Dari berbagai survei, muncul lima tokoh dari kalangan militer yang berpeluang menjadi Capres 2014.
Mereka adalah Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto, JendeÂral TNI (Purn) Wiranto, Menko PolhuÂkam MarÂsekal (Purn) DjoÂko SuyanÂto, BeÂÂkas Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono SuÂtarÂto, dan KaÂsad JenÂderal PraÂmono Edhie Wibowo.
Menanggapi hal itu, bekas Menperindag Letjen TNI (Purn) Luhut Panjaitan mengatakan, seÂkarang ini gampang menyebut menjadi capres. Tapi faktanya nanÂti tidak seperti itu.
“Siapapun boleh maju, termaÂsuk calon dari TNI, tapi harus lihat kompetensinya dulu,†kata Luhut Panjaitan kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya:
Ya. Semua punya hak untuk maju. Tapi sistem politik kita kan sudah mengacu aturan persentase pendukungan. Masing-masing calon harus berkaca.
Apa calon dari Jenderal TNI purnawirawan masih laku?
Ya laku saja. Tapi kan sekarang perÂdebatannya bukan soal sipil-militer. Masalah utama yang harus kita pikirkan adalah mereka yang mau maju apakah memiliki kompetensi yang bagus.
Apa calon berlatarbelakang TNI sudah pasti tegas?
Ah, nggak juga. Ada juga tenÂtara yang tidak tegas. Bahkan toÂkoh sipil banyak yang tegas.
SaÂya kira nggak usah diperÂdebatkan lagi dikotomi sipil-militer menÂjadi capres. Yang penÂting putra-puÂtri terbaik bangÂsa tentu layak menjadi capres. Yang perlu dikeÂdeÂpankan kriteria capres yang baik.
Bagaimana caranya?
Tentu melihat track record para capres itu. Saya berharap sukÂses story Pak SBY menjadi preÂsiden jangan ‘dijudikan’ keÂpada orang yang tidak kompeten.
Maksudnya?
Jangan dijudikan apa yang suÂdah dicapai SBY oleh calon yang memiliki masalah. Apalagi menÂjudikannya kepada calon pemimÂpin yang tidak jelas track reÂcordnya.
Apa yang Anda maksud itu calon yang tersangkut masalah HAM?
Bukan itu maksud saya. Kalau soal itu, saya nggak mau komenÂtar. Biar rakyat yang menilai saja. Pokonya track record yang tidak bagus pasti masyarakat bisa menilai.
Bagaimana peluang caÂpres dari TNI?
Saya kira setiap calon yang maÂju dalam Pilpres 2014 memiÂliki peluang menang.
Sebab, kalau sudah menjadi caÂpres sudah ada dukungan riil dari rakyat melalui parpol yang mencalonkan orang tersebut.
Tentunya tergantung persyÂaraÂtan. Berapa persen perolehan parÂpol dalam Pileg untuk bisa mengÂajuÂÂkan pasangan capres. Itu yang saya sebut dengan keÂreÂta untuk maju.
Pemimpin yang bagus itu seperti apa sih?
Keadaan politik saat ini tidak menentu, maka tidak bisa kita biarkan pemimpin yang tidak jeÂlas dan tidak sesuai perkataan dengan perbuatan. Presiden ke depan tidak perlu ragu.
Kalau di TNI ada paham, peÂmimpin itu harus punya ketelaÂdaÂnan dan solidaritas internal, harus paham hukum, keadilan dan tegas.
Bukan itu saja, pengalaman mengenai pembangunan ekonoÂmi pemimpin juga harus punya, terÂÂmasuk pemahaman kebangÂsaan dan Pancasila. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: