WAWANCARA

Jusuf Kalla: Sekarang Saya Di Beijing, Mana Bisa Hadir Di DPR

Rabu, 12 September 2012, 09:02 WIB
Jusuf Kalla: Sekarang Saya Di Beijing, Mana Bisa Hadir Di DPR
Jusuf Kalla

rmol news logo Tim Pengawas (Timwas) kasus Bank Century DPR sudah menjadwalkan Rabu ini memanggil bekas Wapres Jusuf Kalla dan bekas Ketua KPK Antasari Azhar.

Tapi, Jusuf Kalla tidak bisa hadir ke DPR karena sedang di luar negeri.

“Jujur saja, saya belum tahu rencana DPR memanggil saya. Sebab, sudah seminggu ini saya berada di luar negeri, meng­hadiri berbagai pertemuan di sejumlah negara karena di­un­dang,” kata Jusuf Kalla Kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Jusuf Kalla pun belum tahu sam­pai kapan berada di luar ne­geri. Jika pertemuannya sudah selesai, langsung balik ke Indonesia. “Kemarin (Senin, 10/9) saya di Denmark, sekarang lagi di Beijing, mana bisa hadir di DPR, “ katanya.

Seperti diketahui, anggota Tim­was kasus Bank Century, Fahri Hamzah menuturkan, pi­hak­nya sudah bulat me­mang­gil Antasari Azhar dan Jusuf Kalla.

Menurut Fahri, hampir dipas­tikan kedua orang tersebut akan da­tang memenuhi pang­gilan Timwas dan bersedia mem­berikan keterangan terkait kro­nologis pemberian dana bai­lout Bank Century.

“Dapat dipastikan, AA dan JK datang Rabu nanti,” kata Fahri.

Jusuf Kalla selanjutnya me­nga­takan, baru men­de­ngar kabar tersebut dari me­dia.

“Belum ada surat res­mi yang saya terima. Sebab, me­mang beberapa hari terakhir ini saya berada di luar negeri,” pa­parnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Apakah Anda siap hadir di DPR untuk dimintai keterang­an?

Saya sih siap saja. Masa tidak siap. Tetapi tentunya bila saya sudah berada di Indonesia, dan ada surat resmi yang ditujukan lang­sung kepada saya. Insya Allah saya bisa hadir kalau me­mang ada waktunya.


Apa yang akan Anda jelas­kan  di DPR?

Saya juga belum tahu, perta­nyaannya seperti apa. DPR itu mau tahu soal apa. Yang pasti saya hanya bicara yang saya tahu saja.

Saya mau ngomong apa saja yang ditanyakan oleh DPR. Kalau saya tidak tahu, masa saya ngomong, he-he-he. Saya akan je­laskan di DPR itu tergantung pertanyaan dari DPR itu sendiri.


Katanya Anda sudah dikon­firmasi siap hadir?

Saya dengar saja dari media. Tapi saya siap hadir kok. Me­mang saat ini belum ada surat res­mi yang saya terima. Yang pasti dalam pertemuan seperti yang di­katakan oleh Pak Antasari Azhar itu saya tidak hadir.


Kenapa Anda tidak hadir da­lam pertemuan itu?

Saya memang tidak hadir dalam pertemuan itu karena tidak di­­un­dang. Harus diketahui juga bahwa tidak se­mua pertemuan Presiden itu sa­ya harus hadir. Kalau tidak diun­dang, masa harus hadir juga.


Kalau misalnya, waktu itu Anda dipanggil, Anda juga akan hadir?

Kalau saya diundang dalam pertemuan dengan presiden dan kapasitas saya waktu itu sebagai wakil presiden, bia­sa­nya saya selalu hadir. Tetapi ka­lau nggak di­undang, ya nggak hadir dong.

Saat itu Anda ada berada di mana?

Saya berada di Indonesia saat itu. Tidak di luar negeri.


Apa benar ada pembahasan terkait bailout Bank Century dalam pertemuan 9 Oktober 2008 yang dihadiri SBY itu?

Saya tidak tahu. Kalau tidak hadir, bagaimana saya bisa tahu. Saya tidak tahu pembicaraannya seperti apa.

Anda tidak merasa tersing­gung karena tidak diundang?

Nggaklah. Mungkin pertemuan itu khusus membahas tentang hukum. Yang diundang para pe­ne­gak hukum, ada Jaksa Agung, Kepolisian, dan KPK, se­hingga saya tidak diundang.


Bagaimana pandangan Anda soal bailout Century?

He-he-he, masalah Bank Cen­tury kan sudah ada di KPK. Biar­kan KPK saja me­neruskan kasus hukum­nya. KPK jangan sampai berhenti meneruskan kasus Century ini, karena ini penting.

Kalau soal bailout Century itu saya belum bisa bicara banyak ka­rena kasusnya sudah ada di KPK.

Pastinya saya hanya bisa je­laskan kepada DPR yang saya tahu saja. Tetapi kan Presiden su­d­ah menjelaskan terkait dengan per­nyataan Pak Antasari itu.


Bagaimana Anda menilai konferensi pers SBY soal testimoni Antasari beberapa waktu lalu?

Presiden memang harus men­jelas­kan apa adanya. Konferensi pers yang dilakukan Presiden tidak berlebihan. Karena me­mang itulah yang harus dilakukan dan dijelaskan Presiden. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA