WAWANCARA

Rusdi Kirana: Mulai Hari Ini Saya Berpolitik Untuk Menghadapi Pemilu 2019

Sabtu, 31 Agustus 2013, 16:43 WIB
Rusdi Kirana: Mulai Hari Ini Saya Berpolitik Untuk Menghadapi Pemilu 2019
rusdi kirana
rmol news logo Chief Executive Officer (CEO) Lion Air Rusdi Kirana merasa terhormat dirinya selaku pebisnis dianggap memiliki potensi menjadi Capres 2014. Tapi belum saatnya ikut konvensi capres Partai Demokrat.

"Ini sebuah kehormatan saya diundang. Tapi setelah melakukan konsultasi dengan beberapa teman, belum waktunya saya ikut konvensi," kata Rusdi Kirana di Jakarta, kemarin.

Rusdi Kirana, Kamis 29 Agustus 2013, menyatakan tidak bisa mengikuti proses konvensi Partai Demokrat. Dia diundang Komite Konvensi untuk ikut seleksi calon presiden yang akan diusung Partai Demokrat dalam Pilpres 2014.

Meski begitu, Rusdi berterima kasih karena telah diundang untuk mengikuti ajang seleksi calon presiden. Ini membuktikan bahwa pebisnis dinilai layak menjadi capres. "Saya ucapkan terima kasih, namun saya mohon izin menunda ikut konvensi sampai dengan tahun 2019," ujarnya.

Berikut kutipan selengkapnya;

Apa yang Anda rasakan ketika menerima undangan dari Komite?

Saya mau katakan, politik adalah belantara yang rumit bagi saya. Meski tidak saya jauhi, namun saya selalu memilih fokus pada bisnis saya sebagai CEO Lion Air. Namun rupanya keadaan berkehendak lain, saya menerima undangan dari Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Bagi saya, ini sebuah kehormatan besar, namun saya jadi canggung karenanya.

Kenapa Anda menilai ini sebuah kehormatan?

Kehormatan itu tentu karena saya sebagai pengusaha yang setiap hari bersentuhan dengan jadwal penerbangan yang padat, deru mesin pesawat, komplain penumpang, dan berbagai urusan teknis lainnya. Kini dihadapkan pada sebuah gerbang hidup baru, gerbang politik.

Bagi saya, ini sebuah tantangan baru, saya merasa bisnis penerbangan sudah saya jalani sampai ke akar-akarnya. Lion Air dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, sudah menjadi perusahaan penerbangan terbesar di ASEAN. Lalu kini tantangan baru datang, terjun ke dunia politik.

Apa yang pertama Anda lakukan ketika menerima undangan konvensi?

Terima kasih dan syukur terus menerus saya ucapkan. Ini melampaui pencapaian bisnis saya. Saya merasa sangat bangga dan terhormat. Untuk itulah saya memberikan penghargaan kepada Bapak SBY dan Komite Konvensi Partai Demokrat atas undangan dan kesempatan yang diberikan pada diri saya. Rasanya, politik Indonesia semakin dewasa dan realistis, tidak ada alasan untuk pesimis pada proses demokrasi di Indonesia.

Lalu mengapa Anda mundur dari konvensi?

Kehormatan yang saya terima tentu akan kecil artinya, jika saya hanya memikirkan hasrat kekuasaan yang muncul setelah undangan tersebut. Sebagai manusia biasa, sangat alamiah jika ada lonjakan rasa bangga dalam diri saya. Namun saya harus pandai bersyukur dan realistis.

Bagi saya, calon kandidat lain dalam konvensi Partai Demokrat memiliki rekam jejak dan catatan politik yang lebih panjang dari saya. Maka sangatlah pantas bagi saya, untuk mengembalikan kehormatan yang telah dipercayakan kepada saya, menjadi sebentuk kehormatan lain yang saya berikan kepada Partai Demokrat.

Saya tanpa ragu memutuskan untuk mundur dari konvensi, bukan karena meragukan kredibilitas konvensi. Tapi lebih karena saya tidak ingin mengurangi kadar dan nilai kebangsaan yang tinggi pada konvensi ini. Saya harus berbesar hati untuk memberi jalan pada putra terbaik bangsa yang akan lahir dari proses konvensi yang terhormat ini.

Apa Anda akan terjun ke dunia politik?

Rasa syukur dan hormat saya haturkan kepada Bapak Susilo Bambang Yudhoyono dan Komite Konvensi Capres Partai Demokrat. Saya telah dibukakan gerbang politik, saya tidak akan mundur setapak pun. Mulai hari ini, saya berpolitik untuk menghadapi Pemilu 2019.

Bagi saya, di situ saat yang tepat saya akan membuktikan diri. Anak bangsa yang sadar, bahwa politik membutuhkan orang-orang seperti saya, bukan untuk diri saya, tapi untuk bangsa dan negara ini. Saya akan memberikan yang terbaik dari diri saya untuk bangsa ini.

Anda pernah menandatangani kontrak di hadapan Presiden AS Barack Obama dan Presiden Perancis Francois Hollande, apa yang dirasakan?

Ketika tiba giliran saya memberi sambutan, di hadapan Presiden Perancis Francois Hollande, kata pertama yang saya ucapkan adalah, terima kasih saya mendalam terhadap pemerintah Republik Indonesia, khususnya kepada Presiden  Susilo Bambang Yudhoyono, yang telah memimpin bangsa Indonesia selama hampir sepuluh tahun. Saya ucapkan itu dengan bangga sebagai anak bangsa.

Hal yang sama saya ucapkan di hadapan Presiden Barack Obama. Saya tidak merasa sebagai CEO Lion Air, saya berdiri di atas podium, di hadapan bendera merah putih, dan di hadapan bendera Uni Eropa, Perancis dan Amerika Serikat, untuk menyampaikan pada dunia bahwa kami, Indonesia, adalah sebuah kekuatan dunia di masa depan. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA