WAWANCARA

Julian Aldrin Pasha: Kunjungan Presiden Bukan Sosialisasi Ibu Ani Yudhoyono Menjadi Capres

Senin, 07 Januari 2013, 09:05 WIB
Julian Aldrin Pasha: Kunjungan Presiden Bukan Sosialisasi Ibu Ani Yudhoyono Menjadi Capres
Julian Aldrin Pasha

rmol news logo Kunjungan Presiden SBY ke Pasar Ikan Tanjung Pasir, Tangerang, Jumat lalu, bukan untuk sosialisasi Ibu Ani Yudhoyono menjadi Capres 2014.

Begitu disampaikan Juru Bi­cara Presiden Julian Aldrin Pasha menanggapi pertanyaan Rakyat Merdeka soal  kunjungan itu dinilai ‘ber­bau’ politis.

“Itu murni kunjungan biasa. Setiap Pak SBY ke daerah dan ke luar negeri, selalu Ibu Ani ikut men­dampingi. Lalu kenapa dini­lai se­bagai sosialisasi menjadi ca­pres. Ini nggak masuk akal,” pa­parnya.

“Pemikiran itu tidak benar, meng­kait-kaitkan tugas negara de­ngan politik. Saya juga tidak ta­­hu kok bisa orang berpikir kayak be­gitu,” tambah Julian.

Berikut kutipan selengkapnya:

Tapi ada yang menilai seperti itu, soalnya SBY blusukan men­jelang 2014, kenapa bukan dari dulu?

Terus terang saya pribadi me­nilai kurang tepat apa yang dila­kukan Pak SBY dibilang blusu­kan seperti dilakukan  Pak Joko­wi.


Kenapa?

Blusukan itu kan kesannya me­nerobos dan menyelusup. Istilah di media seperti itu kurang tepat. Lebih tepat disebut sebagai kun­jungan mendadak Presiden.


Apa tujuan kunjungan men­da­dak itu?

Tujuannya untuk mengetahui sejauhmana pemerataan pro­gram-program pemerintah yang telah dilakukan atau dijalankan.

Terkadang ditemukan masalah yang bukan bersumber dari pe­me­rintah pusat, tapi level daerah, se­perti pemprov, kabupaten/ko­tama­dya,  kecamatan, atau ke­lurahan.

Apa SBY ingin melihat  ki­nerja menterinya dirasakan hingga ke lapis bawah?

Bisa juga dibilang begitu. Tapi Pak SBY selalu membawa men­teri teknis seperti Menteri PU un­tuk melihat apakah infrastruktur sudah baik dan dirasakan  masya­rakat lapisan bawah.

Kunjungan ke kampung seperti itu akan terus dilakukan. Sebab, sudah komitmen beliau agar se­lalu dekat dengan rakyatnya.


Apa benar kunjungan itu tidak dipersiapkan?

Betul. Pak SBY pergi tanpa mem­beritahukan siapa-siapa. Buk­tinya, tidak ada yang diper­siapkan seperti protokoler atau acara serimonial. Benar-benar murni mendadak untuk melihat kehidupan dan denyut pereko­nomian masyarakat di bawah.


Buat apa capek turun ke ba­wah, kan ada menteri ?

Indonesia di mata dunia me­mi­liki predikat yang cukup baik, te­ru­tama di mata negara-negara anggota  G-20.

Maka,  walau pe­re­­konomian kita dirasakan baik, Presiden merasa perlu melihat langsung ke bawah untuk menge­tahui apa saja masalah-masalah yang masih timbul.


Apa ini akan dijadikan ba­han evaluasi menteri?

Biasanya ya. Apa yang diketa­hui dan didapat Presiden atas kun­jungan mendadak ini akan di­jadikan bahan evaluasi untuk me­ningkatkan kinerja pemerin­tahan.


Ke daerah mana lagi kun­jungan mendadak SBY?

Kita lihat situasi dan kondisi. Yang jelas selama dua tahun tera­khir, beliau akan melakukan kun­jungan mendadak untuk melihat kondisi daerah dan komunitas-komunitas tertentu.


Ada juga anggapan SBY tu­run ke bawah untuk mem­per­baiki citra Partai Demokrat, ini bagaimana?

Ah, nggak benar itu, nggak masuk logika saya itu. Masa Pre­si­den turun ke bawah dianggap untuk memperbaiki citra partai Demokrat atau cari popularitas seperti itu.


Ada  yang bilang SBY tiru gaya Jokowi, ini bagaimana?

Wah, apa lagi itu. Kami sangat menyesalkan di beberapa media yang menyamakan kunjungan mendadak Pak SBY seperti Pak Jokowi. Padahal hal ini pernah di­lakukan Pak SBY di periode lalu  sebelum Pak Jokowi mela­ku­kannya. Maka kurang tepat juga kalau dikatakan Presiden meniru gaya Pak Jokowi. Sebab, hal se­perti ini sudah biasa dilakukan Presiden.

O ya, kapan penetapan Men­pora diumumkan?

Saya hanya tahu dalam waktu dekat. Tentu tidak berbulan-bulan atau tahunan dong.

Siapa orangnya?

Wah, kalau itu saya tidak tahu. Saya rasa sudah ada pada Presi­den. Yang jelas Pak SBY sedang me­lakukan pertimbangan-per­timbangan. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA