Jusuf Kalla memang kader Partai Golkar, tapi bekas wakil presiden itu belum memutuskan pilih parpol mana dalam Pemilu 2014.
“Saya tidak pernah bingung daÂlam menentukan sikap. Tapi unÂtuk Pemilu 2014 memang saya beÂlum memutuskan pilih parpol mana,’’ ujar Jusuf Kalla kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Yang jelas, lanjut bekas Ketua Umum Partai Golkar itu, 10 parÂpol peserta pemilu itu menarik unÂtuk dipilih. Tergantung situasiÂnya nanti.
“Sekarang ini saya masih daÂlam tahap berpikir-pikir, belum meÂnentukan sikap. Kalau sudah wakÂtunya, saya pasti nyatakan menÂdukung parpol mana,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya;
Bagaimana Anda tanggapi 10 partai yang bakal ikut PeÂmilu 2014 ?
Saya kira keputusan hanya menggolkan 10 partai itu sudah bagus. Tidak terlalu banyak dan tak juga sedikit. Parpol tersebut sejauh ini terbaik buat negara kita.
10 parpol itu ideal untuk seÂkarang ini?
Betul. Parpol itu kan media kita mendapatkan anggota DPR yang terbaik. Mereka kan perwaÂkiÂlan rakyat. Pasti tak banyak yang maÂsuk walau yang kepingin banyak. Saya kira 10 itu cukup bagus. KaÂlau banyak seperti Pemilu 2009 dengan 48 parpol konseÂkuenÂsinya biaya politik bakal tinggi, banyak suara hilang, bakal banyak peÂlanggaran, dan sebagainya.
Apa Anda masih bingung memilih parpol mana?
Saya belum ada kepastian jadi calon presiden atau wakil sekaliÂpun. Tiap partai pasti punya piliÂhan capres sendiri, saya pun harus hormati itu.
Bukankah banyak parpol melirik Anda?
Banyak ajakan, tapi sebatas waÂcana aja. Tapi kepastian mengÂajaknya belum ada. Saya masih tunggu dinamika ke depan. Yang pasti saya tidak akan maju meÂlalui Partai Golkar.
Kabarnya Anda bakal meraÂpat ke Partai Nasdem?
Saya memang diajak khusus Mas Surya Paloh dan Mas Hary Tanoesoedibjo ke Batam. Sama mas Surya kita emang teman laÂma. Ya, itu ajakan biasa.
Saya diÂminÂta datang jadi tamu dalam deÂklarasi untuk perkuat geÂrakan resÂtorasi bangsa. SebeÂlumÂnya saya kan pernah ikut daÂlam ormas Nasdem.
Kalau ada tawaran dari parpol lain, berarti meninggalÂkan Partai Golkar dong?
Dalam dinamika politik, orang keÂluar masuk partai kan hal lumÂrah. Saya tidak pernah pengaruhi siaÂpapun untuk keluar, itu berÂsumber inisiatif sendiri dan kita harus hormati keputusan itu. KaÂlau ada yang keluar, tak ada peÂlampiasan atas ketidakpuasan terÂtentu, saya tidak tahu.
Bagaimana peluang Golkar kalau Anda dan pengikut pilih parpol lain, berarti pecah kongsi?
Tidak ada pecah kongsi. Saya pastikan Golkar tetap solid dan kuat. Tidak ada perpecahan secaÂra internal.
Elektabilitas Anda lebih baik dibanding Aburizal Bakrie, ini bagaimana ?
Saya tak pernah berpikir seperÂti itu. Sampai saat ini saya belum pernah menjual itu buat capres. Saya masih bahagia jalani pekerÂjaÂan dan berbagai kegiatan sosial. Bagi saya mengabdi kepada neÂgaÂra ini bisa di banyak tempat, keÂsempatan, dan wujudnya.
Lalu bagaimana wacana dan peÂÂluang Anda bertandem deÂngan Megawati Soekarnoputri ?
Saya dan Ibu Mega baru sekaÂdar hubungan biasa. Kami meÂmang dekat karena pernah sama-sama dalam kabinet. Belum ada komÂpromi apapun menyangkut PilÂres 2014. Kita tidak ada pemÂbiÂcaraan ke Pilpres. Kita tunggu saja, seÂkarang masih terlalu jauh. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: