WAWANCARA

Jenderal TNI (Purn) Luhut Panjaitan: Nggak Usah Diperdebatkan Lagi Dikotomi Sipil-Militer Jadi Capres

Sabtu, 22 Desember 2012, 09:12 WIB
Jenderal TNI (Purn) Luhut Panjaitan: Nggak Usah Diperdebatkan Lagi Dikotomi Sipil-Militer Jadi Capres
Jenderal TNI (Purn) Luhut Panjaitan

rmol news logo Dari berbagai survei, muncul lima tokoh dari kalangan militer yang berpeluang menjadi Capres 2014.

Mereka adalah Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto, Jende­ral TNI (Purn) Wiranto, Menko Polhu­kam Mar­sekal (Purn) Djo­ko Suyan­to, Be­­kas Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Su­tar­to, dan Ka­sad Jen­deral Pra­mono Edhie Wibowo.

Menanggapi hal itu, bekas Menperindag Letjen TNI (Purn) Luhut Panjaitan mengatakan, se­karang ini gampang menyebut menjadi capres. Tapi faktanya nan­ti tidak seperti itu. 

“Siapapun boleh maju, terma­suk calon dari TNI, tapi harus lihat kompetensinya dulu,” kata Luhut Panjaitan kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Berikut kutipan selengkapnya:

Faktanya nanti seperti apa?

Ya. Semua punya hak untuk maju. Tapi sistem politik kita kan sudah mengacu aturan persentase pendukungan. Masing-masing calon harus berkaca.


Apa calon dari Jenderal TNI purnawirawan masih laku?

Ya laku saja. Tapi kan sekarang per­debatannya bukan soal sipil-militer. Masalah utama yang harus kita pikirkan adalah mereka yang mau maju apakah memiliki kompetensi yang bagus.


Apa calon berlatarbelakang TNI sudah pasti tegas?

Ah, nggak juga. Ada juga ten­tara yang tidak tegas. Bahkan to­koh sipil banyak yang tegas. 

Sa­ya kira nggak usah diper­debatkan lagi  dikotomi sipil-militer men­jadi capres. Yang pen­ting putra-pu­tri terbaik bang­sa tentu layak menjadi capres. Yang perlu dike­de­pankan kriteria capres yang baik.


Bagaimana caranya?

Tentu melihat track record  para capres itu. Saya berharap suk­ses story Pak SBY menjadi pre­siden jangan ‘dijudikan’  ke­pada orang yang tidak kompeten.


Maksudnya?

Jangan dijudikan apa yang su­dah dicapai SBY oleh calon yang memiliki masalah. Apalagi men­judikannya kepada calon pemim­pin yang tidak jelas track re­cordnya.


Apa yang Anda maksud itu calon yang tersangkut masalah HAM?

Bukan itu maksud saya. Kalau soal itu, saya nggak mau komen­tar. Biar rakyat yang menilai saja. Pokonya track record yang tidak bagus pasti masyarakat bisa menilai.


Bagaimana peluang ca­pres dari TNI?

Saya kira setiap calon yang ma­ju dalam Pilpres 2014 memi­liki peluang menang.

Sebab, kalau sudah menjadi ca­pres sudah ada dukungan riil dari rakyat melalui parpol yang mencalonkan orang tersebut.


Kira-kira berapa orang maju dalam Pilpres 2014?

Tentunya tergantung persy­ara­tan. Berapa persen perolehan par­pol dalam Pileg untuk bisa meng­aju­­kan pasangan capres. Itu  yang saya sebut dengan ke­re­ta untuk maju.


Pemimpin yang bagus itu seperti apa sih?

Keadaan politik saat ini tidak menentu, maka tidak bisa kita biarkan pemimpin yang tidak je­las dan tidak sesuai perkataan dengan perbuatan. Presiden ke depan tidak perlu ragu.

Kalau di TNI ada paham, pe­mimpin itu harus punya ketela­da­nan dan solidaritas internal, harus paham hukum, keadilan dan tegas.

Bukan itu saja, pengalaman mengenai pembangunan ekono­mi pemimpin juga harus punya, ter­­masuk pemahaman kebang­saan dan Pancasila.  [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA