Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla meminta Presiden Myanmar U Thein Sein untuk segera menyelesaikan tragedi Rohingya.
‘’Itu yang saya minta saat berÂtemu dengan Presiden Myanmar U Thein Sein beserta menteriÂnya,’’ kata Jusuf Kalla kepada RakÂyat Merdeka, Minggu (12/8).
“Saya datang sebagai Ketua Umum PMI dan sudah berkoorÂdinasi dengan Organisasi Kerja saÂÂma Negara-negara Islam (OKI). Kami ingin melihat dan memÂbantu menyelesaikan masaÂlah keÂmanuÂsiaan di Rohingya,†paÂparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apa kesepakatan yang sudah dicapai?
Pertemuan antara PMI, OKI, dan pemerintah Myanmar pun menÂcapai kesepakatan. Yaitu, peÂmerintah Myanmar sepakat meÂnyediakan 8.000 rumah bagi pengungsi korban konflik komuÂnal di negara tersebut.
Dalam pertemuan itu ada beÂberapa hal yang dibicarakan. KaÂmi pun mendengarkan keterangÂan dari sudut pemerintah di sana. Kami tetap saling menghormati. BahÂkan, saya diperbolehkan langÂsung melihat kondisi daerah konÂflik tersebut.
Bagaimana kronologi kejaÂdian itu menurut pemerintah Myanmar?
Keterangan dari pemerintah di sana yang disampaikan ke saya bahwa kejadian ini sebetulnya suÂdah mulai sejak Juni. Terjadi keÂruÂsuhan atau kriminal antar maÂsyarakat. Di situ ada pemerkoÂsaan dan perkelahian.
Kemudian terjadi balas denÂdam, sehingga banyak yang terÂbunuh. Orang Rohingya yang paÂling banyak korbannya. Tapi ada juga orang Budha di sana yang meÂÂnÂinggal. Makanya kasus ini henÂÂdaknya cepat dituntaskan. SeÂbab, dikhawatirkan masalah ini dibawa ke agama.
Solusi apa yang Anda tawarÂkan ke pemerintah Myanmar?
Saya bilang ke mereka harus cepat diselesaikan. Kalau tidak cepat diselesaikan bisa mengarah ke agama. Tapi untuk saat ini keÂaÂdaÂannya sudah mulai membaik.
Apa tanggapan Presiden Myanmar atas solusi yang Anda tawarkan itu?
Dia memahami keinginan saya, lalu berjanji akan cepat mengaÂmanÂkan dan menyelesaikan maÂsalah ini. Presiden Myanmar meÂminta kami untuk membantu. MaÂkanya, dia meminta menteÂrinya untuk mengawal saya waktu mendatangi lokasi kejadian.
Anda datang atas inisiatif sendiri?
Inisiatifnya dari PMI. Memang pemerintah Myanmar juga meÂminta saya untuk datang ke sana. PMI bersama OKI sangat memÂbantu baik membantu makanan, peruÂmahan, dan lainnya.
Berapa lama konflik itu?
Konfliknya itu hanya dua hari. Dibanding dengan keributan yang pernah terjadi di Poso dan AmÂbon, tentu ini lebih ringan. Sebab, Poso dan Ambon itu konÂfliknya hingga dua tahun.
Anda yakin bisa mendamaiÂkan konflik di Myanmar?
Kita semua harus bekerja sama. Dengan pengalaman saya, kejaÂdian di Myanmar itu tidaklah terÂlalu besar. Saya yakin bisa segera pulih lagi.
Kita menyarankan ke pemerinÂtah di sana agar segera mengÂharmonikan warganya, didamaiÂkan secara baik, dan memperÂbaiÂki ekonomi karena daerah miskin.
Banyak yang mengharapkan Anda bisa menyelesaikan konÂflik di Myanmar, tanggapan Anda?
Saya berencana mau kembali lagi ke sana. Ini merupakan iniÂsiaÂtif PMI. Sebab, kami betul-beÂtul ingin membantu agar maÂsyarakat di sana bisa bahagia, kemÂbali hidup seperti biasa.
Kapan Anda ke sana lagi?
Anggota PMI masih berada di sana. Kemungkinan mereka satu minggu di sana. Kemudian balik lagi ke Indonesia. Selanjutnya memÂbuat perencanaan dulu. SeteÂlah itu akan kembali lagi ke sana.
Bagaimana dengan sikap pemerintah kita?
Sebagai negara Islam terbesar di dunia, sudah seharusnya InÂdonesia ikut membantu. Saya pun meminta pemerintah untuk seÂgera membantu menyelesaikan konflik yang terjadi di Myanmar. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: