Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal DMI, Imam Addaruquthni, kepada
Rakyat Merdeka Online, Minggu (17/11), terkait tuduhan Nurul Arifin bahwa JK memanfaatkan DMI dan PMI untuk kepentingan politik 2014.
"Ini tuduhan serius dan tidak ada dasarnya. Kami menuntut Nurul Arifin untuk datang ke kantor DMI meminta maaf kepada institusi DMI. Tindakan Nurul itu telah merugikan nama baik DMI," ujar Imam.
Atas komentar tendensius tersebut, Imam menjelaskan, DMI di tingkat wilayah (provinsi) dan daerah (kabupaten) kaget dan marah. Bahkan, beberapa donatur DMI juga mempertanyakan kebenaran pernyataan Nurul tersebut. "Para donatur menanyakan soal itu, karena mereka membantu juga ikhlas untuk kemaslahatan umat. DMI jelas dirugikan," tambah Imam.
Mantan anggota DPR dari Fraksi Reformasi itu meminta Nurul, agar tidak ceroboh dan lebih hati-hati dalam memberikan komentar.
Sebelumnya, Jusuf Kalla juga marah atas pernyataan Nurul Arifin. Bahkan, JK telah berkomunikasi dengan pengacara senior, Yusril Ihza Mahendra untuk mensomasi bekas artis 'panas' tersebut.
Tudingan bahwa JK memanfaatkan Palang Merah Indonesia dan DMI sebagai alat untuk memuluskan langkah menuju Pemilihan Presiden 2014 mendatang disampaikan Nurul Arifin Jumat kemarin.
“Kita (Golkar) membaca langkah JK saat ini, baik sebagai Ketua PMI maupun Ketua DMI. Semua langkah itu disamping aktivitas sosial, ada aktivitas politiknya. JK sudah menciptakan institusi untuk (kepentingan) dirinya sendiri. Kami juga sudah mendengar langkah pendekatan JK ke Jokowi dan ke partai-partai lain untuk kepentingan Pilpres 2014,†kata Nurul.
Namun, pada Sabtu kemarin, Nurul Arifin sudah mengklarifikasi pernyataannya tersebut. Dalam penjelasannya, dia mengaku sangat menyesalkan berita yang seolah-olah mendiskreditkan Jusuf Kalla. Padahal sesungguhnya apa yang diungkapkannya adalah bentuk apresiasi terhadap kiprah bekas Ketua Umum Golkar itu selama ini.
Meski begitu, dia menilai, perbedaan persepsi bisa-bisa saja terjadi. Sebab tidak sama antara membaca, melihat dan mendengarkan ucapannya. "Namun demikian saya mohon maaf seandainya apa yang saya ungkapkan menyinggung Perasaan Pak JK. Karena sesungguhnya saya sangat menghormati dan menjunjung tinggi marwah Pak JK," demikian Nurul.
[zul]
BERITA TERKAIT: