Bekas Wakil Ketua KPK Haryono Umar mengaku tidak mengetahui ada pertemuan atau rapat pembahasan mengenai skenario Bank Century di Istana seperti disampaikan
Antasari Azhar.
“Saya menjadi pimpinan KPK dari tahun 2007 hingga 2011. TaÂpi jujur saja, saya tidak tahu soal itu,†kata Haryono Umar kepada RakÂyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Seperti diketahui, dalam seÂbuah wawancara yang dilakukan MetroTV, bekas Ketua KPK AnÂtaÂsari Azhar mengaku diundang ke Istana Negara, Oktober 2008. Saat itu Antasari masih menjabat Ketua KPK. Menurutnya, rapat terÂsebut membahas mengenai skeÂnario pencairan dana Rp 6,7 triÂliun untuk Bank Century.
Haryono Umar selanjutnya meÂngatakan, dia juga tidak mengeÂÂÂtahui apakah pimpinan KPK lainÂnya tahu agenda itu atau tidak. “Yang jelas saya nggak tahu. Saya tiÂdak bisa banyak koÂmentar meÂngeÂnai itu,†kata Irjen KeÂmenÂdikbud itu.
Berikut kutipan selengkapnya:
Memang saya menjabat pimÂpinan KPK itu dari tahun 2007 hingga 2011. Tapi saya tidak mengeÂtahui soal itu. Tanya saja langÂsung ke Pak Antasari.
Bagaimana penilaian Anda atas testimoni Antasari terÂsebut?
Kapasitas saya bukan lagi unÂtuk menilai apa maksud dari tesÂtimoni itu. Yang pasti saat itu kami memang membahas kaÂsus Century.
Semua kasus di KPK itu nggak ada target-targetan. Semuanya berÂdasarkan bukti saja. Kalau belum ada bukti, ya belum bisa ditarik begitu saja. Bahkan, di KPK itu tidak ada target penyeÂleÂsaian. Itu nggak boleh karena bisa melanggar KUHP.
O ya, Senin (13/8) bekas pimÂpinan KPK buka puasa berÂsama pimpinan KPK, apa ada pemÂbiÂcaÂraan soal kasus korupsi?
Nggak. Sama sekali tidak memÂÂbahas kasus apa-apa. Jujur saja nggak ada. Kalau saya boÂhong, bisa batal dong puasanya. Bahkan, dari pimpinan KPK yang sekarang, mereka sifatnya hanya mendengarkan saja.
Memangnya membicarakan soal apa?
Mereka hanya meminta masuÂkan atau pandangan dari pimÂpinan KPK sebelumnya.
Mereka minta masukan seÂperti apa?
Tentunya berkaitan dengan pemberantasan korupsi. Suasananya mengalir kok.
Apa yang Anda sampaikan ke pimpinan KPK?
Saya hanya menyampaikan apa yang hanya saya tangani waktu dulu itu saja. Saya meÂnyamÂpaiÂkan bahwa tugas KPK yang paÂling berat adalah menoÂlak goÂdaan.
Godaan itu datangnya dari mana?
Kalau godaan di KPK itu bisa datangnya dari para atasan, rekan, pihak luar, bisa juga dari keluarÂga. Godaan itu bisa datang kapan saja dan KPK harus bisa menolak godaan itu.
Bentuk godaan itu seperti apa?
Kalau bentuk godaan yang daÂtang ke KPK itu macam-maÂcam. Bisa berupa tekanan, iming-iming, secara halus, dan ada pula yang secara kasar. KaÂrena itu, KPK harus bisa menÂciptakan orang-orang yang bisa menolak godaan itu dengan cara dilatih.
Tanpa dilatih tidak akan siap jika godaan itu datang. Sama deÂngan puasa, yang menggoda itu kan setan, yang menggodanya suÂdah terlatih, he-he-he.
Apa para politisi juga sering menggoda KPK?
Godaan itu bentuknya bisa juga rayuan yang datangnya dari ekseÂkutif, legislatif, yudikatif, dari swasta bahkan rekan sendiri. Jika pimpinan KPK sudah mampu menolak godaan, dari mana pun datangnya, maka dia tetap memÂberikan perlakuan sama kepada siapa saja yang terseret kasus.
Inilah yang terjadi sekarang ini, korupsi bisa terjadi dari atas hingÂga ke tingkat bawah karena adaÂnya godaan-godaan itu.
Godaan apa yang paling banyak diterima KPK?
Kalau di KPK, kebanyakan goÂdaan itu berupa tekanan, bukan iming-iming. Di KPK perlu orang yang mampu menahan tekanan itu.
Godaan apa yang paling beÂrat saat Anda menjadi pimÂpiÂnan KPK?
Tekanan itu bisa segala macam bentuknya. Kadang-kadang adaÂnya demo, telepon, dan lainnya. Yang penting, KPK bisa menahan diri. Tidak perlu diladeni. Tapi kaÂsus yang sedang ditangani KPK harus terus berjalan sesuai deÂngan alat bukti yang ada.
Tekanan apa yang paling beÂrat ketika itu?
Tekanan yang pernah saya alaÂmi saat menjadi wakil ketua KPK itu bermacam-macam. Ada tekaÂnan agar kasus ini jangan ditaÂngaÂni. Ada juga yang meneÂkan agar yang terlibat kasus itu segera dijaÂdikan tersangka. Dari maÂsyaraÂkat juga banyak yang meminta hal semacam itu.
Makanya pimpinan KPK haÂrus kuat. Tidak boleh mengÂikuti keÂinginan orang lain. Kalau seÂkaÂli saja mengikuti, maka haÂbisÂlah dia. KPK harus mampu memÂbuat sistem dan bekerja saÂma dengan pemerintah agar goÂdaan-godaan itu tidak terlalu genÂcar atau juga menyiapkan orang-orang yang mampu meÂnoÂlak godaan itu.
Apa tanggapan pimpinan KPK atas masukan Anda?
Mereka apresiasi. Mereka itu kan sebelum masuk di KPK, suÂdah banyak pengalaman. Mereka background-nya hukum dan pengacara. Sudah tahu soal goÂdaan. Saya yakin mereka bisa meÂlawan godaan itu. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: