Awal Desember lalu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendukung musisi dangdut Rhoma Irama sebagai Capres 2014.
Sosok pelantun ‘Darah Muda’ yang penuh kontroversial ini dinilai dimanfaatkan PKB untuk menambah suara dalam PemiÂliÂhan Legislatif (Pileg).
Menanggapi hal itu, Wakil SekÂjen PKB, Jazilul Fawaid meÂngatakan, pihaknya tidak meÂmanÂfaatkan Rhoma Irama untuk mendulang suara dalam Pileg.
“Ah PKB tidak begitu dong. Ini kan sinergi Rhoma dan PKB. RhoÂma butuh PKB dan PKB buÂtuh Rhoma. Kemudian mendaÂtangÂkan keuntungan, itu biasa dan ini yang dinamakan simbiosis mutualisme, saling menguntungÂkan,†kata Jazilul Fawaid kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Seperti diketahui, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengumumkan partainya melirik Rhoma Irama sebagai capres.
PKB akan mengadakan pembiÂcaraan lanjutan dengan raja dangÂdut yang dikenal dengan ungÂkaÂpan “sungguh terlalu†ini.
Jazilul Fawaid selanjutnya mengatakan, pihaknya serius meÂlirik Rhoma Irama. Sebab, poÂpularitasnya tidak diragukan lagi.
Berikut kutipan selengkapnya;
Rhoma Irama itu kan sudah sukses meniti karier, sehingga menjadi raja dangdut. Itu tidak muÂÂdah dicapai pedangdut lainnya.
Denan Pilpres secara langsung, sosok popular itu wajib. Selain itu, masalah integritasnya.
Nah, Rhoma dari segi populaÂritas sudah mengalahkan yang lainnya. Ini berarti Rhoma sudah memilliki modal untuk bersaing dengan capres lainnya.
Bukankah popularitas di sisi musik belum tentu sukses di politik?
Kalau memang ada menolak Rhoma untuk maju sebagai caÂpres PKB, tentu kami akan meÂlihat sejauh mana penolakan itu.
Cara mengujinya bagaiÂmana?
Ya diuji di internal PKB dan di masyarakat. Itu ada tahapannya yang harus dilalui Rhoma. Tapi saat ini kalau ada yang bilang Rhoma tidak layak menjadi PreÂsiden, saya protes.
Loh kenapa?
Kan Roma sudah sukses memimpin musisi dan lainnya. Ini kan sudah ada modalnya.
Apakah musisi bisa menyeleÂsaiÂkan banyak persoalan bangÂsa ini?
Kenapa tidak. Di Amerika SeÂrikat saja yang super power perÂnah artis menjadi presidennya yakni Ronald Reagan. Lagipula kalau Rhoma masih diragukan, tentu Rhoma masih bisa memÂperbaiki diri agar memenuhi haraÂpan publik.
Sepertinya Anda ambisius sekali menggolkan Rhoma ya?
Saya bukan berarti berambisi mendukung Rhoma. Tapi kalau diamati Rhoma itu memenuhi kriteria Presiden idaman PKB.
Dilihat dari mananya?
Ya. Dari lirik lagu-lagunya dan gayanya. Tidak jauh dengan gaya PKB juga. Kalau ada yang sebut dukungan ini kampungan, tentu tidak. Sebab, musik Rhoma dekat dengan PKB. Yang jelas visi RhoÂma terhadap Islam itu juga mirip dengan PKB. Karena kedekatan itulah PKB melirik Rhoma.
Apapun alasan yang Anda sampaikan, banyak pihak meÂniÂÂlai ini hanya strategi PKB unÂtuk mendulang suara Pileg, ini bagaimana?
Kami bukan dalam rangka memanfaatkan Rhoma untuk dulang suara di Pileg. Apalagi dalam rangka pragmatism.
Kita sama-sama membesarkan satu sama lain. Kalau Rhoma bisa membesarkan PKB, tentunya PKB harus bisa membesarkan Rhoma.
Bagaimana konsep sama-asma mendukung itu?
Rhoma melalui musik dakwahÂnya punya umat. PKB dalam poÂlitik juga punya umat. Kami saÂling membesarkan. Posisinya tiÂdak ada yang saling memanÂfaatkan.
Saat ini Rhoma berjuang meÂnuÂju RI-1. PKB juga ingin meÂmimÂpin negeri ini. Ini berarti punya tujuan yang sama.
Apa PKB meninggalkan Rhoma di tengah jalan?
Tidak. Partai lain saja sudah mencari capres, kok kita sia-siaÂkan Rhoma. Di partai lain, ketua umumnya aja mencalonkan diÂtolak, apalagi kalau bukan ketua umum. Tapi disadari atau tidak, pencapresan Rhoma ini sudah menguat. Sebab, Rhoma sudah lama mendeklarasikan diri.
Rhoma dianggap belum berÂpengalaman di politik, apa koÂmentar Anda?
Kalau di dunia politik memang Rhoma belum memiliki pengalaÂman di struktural parpol atau menjadi kepala daerah seperti Rano Karno dan Dede Yusuf.
Tapi Rhoma kan ketika ditanya kenapa mau nyapres karena dia melihat bangsa ini membutuhÂkannya. Apalagi Rhoma punya gaya kepemimpinan berbeda.
Memangnya bagaimana keÂpeÂmimpinan Rhoma?
Gaya kepemimpinannya terbaÂwa gaya artis atau budayaÂwanÂnya. Saya berharap gaya kepeÂmimpinan budayawan bisa meÂwarnai kepemimpinan Indonesia ke depan. Indonesia kan sudah pernah dipimpin insinyur, tentara, teknokrat, ulama dan tokoh perempuan. Tinggal musisi saja yang belum. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.