WAWANCARA

Taufik Kiemas: Kalau Pindah Ibukota Ditolak, Pindah Kantor Pemerintah Saja

Jumat, 25 Januari 2013, 10:00 WIB
Taufik Kiemas: Kalau Pindah Ibukota Ditolak, Pindah Kantor Pemerintah Saja
Taufik Kiemas

rmol news logo Banyak kalangan menolak usulan Ketua MPR Taufik Kiemas memindahkan Ibukota Jakarta ke daerah lain.

Menanggapi hal itu, Taufik Kiemas mengatakan, kalau pe­min­dahan ibukota tidak di­ang­gap pas, mungkin yang lebih co­cok adalah memindahkan  kan­tor pemerintahan, seperti Malaysia.

“Kalau pindah ibukota ditolak, pin­dah kantor pemerintah sa­ja.  Ibu­kota tetap di Jakarta, tapi kan­tornya saja dipindahkan se­per­ti Malaysia,’’ kata Taufik Kie­mas kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, Rabu (23/1).

Menurut politisi senior PDIP itu, walau kantor pemerintahan di­­pin­­dahkan, persoalan banjir, ma­cet dan sampah di DKI Jakarta ha­rus tetap dituntaskan dengan baik.

Berikut kutipan selengkapnya:

Apa kantor pemerintah itu harus jauh dari Jakarta?

Itu bukan masalah, kan kita punya transportasi udara yakni he­likopter, atau bisa juga bikin jalan tol.


Apa itu bisa membuat macet hilang?

Paling tidak kan aktivitas pe­merintahan itu sudah berpin­dah. Tidak terpusat lagi semua­nya di Jakarta.

Konsentrasi pejabat negara bisa lebih fokus, tidak bergelut de­ngan macet dan banjir.  Tentu pemerintahan kita juga lebih baik.

Kalau soal banjir adalah kewa­jiban untuk tetap diselesaikan.


Membangun kantor peme­rin­tahan itu membutuhkan bia­ya besar, ini bagaimana?

Memang biayanya besar. Tapi bukankah membangun republik itu butuh biaya yang besar. Jadi tentunya ada konsekuensinya.

Kita kan punya uang, tentu bisa. Tahun depan saja kita pen­da­patannya hampir di atas Rp 2.000 triliun. Dengan dana se­be­sar itu tentunya kita bisa bangun.

 

Apa sudah disampaikan ide ini ke Jokowi?

Saya sudah bertemu dengan Pak Jokowi, walau agak berbeda pe­mikiran.

Yang jelas menyelesaikan ban­jir adalah hal yang utama.

Kita tidak boleh menyerah atas banjir dan kemacetan. Kan banyak solusi yang bisa dijalan­kan. Jadi sa­ya bilang ke Jokowi, kalau ban­jir jangan pindah juga, ha-ha-ha.


O ya,  Megawati ulang tahun, Rabu (23/1),   apa kadonya?

Simpel saja kalau saya.  Ka­donya adalah tetap setia menja­lani hidup bersama.


Ada acara khusus untuk merayakannya?

Tidak ada. Kami hanya makan-makan saja bersama keluarga besar.


Apa doa dan harapan ke­pada Mega?

Saya mendoakan agar selalu Khusnul Khotimah dan sehat selalu.


Apa kesan mendalam selama bersama Mega?

Kan sudah saya tuangkan da­lam buku.  Memang kami terka­dang tidak sama pemikirannya. Tapi saya dan Bu Mega baik baik saja. Apa yang sudah diputuskan Bu Mega, saya selalu tidak me­no­laknya. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA