Tindak kekerasan di sekolah nampaknya sudah mendarah daging, sehingga perlu mendapatkan penanganan khusus.
“Guru atau dosen diminta berÂperan aktif untuk memantau anak didiknya, sehingga bisa menÂcegah bullying,’’ kata angÂgota DeÂwan Pertimbangan PreÂsiden, Meutia Hatta, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Putri proklamator Bung Hatta itu menyarankan agar segala benÂtuk kegiatan yang berpotensi meÂnimbulkan kekerasan di lingÂkungan sekolah maupun kampus harus dipantau.
“Masa orientasi tidak berÂguÂna kaÂlau berujung kekerasan,†ujarÂnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Ini masalah serius, apa soÂlusinya ?
Ya benar. Ini tentunya masalah serius dan harus diatasai. Kita semua kan tidak mau mendidik anak bangsa menjadi anak barbar.
Maksudnya?
Dengan membiarkan bullying secara tidak langsung kita sudah membiarkan anak bangsa menjaÂdi kejam dan pengecut. MenÂtang-mentang lebih kuasa maka menginjak anak-anak yang baru masuk dan harus patuh. Itu nggak benar.
Apa yang salah, sehingga kekerasan di sekolah terus terÂjadi?
Ini memprihatinkan. Saya rasa bullying ini tidak haya terjadi di SMP dan SMU, tapi lebih sering terjadi di perguruan tinggi. JaÂngan-jangan bullying ini nanti biÂsa merembet pada dunia penÂdidikan di tingkat dasar (SD).
Itu artinya pada orientasi mahasiswa nanti bisa terjadi bullying?
Mungkin saja. Makanya saya mengusulkan agar orientasi ditiaÂdakan baik di tingkat SMP, SMU maupu perguruan tinggi. Sebab orang tempo dulu di SMP, SMA maupun di perguruan tingggi tidak ada bullying tuh.
Orang dulu dengan teknologi yang sederhana bisa sekolah dan menjadi orang sukses serta menÂÂjadi pemimpin yang cerdas dan tangguh. Itu semua karena mereÂka tidak mengalami orienÂtasi berÂbau kekerasan seperti sekarang.
Orientasi siswa dan mahasisÂwa baru perlu ditiadakan?
Orientasi siswa dan mahaÂsiwa baru memang sebaiknya ditiaÂdaÂÂkan. Zaman dulu tidak ada seperÂti itu. Tapi teman-teÂman saÂya tiÂdak ada yang masuk penjara.
Seharusnya pendidikan diberiÂkan agar tetap mendapatkan pengeÂtahuan.
Penegakan hukum harus dilaÂkukan agar bisa membentuk kaÂrekter pemuda yang berkualitas dan menjadi harapan bangsa dan negara.
Kenapa bullying bisa muncul di masa orientasi?
Itu pasti karena ada ganguan psiÂÂkologis pelaku. Karena bulÂlÂying itu adalah suatu cara untuk memperlihatkan keperkasaan pelaku. Tapi menurut saja hal itu justru akan menciptakan pribadi yang pengecut, terutama bagi korban.
Orientasi ini lebih banyak buruknya?
Orientasi yang ada sekarang justru cenderung menciptakan geÂnerasi yang pemarah, agresif dan condong menindas yang kecil.
Tindakan yang tidak manusiaÂwi ini tentu akan terbawa jika menjadi pemimpin. Mereka tidak bersyukur terhadap anugrah dari Tuhan.
Sebab, kekerasan akan mengÂhasilkan pemimpin yang meninÂdas rakyat dengan korupsi dan menggusur. Sifat manusiawinya kurang diasah.
Ini juga menunjukkan sifat pengeÂcut karena hanya berani deÂngan orang yang tidak setara.
Bukankan orientasi untuk menambah wawasan?
Kalau yang diinginkan adalah untuk mendapatkan wawasan, itu bisa didapat di sekolah saja. Makanya sekolah-sekolah juga harus benar memberikan ilmu pengetahuan, termasuk kebersaÂmaÂan untuk saling menolong antar sesama.
Apa perlu dilakukan guru dan dosen?
Guru dan dosen harus berani bertindak. Jangan menganggap ini akan lewat sendiri. Pada daÂsarÂÂnya masuk dunia pendidiÂkan berÂtujuan untuk mendapatkan teÂman dan pengetahuan. Bukan belajar menindas yang lemah dan kecil. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: