Menteri Komunikasi dan Informasi, Tifatul Sembiring, punya cerita sendiri menuju kantornya di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (17/1).
Banjir yang melanda kawasan kantornya itu, tidak membuat poÂlitisi PKS itu mengurungkan niatÂnya ke kantor.
“Kalau naik mobil tidak bisa meÂÂnembus banjir, ya turun dari mobil, jalan kaki menerobos banÂjir. Yang penÂting, banjir itu nggak boleh meng halangi kita bekerja seÂbagai men teri,’’ kata Tifatul SemÂbiÂring, keÂpada Rakyat MerÂdeka, Jumat (18/1).
Berikut kutipan selengkapnya:
Saya menerobos banjir di kaÂwasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Kendaraan yang saya tumpangi dari arah Semanggi tidak bisa meÂlintasi kepungan banjir di deÂkat Tosari. Antrian mobil terlalu panÂjang untuk dilalui, macet total.
Mobilnya parkir di mana?
Mobil saya tinggal di Dukuh Atas. Kalau tidak diterobos, mana bisa nyampe kantor. Apalagi, seÂtelah ke kantor, saya juga ke kanÂÂtor Kepresidenan.
Apa Anda memakai mobil dinas?
Dari rumah saya menggunakan Fortuner (jeep) karena melihat kondisi Jakarta lumpuh dengan banjir di mana-mana. Makanya saya tidak menggunakan mobil diÂnas, crown. Sebab, mobil terÂseÂbut rendah. Kondisi air saat saya linÂtasi dengan berjalan kaki keÂdaÂlaman air mencapai 50 senÂtiÂmeter.
Tadi Anda bilang ke kantor Kepresidenan, apa mendamÂpingi SBY menerima Presiden Argentina?
Betul. Agenda saya saat banÂjir itu ada dua. Pertama, Saya menÂÂÂdamÂpingi Presiden, SBY, meÂÂÂneÂriÂma kunjungan kenegaÂraan PreÂsiden Republik ArgenÂtiÂna CrisÂtina Elisabet Fernandez De KirÂchÂner.
Kedua, saya juga mengÂÂÂÂhaÂÂdiri kesepakatan kerja sama deÂngan Komisi PembeÂranÂÂtasan KoÂrupsi di Kuningan, Jakarta SeÂlatan.
Bagaimana perasaan Anda ketika itu?
Takut terlambat, karena tugas penÂting yang tidak bisa ditingÂgalÂÂkan. Macet dengan dikelilingi banÂjir di mana-mana bukan haÂlangan bagi saya untuk menjaÂlankan pekerjaan sebagai menteri untuk mendampingi Presiden.
Apa harapan Anda?
Pekerjaan rumah bagi kita seÂmua, agar tidak ada lagi banjir di maÂsa akan datang. Kemudian diÂharapkan durasi hujan tidak beÂgitu beÂsar, sehingga tidak ada lagi banjir.
Bagaimana raksi warga keÂtika melihat Anda berjalan kaÂki saat itu?
Warga sempat berteriak mangÂgil-manggil saya dengan sebutan Pak Menteri. Rasanya hari itu pengalaÂman saya menjadi berÂtambah. Selain bisa lebih dekat dengan warga, saya bisa juga meÂrasakan penderitaan yang dialami warga terkena musibah banjir tahun ini.
Apa tanggapan Anda terhaÂdap Gubernur DKI Jakarta JoÂkoÂwi tidak berkutik mengÂhaÂdaÂpi banjir ini?
Terlalu cepat kalau publik meÂnuntut Gubernur DKI Jakarta Jokowi untuk menuntaskan perÂmasalahan banjir saat ini. Sebab, Jokowi kan masih baru menÂjabat. Tapi tahun depan berharap banjir bisa diatasi. Perlu teroboÂsan unÂtuk mengatasi banjir itu. Jangan seperti ini terus tiap taÂhun. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.