Ada isu dalam Rapimnas itu mungkin pencapresan Aburizal Bakrie ditinjau ulang. Sebab, elektabilitas Ketua Umum Partai Golkar itu belum naik secara signifikan.
Ketua Dewan Pertimbangan (Watim) Partai Golkar Akbar Tandjung dituding ada di balik upaya meninjau ulang pencapresan Aburizal tersebut. Menanggapi hal itu, Akbar Tandjung mengatakan, dirinya tidak pernah meminta capres Partai Golkar diganti.
“Saya hanya mengatakan akan mencermati elektabilitas capres dari Golkar. Masak tidak boleh mencermati, kan saya Ketua Watim Golkar,’’ kata Akbar Tandjung di Jakarta, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya;Tapi Anda dituding menggoyang pencapresan Aburizal Bakrie, ini bagaimana?Ah, goyangnya di mana. Saya nggak pernah minta capres dari Partai Golkar diganti.
Saya hanya mengatakan, mencermati elektabilitas Pak Aburizal.
Barangkali itu dianggap menggoyang?Mestinya tidak begitu dong. Masak partai politik bebas kritik. Kalau begitu bukan partai dong. Di dalam partai boleh saja beda pendapat. Kalau nggak boleh, nanti tidak demokratis dong. Saya rasa Pak Aburizal nggak begitu pikirannya.
Apa ruang kritik itu dibuka?Dalam forum atau rapat mestinya kader tidak perlu ragu sampaikan pendapatnya.
Termasuk pendapat yang semangatnya melakukan koreksi, mengkritik ke partai dan kepemimpinan ketua umum partai. Pimpinan partai kan harus demokratis juga.
Bukankah ketua umum bisa bertindak tidak demokratis?Nggak mungkin. Pemimpin partai itu harus demokratis, terbuka dan nggak boleh otoriter.
Kalau ada yang mempertanyakan penetapan suatu keputusan, harus diberi tempat.
Apa sudah ada yang menyampaikan perbedaan pendapat itu?Sepengetahuan saya belum ada.
Apa mungkin dalam Rapimnas itu dibicarakan?Biasanya dalam Rapimnas membicarakan masalah penting yang dihadapi partai.
Terutama agenda politik, yakni pemilu legislatif, pemilu presiden dan evaluasai program.
Dilihat sejau hmana amanat Munas itu sudah berjalan, yakni program catur sukses yang sudah dicanangkan.
Apa saja itu?Kami akan melihat sejauh mana sudah dilaksanakan sukses konsolidasi, sukses kaderisasi, dan sukses memperjuangkan aspirasi raklyat sesuai dengan motto suara Golkar suara rakyat. Itu yang dievaluasi.
Apa dievaluasi pencapresan Aburizal?Pencapresan Aburizal Bakrie secara formal tidak ada niat untuk melakukan evaluasi. Tetapi wajar kalau Rapimnas atau Watim turut mencermati bagaimana elektabilitas capres Golkar.
Sebab, kami menginginkan capres Golkar memiliki peluang untuk menang. Maka harus melihat persepsi dan penilaian masyarakat juga.
Sekarang hasilnya bagaimana?Dari berbagai survei memang masih di bawah 10 persen. Diproyeksikan 30 persen suara Partai Golkar.
Yang dikhawatirkan jangan sampai elektabilitas Aburizal mempengaruhi partai. Padahal Golkar bertekad mendapatkan 30 persen. Kalau mempengaruhi suara Golkar, maka bukan tidak mungkin kami sampai pada kesimpulan untuk melakukan evaluasi.
Makanya saya sering katakan, ada baiknya kita semua fokus pada pemilu legislatif karena di situ kuncinya.
Kunci apa maksudnya? Kalau 30 persen bisa dicapai, maka ada dua hal yang bisa didapat. Pertama, bisa mencalonkan presiden secara langsung karena sudah ada modal. Kedua, kita memiliki kepercayaan diri untuk menang dalam pilpres. [Harian Rakyat Merdeka]
BERITA TERKAIT: