Endriartono Sutarto: Posisi Ketua Umum Nasdem Tergantung Hasil Kongres

Selasa, 22 Januari 2013, 08:55 WIB
Endriartono Sutarto: Posisi Ketua Umum Nasdem Tergantung Hasil Kongres
Endriartono Sutarto
rmol news logo .Surya Paloh dalam wawancara dengan Rakyat Merdeka, akhir tahun lalu mengaku tidak akan mengambilalih posisi ketua umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem).

“Untuk apa saya ambil alih? Sa­ya kan yang dirikan partai ini,’’ kata Surya Paloh, ketika itu.

Menjelang Kongres, anggota Dewan Pembina Partai Nasdem Endriartono Sutarto mengatakan, sudah saatnya Ketua Umum Nas­dem dipegang Surya Paloh.

Apakah Surya Paloh benar-be­nar tergiur posisi itu. Makanya Ke­tua Dewan Pakar Hary Tanoe­soe­dibjo, Sekretaris Jenderal Ah­mad Rofiq, Wakil Sekretaris Jen­deral Saiful Haq, dan Ketua In­ter­nal DPP Endang Tirtana, meng­un­durkan diri dari Nasdem.

Yang jelas, Surya Paloh pernah bi­lang tidak ada dua matahari da­lam partai yang didirikan­nya. ”Iba­­­rat bumi, kalau ada dua mata­hari ma­ka yang terjadi adalah ben­­cana. Ma­ka saya yakinkan di Nas­dem ti­dak ada dua matahari,” kata Surya.

Menanggapi hal itu, Endriar­tono Sutarno mengatakan, posisi ketua umum apakah diganti atau tidak tergantung hasil kongres.

“Tergantung hasil kongres nan­ti ya. Kita tunggu saja,’’ kata be­kas Penglima TNI itu kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Berikut  kutipan selengkapnya;

Kalau begitu, kenapa Hary Tanoe mengundurkan diri?

Tentu kami sangat sesalkan itu. Pak Hary Tanoe mengambil ke­pu­tusan mengundurkan diri itu me­mang hak beliau. Namun sangat di­sayangkan beliau tidak mema­ha­mi bahwa perbedaan pendapat itu bisa diselesaikan secara baik-baik, bu­kan dengan cara seperti ini.

Apa ada yang salah dengan Partai Nasdem?

Partai ini hanya melakukan per­geseran. Sedikit mengalami peru­bahan pada struktural orga­nisasi saja.

Perubahan bagaimana?

Para anggota yang tergabung di partai ini masih didominasi  kaum muda. Hanya saja Pak Harry ke­be­ratan dengan pencanangan po­si­si Pak Surya Paloh sebagai ke­tua umum di partai ini.

Lagipula kenapa posisi itu direbut?

Di awal didirikannya partai ini, struktural organisasinya begitu se­derhana. Yang penting tujuan­nya lolos verifikasi di Kemen­terian Hu­kum dan HAM dan KPU.

Setelah itu, partai akan menga­lami sedikit perubahan, yakni ke­tua umum mau ditempati Surya Pa­loh. Seperti diketahui, Surya Pa­loh saat ini menduduki posisi sebagai Ketua Majelis Ting­gi Partai Nasdem.

Namun reorganisasi ini tidak banyak berubah. Semua tergan­tung hasil kongres Nasdem yang digelar 25 Januari mendatang.

Setelah banyaknya kader me­milih keluar, apa Anda juga  me­nyusul mereka?

Tidak, karena selama misi dan visi partai ini tidak berubah. Ma­­ka­nya saya tetap berada di partai ini.

Dengan keluarnya Hary Ta­noesoedibjo, apa Nasdem ma­sih kuat?

Masih dong, karena kader di partai ini semuanya mengerti or­ganisasi. Hanya saja per­tarungan di 2014 ditentukan  ke­berun­tungan saja. Saya yakin Nas­dem tidak akan berbeda de­ngan se­belum Hary Tanoe keluar dari partai ini.

Pengamat politik memperki­ra­kan Nasdem tidak akan maju, layu sebelum berkem­bang, tang­gapan Anda?

Tidak seperti itu. Sebab, Nas­dem membawa perubahan. Kalau Hary Tanoe memiliki konsisten dari awal untuk maju bersama Nasdem membawa perubahan yang lebih baik di masa men­da­tang, tentu tidak akan memilih partai lain, selain Nasdem.

Jelang Pemilu 2014, apa saja persiapan Nasdem ?

Merombak atau reorganisasi pada di level pengurus partai, tapi merembet ke tataran pimpinan tertinggi di partai ini. guna mem­perkuat misi dan visi dari Nas­dem itu sendiri. salah satu misi nya yaitu membawa perubahan le­bih baik lagi bagi negara ini di­masa mendatang.

Apa perlunya Surya Paloh ‘merebut’ posisi ketua umum, apa ingin menjadi Capres 2014?

Saya tidak tahu. Yang pasti Nas­dem komitmen dan konsisten untuk membawa perubahan pada negeri ini. Kalau diumpamakan di militer, Nasdem siap untuk ber­tempur di pemilu nanti. Baik pe­milu legislatif maupun pemilu presiden. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA