“Saya kira ini fenomena besar di awal tahun 2013. Saya perkiÂrakan bakal banyak politisi yang pindah parpol,’’ ujar Marzuki Alie kepada
Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Seperti diketahui, Enggartiasto Lukita mundur dari anggota DPR dan kader Partai Golkar. KemuÂdian bergabung dengan Partai NaÂsional Demokrat (Nasdem).
Marzuki Alie selanjutnya meÂngatakan, terjadinya pindah parÂpol itu karena lemahnya penÂdidikan pembentukan kader.
“Kader itu sering diterima maÂsuk parpol secara instan tanpa proÂses yang matang,’’ katanya.
Berikut kutipan selengkapnya;Kenapa Anda memprediksiÂkan seperti itu?
Partai politik itu rentan terhaÂdap perpecahan. Itu terjadi karena proses rekruitmen dan pembinaan yang asal-asalan. Hal itu bisa diÂliÂÂhat banyaknya partai baru atau partai tua masih mengalami konÂflik internal menjelang Pemilu 2014.
Sikap Anda bagaimana meliÂhat situasi seperti itu?
Memprihatinkan. Ini berarti pengkaderan parpol tersebut gaÂgal. Kalau saya lihat, parpol yang bermasalah itu tidak menÂjalankan proses dasar dalam peÂrekrutan anggota. Semuanya dijaÂlankan dengan instan. Tidak ada proses dasar yang dilalui.
Apa saja proses dasar itu?
Tidak dilakukannya pembiÂnaan. Bahkan, kurangnya pengeÂtahuan calon anggota tentang misi dan visi yang dibuat partai poÂlitik yang hendak dimasuÂkiÂnya.
Dalam perekrutan, masih baÂnyak parpol tidak menjalanÂkan mekanisme yang sebenarÂnya. MiÂsalnya, si A ingin bergaÂbung deÂngan salah satu partai yang ada, tapi orang itu tidak paÂham latar beÂlakang dari parpol tersebut.
Seharusnya kan tahu ideologi, visi dan misi dari parpol tersebut. Makanya sering terjadinya konÂflik karena rentan terhadap perÂbedaan ideologi dan pendapat meski mereka berada di satu parpol.
Seharusnya bagaimana?
Seharusnya dari awal rekruitÂmen setiap calon anggota dibina atau diperkenalkan sistem parpol yang hendak dimasukinya, seÂhingga kader itu mampu mengÂukur pengetahuan pendidikan poÂlitik yang didapatkan selama berÂgabung dengan parpol teÂrsebut.
Para kader memahami bagaiÂmana menjalani proses jenjang kaÂrier, pola pembinaan yang jeÂlas, dan rekrutmen caleg yang jelas.
Bagaimana dengan bekas SekÂjen DPR Nining Indra SaÂleh yang ingin menjadi caleg?
Itu pilihan beliau. Saya tidak mau menyinggung suatu nama. Yang jelas, pindah parpol atau masuk parpol itu merupakan feÂnomena umum yang terjadi sekarang.
Nining memilih bergabung deÂÂngan salah satu partai nanÂtiÂnya, itu hak beliau. Yang jelas, pengalaman beliau semenjak menÂjabat Sekjen DPR cukup baik. TiÂdak ada salahnya jika beÂliau yang PNS berubah haluan menÂjadi politisi di pencalonan legisÂlatif 2014.
Kalau soal Enggartiasto Lukita?
Saya tidak tahu persis bagaiÂmana record politik beliau. Yang pasti saya menghormati putusan memilih ganti parpol.
Apa perekrutan di Nasdem Dan Golkar seperti itu?
Saya tidak menyebutkan NasÂdem atau Golkar, namun rata-rata fenomena seperti itu terjadi di partai politik. Orang masuk parpol bertujuan sebagai alat untuk kepentingan jangka pendek karena mau menÂcalonkan diri sebagai pejabat publik.
O ya, apa sudah ada pengÂganÂti Nining Indra Saleh?
Sudah ada. Kandidatnya terdiri dari 3 Deputi yang ada. Salah satuÂnya nanti akan kita lakukan pembahasan lebih lanjut dengan fraksi untuk saran-saran tugas sebagai Sekjen apa saja. [Harian Rakyat Merdeka]
BERITA TERKAIT: