Dalam Pilpres 2009, tidak ada tokoh NU yang maju. Saat itu hanya tiga pasangan capres-cawapres, yakni SBY-Boediono, Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto, dan Jusuf Kalla-Wiranto.
Bagaimana dengan Pilpres 2014, tentu belum diketahui apa ada tokoh NU yang berlaga. Yang jelas, ada tiga tokoh NU yang dielus, yakni Mahfud MD, Khofifah Indar Parawansa, dan Ali Masykur Musa.
Menanggapi hal itu, bekas Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi mengatakan, wajar bila tokoh NU diincar menjadi capres atau cawapres.
“NU kan ormas terbesar di negeri ini, sehingga wajar bila tokoh NU dielus menjadi capres atau cawapres,’’ kata Hasyim Muzadi kepada’
Rakyat Merdeka, di Jakarta, pekan lalu.
Berikut kutipan selengkapnya;Apa tanggapan Anda dielusnya tokoh NU itu?Saya bangga makin banyak tokoh NU dielus menjadi capres dan cawapres. Ini semua dilihat dari rekam jejak dan kualitas mereka.
Siapa kira-kira tokoh NU yang menjadi capres-cawapres nanti?Belum kita tahu. Yang jelas, sah-sah saja bagi parpol membidik tokoh NU demi menarik simpati warga NU.
Apa berhasil menarik simpati warga NU?Itu pertanyaan kita bersama. Mampu nggak mendapatkan simpati dari warga NU.
Bukannya warga NU memilih tokoh NU atau yang dekat dengan tokoh NU?Ada unsur itu. Tapi tentunya yang berorientasi dengan kesejahteraan rakyat. Sebab, Warga NU itu tidak terkonsentrasi pada politik kepartaian atau politik perorangan. NU hanya bicara dan bergerak mengenai politik kebangsaan dan politik keumatan.
Makanya jadi incaran, begitu?Benar. Dengan sikap seperti itu, semua capres yang sudah muncul atau yang baru diwacanakan mengincar warga NU. Itu wajar saja.
Nggak ada jaminan menggandeng tokoh NU, lalu menang dalam pilpres, ini bagaimana?Semua itu tergantung pada kepandaian para capres-cawapres dalam mendapatkan simpati dan dukungan dari warga NU.
Caranya bagaimana?Bagaimana capres-cawapres tersebut bisa meyakinkan warga NU bahwa dengan memilihnya ada harapan bagi Masyarakat khususnya warga NU untuk bisa mewujudkan negara yang baldatun thoyyibatun warobbun ghofur. Maka harus aktif melakukan komunikasi politik dengan warga NU.
Apa perlu capres atau cawapres dari NU minta izin ke PBNU?Nggak juga. Sebab, itu bersifat personal. Kalau ada yang berinisiatif untuk minta izin, biasanya itu bersifat perorangan, bukan mengatasnamakan institusi PBNU.
Institusi PBNU pada dasarnya tidak terlibat politik kepartaian, politik perorangan atau politik kekuasaan.
Khofifah dan Mahfud diincar jadi cawapres Aburizal Bakrie, ini bagaimana?Saya kira itu baru wacana. Mereka tidak akan berani mengambil keputusan sebelum melihat hasil pileg.
Ali Masykur Musa bertarung lewat konvensi capres Partai Demokrat, apa warga NU memilihnya?Itu terserah warga NU, apakah memilih beliau atau tidak. Itu semua tergantung bagaimana mencari warga NU. ***
BERITA TERKAIT: