Wacana mengusung Ketua MaÂjeÂlis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hilmi Aminuddin yang diÂlonÂtarkan sesepuh PKS Soeripto diÂtangÂÂÂgapi skeptis pendiri PKS, YuÂsuf Supendi.
Pria yang pernah membongkar boÂrok petinggi PKS ini menilai, UsÂtadz Hilmi tak laku dijual di Pilpres 2014. Dari sisi tingkat popularitasÂnya saja, kata Yusuf, Ustadz Hilmi masih terasa asing di telinga rakyat Indonesia.
Figur Ustadz Hilmi hanya famiÂliar di tingkat elite partai. “Itu baru popularitasnya, apalagi kalau kita bicara elektabilitasnya. ElektaÂbiÂlitas dia (Ustadz Hilmi) jauh di baÂwah rata-rata,†sindir Yusuf kepada RakÂyat Merdeka, kemarin.
Menurut Yusuf, masyarakat tenÂtuÂnya lebih mengenal figur seperti Hidayat Nur Wahid, Lutfi Hasan IsÂhaq, dan Anis Matta daripada Ustadz HilÂmi. “PKS harus berpikir ulang jiÂka ingin mengusung dia, karena bisa kalah nanti,†imbuhnya.
Selain itu, Yusuf juga tidak yakin pada Pilpres 2014 PKS sanggup mengusung duet capres. Pasalnya syarat dukungan untuk mengusung pasangan calon atau presidential thresÂhold yang ditetapkan masih terlalu tinggi dan tidak terjangkau PKS. “Apakah mungkin PKS bisa dapat suara 25 persen di pemilu leÂgisÂlatif? Saya rasa sangat tidak mungÂkin, untuk lolos di parliamenÂtary thresÂhold 3,5 persen saja sangat sulit,†katanya.
Belum lagi, diterangkan Yusuf, Hilmi Aminuddin punya beban sejaÂrah, karena politisi yang tinggal di Lembang, Bandung, Jawa Barat itu terkait dengan NII. “Sekali laÂgi, saya nilai berat,†tambahnya.
Sebelumnya, anggota Majelis PerÂÂÂtimbangan PKS Soeripto yakin betul jika PKS mengusung Ustadz Hilmi menjadi capres, mesin partai bakal beÂkerja optimal. Dia menjaÂmin seluÂruh kader dan simpatisan partai dari tingkat atas hingga bawah akan bergerak.
Kondisi sebaliknya akan terjadi jika PKS berkoalisi dengan partai lain mengusung capres-capres muÂka lama alias capres daur ulang.
SoeÂripto mengatakan, kader dan simÂpatisan PKS tak akan mau berÂgerak jika partainya mengusung caÂpres yang sudah pernah kalah. “KaÂrena kita menginginkan presiden yang akan datang bukan capres daur ulang,†tegas Soeripto. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: