“Isu itu tidak masuk akal. Apa kepentingannya. Survei kami lakukan sebelum Hary Tanoe bergabung dengan Partai Hanura,’’ kata peneliti senior LSJ, Igor Dirgantara, kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Pengusaha nasional Hary Tanoesoedibjo bergabung ke Partai Hanura, 17 Februari 2013.
Dua hari kemudian, 19 Februari 2013, LSJ mengumumkan hasil surveinya yang menyebutkan elektabilitas partai yang dikomandoi Wiranto itu melonjak menjadi 5,8 persen.
Ada anggapan kenaikan elektabilitas itu gara-gara Hary Tanoe. Padahal, ini semata karena Partai Hanura tergolong bersih.
Soalnya, survei LSJ itu dilakukan 9-15 Februari 2013. Ini artinya sebelum Hary Tanoe bergabung.
“Hasil itu semata karena Hanura tergolong bersih,’’ paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Bagaimana sistem surveinya?
Kami lakukan seperti prosedur umumnya. Survei dilakukan 9-15 Februari. 2013 di 33 provinsi dengan 1.225 sampel. Margin error 2, 8. Persen dengan level of confindence dari narasumber 95 persen.
Takaran survei kami lebih kepada populasi dari penduduk Indonesia dewasa yang punya hak memilih (50. Persen pria dan 50 persen wanita).
Pengumpulan data kami gunakan teknik wawancara kuisioner. Fokus penelitian kami ada indikator dan tujuan surveinya. Semua terfokus sama elaktabilitas ke 10 partai.
Hasil survei LSI menyebutkan Hanura hanya 1 persen, kenapa LSJ 5,8 persen?
Kami tak mau komentari hasil survei lain.
Yang jelas, hasil survei kami seperti itu. Kalau Hanura dapat 5,8 persen, itu wajar. Sebab, partai ini dengan grade pamor yang masih baik dan cukup bersih.
Ada yang meragukan hasil survei itu, tanggapan Anda?
Hasil penelitian kami bisa dipertanggungjawabkan. Kami pastikan hasil itu berdasarkan data dan fakta yang resumenya kuat.
Ada juga yang menilai, survei itu pesanan, apa benar?
Itu tidak benar. Kami menjunjung tinggi kenetralan dalam meneliti, apalagi berkaitan politik. Tidak mungkin hasil penelitian ini jadi pesanan parpol. Kami masih junjung kode etik dan estetika. Apa yang kita hasilkan itu, begitulah adanya.
Apa LSJ merasa terpojok dengan isu itu?
Tentu. Tapi kami tak ingin menyalahkan pihak manapun. Opini itu kan hak preogratif setiap orang secara pribadi atau mengatasnamakan lembaga. Tak hanya parpolnya berpolitik, pasti ada lembaga survei yang bersaing untuk jadi terbaik.
O ya, bagaimana kira-kira ke depan posisi Hanura setelah Hary Tanoe bergabung?
Tentu semakin naik elektabilitasnya. Sebab, Hary Tanoe memiliki finansial dan media. Ini tentu modal besar untuk membesarkan Hanura.
Kalau Hanura melonjak, tapi Partai Demokrat dan PKS terpuruk, ini bagaimana?
Kami juga soroti posisi Partai Demokrat dengan 6,9 persen di tingkat keempat dan PKS peringkat tujuh dengan 2,6 persen.
Tentu hasil ini memang mengecewakan kedua belah partai. Anjloknya rating mereka karena kesalahan sendiri. Ini tak terlepas dari kesalahan sendiri.
Saat survei dilakukan, Anas Urbaningrum (Ketua Umum Partai Demokrat) terseret kasus korupsi. Sedangkan Lutfi Hasan Ishaq (bekas Presiden PKS) terseret kasus dugaan suap daging sapi impor. Ini yang meruntuhkancitra dan elektabilitas kedua partai itu.
Bagaimana LSJ melihat konstelasi politik 2014 ?
Kekuatan politik kayaknya masih tetap didominasi ‘the big four’, Partai Golkar, PDIP, Partai Demokrat, dan PKS. Tapi posisi Demokrat dan PKS bisa disalip kuda hitam kayak Hanura, Gerindra dan Nasdem. Malah perkiraan saya, kalau mereka sungguh-sungguh tingkatkan elektabilitas lagi, Partai Hanura bisa tembus tiga besar. [Harian Rakyat Merdeka]
BERITA TERKAIT: