Pemilu 2009, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) mendapat nomor urut 1. Tapi perolehan suaranya paling terakhir dari sembilan parpol yang lolos ke Senayan.
Saat pengocokan nomor urut peÂserta Pemilu 2014, kemarin, di KPU, partai yang didirikan WiÂranto itu mendapat nomor teraÂkhir, yakni 10.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto tiÂdak mempermasalahkannya. NoÂmor urut boleh terakhir, tapi hasil pemilu di atas.
“Hasil pemilu yang terpenting, buÂkan nomor urutnya. Meski pun awalÂnya saya berharap bisa menÂdaÂpat nomor urut 1 sama seperti PeÂmilu 2009,’’ kata Wiranto keÂpaÂda Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
“Tapi Hanura dapatnya nomor 10, ya nggak apa-apa. Kami tetap opÂtimistis bisa menaikkan peroleÂhan suara dari sebelumÂnya,’’’tamÂbah bekas Menhankam/Panglima TNI itu.
Berikut kutipan selengkapnya;
Nggak ada kecewa. Kami tidak mempermasalahkan nomor urut peserta pemilu itu. Dapat nomor beÂrapapun tidak masalah. Kami berjuang di jalan rakyat saja, seÂhingga merasa optimistis peroÂlehan suaranya meningkat dibanÂding pemilu lalu.
Kenapa Anda optimistis peÂroÂlehan suaranya meningkat?
Tentu, ini bisa dilihat dari peneÂriÂmaan masyarakat terhadap ParÂtai Hanura. Kami seluruh kader ParÂtai Hanura berjuang keras unÂtuk memenuhi harapan rakyat.
Targetnya berapa dapat kursi DPR?
Pokoknya lebih banyak. Kalau Pemilu 2009, kami mendapat 18 kursi DPR. Nanti tentunya berÂtamÂbah. Kami bertekad untuk memÂperbaiki posisi di legislatif.
Bukankah nomor buncit itu pertanda kurang menguntungÂkan?
Ah, nggak. Malah mengunÂtungÂÂkan.
Lho, kenapa?
Saya perkirakan nomor 10 daÂlam kertas suara bakal paling di bawah di ujung. Ini memuÂdahkan masyarakat untuk melihatnya. Berarti kami gampang mengaÂrahÂkan pemilih untuk mencoblos Partai Hanura.
Berarti Anda perkirakan nomor itu berpengaruh ?
Kita tidak boleh tahayul. Tidak boleh juga shuuzon (berprasangÂka buruk). Perolehan nomor itu kan nasib. Kami mesti gantungÂkan semua ke Tuhan. Yang terÂpenÂting kami bicarakan mengeÂnai straÂtegi pemenangan pemilu. Tentukan langkah-langkah terÂbaik di 2014 nanti.
Apa merasa tidak terbebani dengan urut terakhir itu ?
Kami tak ada perasaan begitu. Kami harus selalu optimistis dan berÂpikiran positif. Nomor itu kan hanya dinamika perjalanan poÂlitik selama pemilu. Anggap saja ini sedang ujian. Ini berarti ingin daÂpat nilai 10. Sebab, itu nilai tertinggi, angka terbaik.
Ya, dalam pencapresan saya diamanahkan Partai Hanura. Artinya, tetap maju nyapres. Dari awal, saya atas nama partai sudah dicalonkan diri. Saya sebagai keÂtua umum, juga didorong sebagai capres. Saya kira semua ini meÂnyeÂmangati teman-teman semua kaÂder Partai Hanura agar membeÂrikan yang terbaik.
Sudah dua kali gagal dalam PilÂpres, apa ini tidak mengÂgangÂÂgu pikiran Anda?
Bagi saya ini peluang untuk teÂrus berjuang. Saya selalu optiÂmisÂtis. Pencapresan ini tidak hanya bawa nama sendiri, tapi nama beÂsar partai. Ke depan bagaimana agar seluruh kader Partai Hanura beÂrusaha wujudkan cita-cita parÂtai ini, yakni menang di parlemen dan menang di pilpres.
Menjadi capres, tentu butuh koalisi, apa sudah ada gambaÂran menjalin koalisi dengan partai mana?
Itu pasti, koalisi nanti. Buat baÂngun bangsa ini kan tak bisa dilaÂkukan sendiri. Pasti butuh teman yang punya idealisme, visi dan misi sama. Kita tunggu perkemÂbaÂngan nanti. Yang penting sekaÂrang berjuang dulu menangkan peÂmilu legislatif.
Hanura dan semua parpol, tenÂtu lagi perjuangkan diri agar lolos parliamentary threshold. Itu syaÂrat sah sebagai parpol, berhak caÂlonkan capres dan cawapres.
Capres/cawapres dicalonkan parÂpol dan gabungan parpol. KaÂmi juga harus sadar diri, kalau poÂsisi kami kuat akan coba ganÂdeng partai minoritas. Kalau kaÂmi bersuara kecil, kami berusaha galang kekuatan. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: