“Operasi Ketupat mulai digelar 2 Agustus hingga 17 Agustus 2013 dengan menerjunkan 146.145 petugas,’’ kata’Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Mabes Polri, Boy Rafli Amar kepada
Rakyat Merdeka, di Jakarta.
Boy meminta peran aktif masyarakat untuk mensukseskan pengamanan selama musin lebaran ini. Upaya kepolisian tidak akan banyak artinya jika masyarakat tidak membantu.
“Kepolisian tentu berusaha maksimal melakukan pengamanan selama selama mudik, pengamanan saat hari raya, dan arus balik,’’ ujar Boy.
Pihaknya, lanjut Boy, telah melakukan kerja sama dengan instansi lainnya. Ini semua dilakukan demi suksesnya pengamanan lebaran.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya, lebaran kali ini’kepolisian juga menyelenggarakan operasi ketupat untuk mengamankan pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri, dan daerah-daerah yang ditinggalkan pemudik,’’ paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:Apa semuanya petugas berasal dari polisi?Tidak. Total personel yang diterjunkan dalam operasi ketupat sebanyak 146.145 orang. Terdiri dari 94.834 anggota Polri, 10.985 orang anggota TNI, 8.452 orang anggota Dinas Perhubungan, 9.155 orang anggota Damkar, 8.315 orang anggota PMI, 3.921 orang anggota Pramuka, 4.993 orang Mitra Kamtibnas, dan 2.657 orang anggota Linmas.
Lokasi mana saja yang diamankan?Di luar jalur mudik, kami tentunya mengamankan tempat-tempat wisata, rumah ibadah, permukiman penduduk yang ditinggalkan pemudik, terminal tempat keberangkatan dan kedatangan, serta titik-titik lain yang kami anggap harus diberikan pengamanan.
Kalau di jalur mudik?Untuk jalur mudik, konsentrasi utama operasi itu adalah jalur-jalur yang biasa dilalui para pemudik. Terutama dari Jakarta ke arah Jawa dan Sumatera.
Mabes Polri menerjunkan lebih dari enam ribu orang untuk membantu mengamankan dan mengatur lalu lintas jalur Pantura, terutama antara Cikopo (Cikampek) hingga Losari (Cirebon).
Selain itu, kami juga mewaspadai titik-titik rawan kemacetan dan kriminalitas yakni dengan penugasan pengamanan mudik yang dibagi dua prioritas dalam Operasi Ketupat 2013. Prioritas 1 meliputi sepuluh Polda yakni Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Selatan.
Apa alasannya memilih lokasi tersebut?Penentuan prioritas daerah tersebut dengan pertimbangan paling banyak dilalui pemudik yang menggunakan jalur darat, sehingga rawan gangguan kamtibmas.
Selain itu, persiapan apa saja yang sudah dilakukan?Kami sudah melakukan berbagai persiapan dari jauh-jauh hari. Ada tiga jenis upaya yang kami lakukan untuk memaksimalkan pengamanan.
Pertama, preventif, yaitu upaya dari pihak kepolisian untuk menempatkan aparat pada lokasi-lokasi yang dianggap perlu. Seperti lokasi rawan macet, rawan kejahatan, tempat wisata, dan lainnya.
Kedua, preventif, yaitu upaya koordinasi dengan berbagai instansi yang terlibat, seperti Kementerian Perhubungan, TNI, Kementerian Pekerjaan Umum, Organda, dan lainnya untuk meningkatkan pengamanan.
Dalam rapat koordinasi tersebut kami membicarakan tentang tugas masing-masing instansi, serta bentuk-bentuk kerja sama lintas instansi untuk mensukseskan penyelenggaraan lebaran tahun ini.
Ketiga, langkah pencegahan. Di sini kami memaksimalkan kinerja lembaga intelijen untuk mendeteksi potensi masalah yang mungkin terjadi selama musim lebaran ini, seperti ancaman bom di tempat ibadah dan keramaian.
Bagaimana dengan posko?Dalam melakukan tugas pengamanan, kami mendirikan pos pengamanan terpadu di berbagai lokasi. Selain berfungsi untuk melakukan pemantauan, di pos tersebut pemudik bisa istirahat.
Bagaimana kalau kejahatan di kendaraan umum, apa yang dilakukan polisi?Kami pun sudah menyiapkan aparat, dan meningkatkan pengamanan di terminal, stasiun kereta, pelabuhan, dan bandara guna mencegah aksi kejahatan. Misalnya kami meningkatkan pengamanan di terminal Kampung Rambutan, dan pelabuhan Bakauheni.
Di jalan pun kami mendirikan pos-pos pemantauan agar para petugas kami bias bertindak cepat apabila terjadi tindak kejahatan di kendaraan umum.
Makanya masyarakat juga harus meningkatkan kewaspadaannya saat mudik. Sebab hal tersebut diperlukan untuk mencegah terjadinya kejahatan. Tindak kejahatan seperti pencurian, perampokan, dan hipnotis itu selalu mengintai pemudik. Kepolisian kan hanya mengatasi.
Banyak pemudik menggunakan sepeda motor sebagai sarana transportasi, ini bagaimana?Memang. Masalahnya menggunakan motor atau tidak, itu kan juga hak. Maka Polri hanya bisa menghimbau, agar para pemudik mengurungkan niatnya menggunakan sepeda motor.
Kami paham kalau para pemudik ada yang ingin menggunakan motor agar bisa digunakan di kampung, atau karena menggunakan sepeda motor itu lebih murah. Tapi ingat, mudik dengan sepeda motor itu sangat berbahaya, karena sangat melelahkan dan membuat kondisi motor menjadi tidak prima.
Pengalaman tahun lalu, sekitar 900 orang meninggal karena kecelakaan saat mudik dan arus balik. Dari jumlah tersebut, mayoritas korban adalah pengguna sepeda motor. [Harian Rakyat Merdeka]
BERITA TERKAIT: