Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

WAWANCARA

Tifatul Sembiring: Terlalu Cepat Kalau Jokowi Dituntut Tuntaskan Banjir

Minggu, 20 Januari 2013, 09:45 WIB
Tifatul Sembiring: Terlalu Cepat Kalau Jokowi Dituntut Tuntaskan Banjir
Tifatul Sembiring

rmol news logo Menteri Komunikasi dan Informasi, Tifatul Sembiring, punya cerita sendiri menuju kantornya di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (17/1).

Banjir yang melanda kawasan kantornya itu, tidak membuat po­litisi PKS itu mengurungkan niat­nya ke kantor.

“Kalau naik mobil tidak bisa me­­nembus banjir, ya turun dari mobil, jalan kaki menerobos ban­jir. Yang pen­ting, banjir itu nggak boleh meng­ halangi kita bekerja se­bagai men teri,’’ kata Tifatul Sem­bi­ring, ke­pada Rakyat Mer­deka, Jumat (18/1).

Berikut kutipan selengkapnya:

Dari mana saja Anda berja­lan kaki menerobos banjir?

Saya menerobos banjir di ka­wasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Kendaraan yang saya tumpangi dari arah Semanggi tidak bisa me­lintasi kepungan banjir di de­kat Tosari. Antrian mobil  terlalu pan­jang untuk dilalui, macet total.


Mobilnya parkir di mana?

Mobil saya tinggal di Dukuh Atas. Kalau tidak diterobos, mana bisa nyampe kantor. Apalagi, se­telah ke kantor, saya juga ke kan­­tor Kepresidenan.


Apa Anda memakai mobil dinas?

Dari rumah saya menggunakan Fortuner (jeep)  karena melihat kondisi Jakarta lumpuh dengan banjir di mana-mana. Makanya saya tidak menggunakan mobil di­nas, crown. Sebab, mobil ter­se­but rendah. Kondisi air saat saya lin­tasi dengan berjalan kaki ke­da­laman air mencapai 50 sen­ti­meter.


Tadi Anda bilang ke kantor Kepresidenan, apa mendam­pingi SBY menerima Presiden Argentina?

Betul. Agenda saya saat ban­jir itu ada dua. Pertama, Saya men­­­dam­pingi Presiden, SBY, me­­­ne­ri­ma kunjungan kenega­raan Pre­siden Republik Argen­ti­na Cris­tina Elisabet Fernandez De Kir­ch­ner.  

Kedua, saya juga meng­­­­ha­­diri kesepakatan kerja sama de­ngan Komisi Pembe­ran­­tasan Ko­rupsi di Kuningan, Jakarta Se­latan.


Bagaimana perasaan Anda ketika itu?

Takut terlambat, karena tugas pen­ting yang tidak bisa diting­gal­­kan.  Macet dengan dikelilingi ban­jir di mana-mana bukan ha­langan bagi saya untuk menja­lankan pekerjaan sebagai menteri untuk mendampingi Presiden.


Apa harapan Anda?

Pekerjaan rumah bagi kita se­mua, agar tidak ada lagi banjir di ma­sa akan datang. Kemudian di­harapkan  durasi hujan tidak be­gitu be­sar, sehingga tidak ada lagi banjir.


Bagaimana raksi warga ke­tika melihat Anda berjalan ka­ki saat itu?

Warga sempat berteriak mang­gil-manggil saya dengan sebutan Pak Menteri. Rasanya hari itu pengala­man saya menjadi ber­tambah. Selain bisa lebih dekat dengan warga,  saya bisa juga me­rasakan penderitaan yang dialami warga terkena musibah banjir tahun ini.


Apa tanggapan Anda terha­dap Gubernur DKI Jakarta Jo­ko­wi tidak berkutik meng­ha­da­pi banjir ini?

Terlalu cepat kalau publik me­nuntut Gubernur DKI Jakarta  Jokowi untuk menuntaskan per­masalahan banjir saat ini. Sebab, Jokowi kan masih baru men­jabat. Tapi tahun depan berharap banjir bisa diatasi. Perlu terobo­san un­tuk mengatasi banjir itu. Jangan seperti ini terus tiap ta­hun. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA