Perbedaan penentuan 1 Ramadhan dan, 1 Syawal karena ada perbedaan metodologi dan kriteria mengenai tingginya hilal.
Dikatakan, perbedaan tidak bisa dicegah karena agama memÂberikan toleransi terhadap perÂbedaan. Namun Islam lebih meÂngÂutamakan persatuan dari pada perbedaan.
Berikut kutipan selengkapnya:
Anda menyesalkan masih ada yang tidak mengikuti peÂmerintah?
Mereka kan mengerti soal perintah untuk mengikuti pemeÂrintah. Jika semuanya diserahkan ke pemerintah maka tidak ada pihak yang mengumumkan lebih awal. Penentuan awal bulan itu kan sudah ada mekanismenya.
Tetapi perbedaan itu tidak dilarang?
Benar. Dalam Islam perbedaan nggak dilarang tetapi lebih diÂutamakan persatuan. Dalam IsÂlam itu kan sudah jelas agar taat kepada Allah SWT, Rasul, dan pemimpinnya.
Karena ada perintah seperti itu, seyogyanya ormas-ormas Islam memberi mandat kepada pemeÂrintah untuk menengahi perbeÂdaan itu. Misalnya, pemerintah menetapkan 1 Syawal jatuh pada hari Selasa, maka ormas-ormas yang sebelumnya sudah meneÂtapkan pada hari Senin atau Rabu, sebaiknya patuh pada keputusan pemerintah.
Apalagi, penetapan awal RaÂmadhan dan lebaran kalau dibuat-buat apa untungnya.
Ada yang menilai pemeÂrinÂtah hanya basa-basi menentukan 1 Ramadhan dan 1 Syawal karena keputusannya sudah ada sebelum dilakukan sidang. Komentar Anda?
Itu salah besar. Memang baÂnyak yang menilai seperti itu. Padahal kalau ikut menyaksikan sendiri bagaimana berlangÂsungÂnya proses sidang, maka mereka akan tahu. Meskipun dari sudut pandang berbeda, tetapi subsÂtansinya sama.
Bagaimana jika ada yang menilai Menteri Agama memÂpengaruhi para ormas Islam?
Perlu diketahui bahwa waktu sidang isbat 1 Ramadhan dan 1 Syawal itu sangat ilmiah. Jadi tudingan itu salah besar.
Apa buktinya kalau isbat itu sangat ilmiah?
Yang terlibat dalam isbat itu tidak hanya ulama, tidak hanya ilmu fiqih, ilmu falaq, tetapi juga melibatkan para ilmuwan dari Bosscha, LIPI, LAPAN, dan Sanatorium.
Semua hasilnya dicoÂcokÂkan antara ilmu astronomi dengan ilmu falaq dan fiqih, kemudian dikaji secara bersama-sama. Coba mana yang basa-basinya.
Apakah benar kabar KeÂmenag tidak lagi menggelar sidang isbat secara terbuka untuk penentuan Idul Fitri?
Itu juga tidak benar. Karena Kementerian Agama akan mengÂgelar sidang isbat penentuan Idul Fitri atau 1 Syawal pada Sabtu (18/8) sore. Sidang isbat itu kan untuk menetapkan. Jadi tetap diadakan.
Seluruh ormas Islam pasti diundang tanpa terkecuali. Tetapi memang masih ada saja yang tidak hadir. Mengundang ormas saat sidang itu wajib. Silakan berbeda, tetapi hormatilah keÂbersamaan.
Rapat itu kan ada nilai keberÂsamaan dan persatuan. Kalau hanya bersama tetapi tidak berÂsatu, itu juga nggak baik, apalagi tidak bersama dan tidak bersatu.
Apa saja upaya yang dilaÂkukan pemerintah agar tidak terjadi perbedaan?
Pemerintah menghargai semua perbedaan dalam cara mengÂhitung awal bulan. Kami mengÂimbau agar persatuan dan keÂbersamaan lebih diutamakan. Perbedaan dalam menetapkan awal bulan bisa membuat biÂngung umat Islam. Jadi kasihan kan umat Islamnya.
Selain itu, berfikirlah yang arif dalam melihat perbedaan ini. Jadi buÂkan menonjolkan ego masing-masing. Mari kita duduk berÂsaÂma-sama untuk berdiskusi berÂsaÂma untuk mengatasi perÂbedaan itu.
Anda yakin persatuan bisa terwujud?
Masa mengurusi perbedaan awal bulan saja nggak bisa. Pasti ada titik temu yang bisa diseÂpakati. Pokoknya selalu berupaya duduk bareng untuk memÂperÂsatukan perbedaan itu. Menteri Agama hanya memfasilitasi pertemuan itu.
Apakah lebaran tahun ini akan terjadi perbedaan?
Belum tahu kan penetapan awal Syawal itu dilakukan meÂlalui sidang isbat pada Sabtu (18/8). Pemerintah tetap berÂpegang pada mekanisme peÂnetapan awal Syawal ini melalui hisab dan rukyah. Metode itu mengarahkan perlunya melihat awal bulan.
Hasil dari pemantauan itulah yang dibahas dalam isbat deÂngan menghadirkan semua orgaÂnisasi Islam di Indonesia. TerÂmasuk paÂra duta besar negara-negara Islam.
Muhammadiyah sudah meÂnetapkan 1 Syawal jatuh pada hari Minggu tanggal 19 AgusÂtus 2012. Komentar Anda?
Itu hak Muhammadiyah. PeÂmerintah melalui Kemenag tetap akan mengundang MuhamÂmaÂdiyah sebagaimana ormas Islam lainnya untuk hadir dalam sidang isbat. [HARIAN RAKYAT MERDEKA]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: