menganut prularisme dan berideologi Pancasila.

Konservatif jika kita melihat pendukungnya pakai sarung dan pakai sandal jepit ke kantor. Itu kan hanya fisiknya saja.Tapi pemikirannya sangat progresif.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA