WAWANCARA

Suryadharma Ali: Tetapkan 1 Syawal, Tetap Undang Muhammadiyah

Sabtu, 18 Agustus 2012, 10:30 WIB
Suryadharma Ali: Tetapkan 1 Syawal, Tetap Undang Muhammadiyah
Suryadharma Ali

rmol news logo Perbedaan  penentuan 1 Ramadhan dan, 1 Syawal karena ada perbedaan metodologi dan  kriteria mengenai tingginya hilal.

“Selama perbedaan itu masih ada, maka potensi untuk berbeda dalam penentuan awal bulan juga besar. Sebenarnya per­masalahan bukan mutlak pada perbedaan melainkan kehendak mem­be­rikan kewenangan pada pe­me­rintah,” kata Menteri Aga­ma Suryadharma Ali kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Dikatakan, perbedaan tidak bisa dicegah karena agama mem­berikan toleransi terhadap per­bedaan. Namun Islam lebih me­ng­utamakan persatuan dari pada perbedaan.


Berikut kutipan selengkapnya:

Anda menyesalkan masih ada yang tidak mengikuti pe­merintah?

Mereka kan mengerti soal perintah untuk mengikuti peme­rintah. Jika semuanya diserahkan ke pemerintah maka tidak ada pihak yang mengumumkan lebih awal. Penentuan awal bulan itu kan sudah ada mekanismenya.


Tetapi perbedaan itu tidak dilarang?

Benar. Dalam Islam perbedaan nggak dilarang tetapi lebih di­utamakan persatuan. Dalam Is­lam itu kan sudah jelas agar taat kepada Allah SWT, Rasul, dan pemimpinnya.

Karena ada perintah seperti itu, seyogyanya ormas-ormas Islam memberi mandat kepada peme­rintah untuk menengahi perbe­daan itu. Misalnya, pemerintah menetapkan 1 Syawal jatuh pada hari Selasa, maka ormas-ormas yang sebelumnya sudah mene­tapkan pada hari Senin atau Rabu, sebaiknya patuh pada keputusan pemerintah.

Apalagi, penetapan awal Ra­madhan dan lebaran kalau dibuat-buat apa untungnya.


Ada yang menilai peme­rin­tah hanya basa-basi  menentukan 1 Ramadhan dan 1 Syawal karena keputusannya sudah ada sebelum dilakukan sidang. Komentar Anda?

Itu salah besar. Memang ba­nyak yang menilai seperti itu. Padahal kalau ikut menyaksikan sendiri bagaimana berlang­sung­nya proses sidang, maka mereka akan tahu. Meskipun dari sudut pandang berbeda, tetapi subs­tansinya sama.


Bagaimana jika ada yang menilai Menteri Agama mem­pengaruhi para ormas Islam?

Perlu diketahui bahwa waktu sidang isbat 1 Ramadhan dan 1 Syawal itu sangat ilmiah. Jadi  tudingan itu salah besar.


Apa buktinya kalau isbat itu sangat ilmiah?

Yang terlibat dalam isbat itu tidak hanya ulama, tidak hanya ilmu fiqih, ilmu falaq,  tetapi juga melibatkan para ilmuwan dari Bosscha, LIPI, LAPAN, dan Sanatorium.

Semua hasilnya dico­cok­kan antara ilmu astronomi dengan ilmu falaq dan fiqih, kemudian dikaji secara bersama-sama. Coba mana yang basa-basinya.


Apakah benar kabar Ke­menag tidak lagi menggelar sidang isbat secara terbuka untuk penentuan Idul Fitri?

Itu juga tidak benar. Karena Kementerian Agama akan meng­gelar sidang isbat penentuan Idul Fitri atau 1 Syawal pada Sabtu (18/8) sore. Sidang isbat itu kan untuk menetapkan. Jadi tetap diadakan.


Barangkali ada beberapa ormas Islam yang merasa tidak diundang?

Seluruh ormas Islam pasti diundang tanpa terkecuali. Tetapi memang masih ada saja yang tidak hadir. Mengundang ormas saat sidang itu wajib. Silakan berbeda, tetapi hormatilah ke­bersamaan.

Rapat itu kan ada nilai keber­samaan dan persatuan. Kalau hanya bersama tetapi tidak ber­satu, itu juga nggak baik, apalagi tidak bersama dan tidak bersatu.


Apa saja upaya yang dila­kukan pemerintah agar tidak terjadi perbedaan?

Pemerintah menghargai semua perbedaan dalam cara meng­hitung awal bulan. Kami meng­imbau agar persatuan dan ke­bersamaan lebih diutamakan. Perbedaan dalam menetapkan awal bulan bisa membuat bi­ngung umat Islam. Jadi kasihan kan umat Islamnya.

Selain itu, berfikirlah yang arif dalam melihat perbedaan ini. Jadi bu­kan menonjolkan ego masing-masing. Mari kita duduk ber­sa­ma-sama untuk berdiskusi ber­sa­ma untuk mengatasi per­bedaan itu.


Anda yakin persatuan bisa terwujud?

Masa mengurusi perbedaan awal bulan saja nggak bisa. Pasti ada titik temu yang bisa dise­pakati. Pokoknya selalu berupaya duduk bareng untuk mem­per­satukan perbedaan itu. Menteri Agama hanya memfasilitasi pertemuan itu.


Apakah lebaran tahun ini akan terjadi perbedaan?

Belum tahu kan penetapan awal Syawal itu dilakukan me­lalui sidang isbat pada Sabtu (18/8). Pemerintah tetap ber­pegang pada mekanisme pe­netapan awal Syawal ini melalui hisab dan rukyah. Metode itu mengarahkan perlunya melihat awal bulan.

Hasil dari pemantauan itulah yang dibahas dalam isbat de­ngan menghadirkan semua orga­nisasi Islam di Indonesia. Ter­masuk pa­ra duta besar negara-negara Islam.


Muhammadiyah sudah me­netapkan 1 Syawal jatuh pada hari Minggu tanggal 19 Agus­tus 2012. Komentar Anda?

Itu hak Muhammadiyah. Pe­merintah melalui Kemenag tetap akan mengundang Muham­ma­diyah sebagaimana ormas Islam lainnya untuk hadir dalam sidang isbat. [HARIAN RAKYAT MERDEKA]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA