Hanung digugat Rachmawati Soekarno Putri ke Pengadilan NiaÂga dan Pengadilan Negeri (PN) JaÂkarta Pusat karena dinilai meÂlanggar Hak Cipta.
Selain itu, film Soekarno diÂproÂtes para pengemar tokoh proklamator tersebut. Mereka beÂlum lama ini berdemo ke ruÂmah Produksi Multivision Plus meÂnuntut film tersebut ditarik karena melenceng dari sejarah.
Hanung mengatakan, tidak akan mundur sejengkal pun di daÂlam mempertahankan karya seniÂnya terÂsebut. Namun, demikian, dia meÂnyatakan akan bersikap koÂperaÂtif dengan keputusan pengadilan.
Berikut ini wawancara
Rakyat Merdeka selengkapnya dengan Hanung.
Belum selesai masalah deÂngan Rahmawati, ada sekeÂlomÂpok orang mengaku pengeÂmar Soekarno menuntut film itu dihentikan. Bagaimana siÂkap Anda?Tidak apa-apa, biarkan sajalah. Saya curiga mereka yang demo meÂnolak film itu rekayasa peÂngacara Rahmawati. Saya tidak tahu mengapa mereka begitu.
Bukankah Pengadilan Niaga telah meminta film itu ditarik sementara?Saya jelaskan biar
clear. Di dalam pertemuan awal membaÂhas pembuatan film
Soekarno, ibu Rachmawati memilih judul “
Soekarno : Saat- Saat Terakhir†buÂkan seperti yang kami buat deÂngan judul “
Soekarno: Indonesia Merdekaâ€. Dari situ saja sudah berbeda.
Kemudian di dalam menyusun ide, cerita dan syuting film tidak ada campur tangan Rachmawati yang telah mengundurkan diri dalam lanjutan film Soekarno.
Kalau kami dibilang mencuri ide, itu fitnah, menyakiti orang-orang yang terlibat membuat film seperti saya, Bapak Ram Punjabi, penulis, dan para kru film.
Keretakan kerja sama deÂngan Rahmawati kabarnya kaÂrena masalah ketidakcocokan pemilihan aktor pemeran SoeÂkarno. Apa benar?Betul. Di dalam kontrak sebeÂnarÂÂnya sudah jelas. Dia hanya sebagai narasumber. Tugasnya, menyediakan dan memfasilitasi data-data tentang Bung Karno. Dia nggak memiliki kewenangan untuk mengarahkan, menentuÂkan, sumber-sumber mana yang haÂrus dipilih.
Perjanjiannya RachÂma hanya sebagai narsum mewakili keÂluarga. Tidak ada kesepakatan kaÂmi harus menuruti maunya. Toh, selain dia kami juÂga meÂminÂta masukan dari pihak keluarga lain seperti Pak Guntur. Bahkan, keÂtika editing Pak GunÂtur ikut memÂberikan masukan.
Apakah Anda pernah menÂjelaskan masalah ini dengan pihak Rachmawati?Kami sudah pernah mencoba melakukan mediasi, tapi dari pihak bu Rachmawati yang tidak bersedia.
Demonstran yang mengaku para pengemar Soekarno meÂnilai Anda menyelewengkan sejarah?Yang namanya sejarah itu seÂlalu banyak tafsir. Jangankan yang 50 tahun lalu, kejadian dua haÂri yang lalu pun bisa berbeda panÂdangan tergantung dari baÂgaimana cara melihat dan kepenÂtinganÂnya.
Saya masukan ada kiÂsah asÂmara, karena kami memÂperÂtimÂbangkan sisi komersilnya, tetapi kami tidak melupakan sisi eduÂkaÂsinya dengan memasukan unÂsur perjuangan Soekarno.
Yang diprotes bukan hanya persoalan Asmara tetapi juga keÂberpihakan Anda terhadap Syahrir.
Saya tidak memihak Syahrir. Ini masalah karakter saja. Dalam film itu kan jelas, sosok Syahrir itu masih muda, tidak masuk ke daÂlam pemerintahan. Makanya dia bisa mengeluarkan semua peÂmikiran tanpa mengikuti mainsÂtream. Sementara saat zaman JeÂpang, Soekarno dan Hatta sudah dewasa, lebih bijak, dan berÂpiÂkiran panjang.
Banyak yang menilai film Soekarno kurang melakukan riset. Apa tanggapan Anda?Kalau mengangkat film soal sejarah, kebanyakan orang meÂmang selalu mengkritik film seÂlalu kurang riset. Padahal sebeÂnarnya bukan itu masalahnya. KaÂmi sudah menggali sangat daÂlam.
.
Masalahnya itu faktor-faktor lain seperti waktu pembuatan yang sangat terbatas, mencari akÂtor yang sesuai, durasi film yang relatif singkat dan lokasi yang kurang memadai karena kami nggak punya studio.
Untuk mensinkronkan semua masalah itu dengan hasil riset tidak mudah.
Kenapa Anda tidak meÂngaÂlah untuk meredakan konflik?Tidak bisa, saya tetep harus jaÂlan. Saya tidak akan mundur. KaÂlau saya mundur itu merusak kredibilitas saya sebagai seorang suÂtradara. Lagipula kalau didiamÂkan, nantinya siapapun yang membuat film Soekarno atau toÂkoh besar lain bisa menghadapi maÂsalah yang sama. Jadi biarkan pengadilan yang memutuskan. Saya berharap lahir solusi yang baik dan kebenaran segera teÂrungkap. ***
BERITA TERKAIT: