WAWANCARA

Khofifah Indar Parawansa: Cawapres ARB Masih Dikocok, Nama Saya Baru Sebatas Isu

Rabu, 27 November 2013, 10:02 WIB
Khofifah Indar Parawansa: Cawapres ARB Masih Dikocok, Nama Saya Baru Sebatas Isu
Khofifah Indar Parawansa
rmol news logo Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa belum memikirkan menjadi cawapresnya Aburizal Bakrie.

“Nama saya masih sebatas isu, masih dikocok-kocok. Tapi saya apresiasi nama saya disebut sebagai cawapres,” kata Khofifah Indar Parawansa kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurut bekas Menteri Pemberdayaan Perempuan itu, nama-nama yang disebut sebagai cawapres ARB tersebut hanya ramai di media massa saja. ”Belum ada pembicaraan serius. Sebab, prosesnya belum sampai ke situ,’’ ujarnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Sikap Anda bagaimana?
Saya butuh waktu untuk itu. Prosesnya kan masih berlangsung. Ramai di media saja.

Tapi saya rasa, belum saatnya dibicarakan itu. Prosesnya belum ke situ. Ini nggak ada apa-apa.

Masak sih nggak ada apa-apa?
Itu kan hanya informal-informal saja. Memang banyak teman yang menginformasikan kepada saya mengenai isu saya mau dijadikan cawapres Pak ARB.

Saya rasa wajar kalau ada informasi-informasi ke saya mengenai itu, karena banyak teman di Golkar yang dari dulu masih terus terjalin.

Kalau nanti benar-benar  agar Anda diinginkan jadi cawapres ARB, bagaimana?
Saya berterima kasih dan memberikan apresiasi untuk itu. Tapi mengenai kelanjutannya tentu saya butuh waktu.

Apa yang Anda pikirkan?
Saya kan bagian dari keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU). Kalau memang isu itu benar terjadi, maka saya akan melakukan koordinasi dahulu dengan PBNU.

Mintu restu?
Ya. PBNU memang bukan parpol, tapi ada garis perjuangan yang bisa bersambung antara NU dengan parpol untuk membangun bangsa dan negara ini. Tapi itu nanti. Sekarang belum ada apa-apanya kok, he..he..he...

Apa komunikasi politik dengan Partai Golkar sering terjadi?

Ya, saya rasa beberapa lini kita berkomunikasi.

Apa Anda masih mempertimbangkan PKB?
Nggak sih, karena saya bukan pengurus di PKB. Tapi kartu anggota kepartaian saya PKB.

Apa ada tanggapan dari elite PKB?
Nggak mungkin karena saya bukan pengurus. Ini hanya komunikasi antar teman-teman dekat saja.

Berarti nggak perlu izin PKB dong?
Kalau kayak begitu saling sapa saja. Kalau dengan PBNU kan lain karena induk organisasi saya. Dengan PKB nggak perlu izin.

Kenapa begitu?
Saya izinnya ke PBNU saja bila nanti saya jadi cawapres. Karena saya kan Badan Organisasi Otonom  (Banom).

Kekuatan NU dalam Pilpres ke mana?
Pasti cair. Kalau yang mengkristal hanya Muslimat NU. Karena di NU sendiri juga punya banyak Banom. Ada Anshor, ada Fatayat dan lainnya. NU kalau tidak salah massanya 70 jutaan. Kemungkinan 45 persennya kader Muslimat NU.

Anda menunggu komunikasi lanjutan?
Tentu akan lihat dan pelajari. Tapi saya berjalan seperti biasa. Mengabdi kepada masyarakat melalui Muslimat NU. Pokoknya semua yang beri apresiasi saya ucapkan terima kasih. 

Golkar mencari sosok dari suku Jawa, Anda dianggap cocok, bagaimana?
Saya rasa pasti semua akan dilakukan uji coba. Mau NU atau tidak NU, mau Jawa atau tidak Jawa. Nanti pasti dilihat  dengan survei.

Saya berharap ada kesempatan berbagi visi dalam membangun Indonesia di masa mendatang. Tapi jelas dan terukur. Misalnya, layanan pendidikan harus terukur, layanan kesehatan harus terukur.

Berarti capres ke depan perlu program terukur?
Makanya para capres buat visi yang terukur untuk menjawab dan wujudkan itu semua.

Misalnya, BPJS  yang berlaku awal 2014. Ini mesti ada tim yang serius untuk menangani itu. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA