Demikian diutarakan pemerhati tempe asal Inggris, Jonathan Agranoff, yang hadir dalam diskusi "Memble Tanpa Kedelai" di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (28/7). Menurut dia, varietas kedelai dari Indonesia berjumlah sekitar 14 jenis.
"Dan itu menghasilkan tempe jauh lebih bagus dari kedelai impor. Tapi produsen lokal sering terbiasa gunakan yang impor dan dia anggap lebih bagus," ujarnya.
Kedelai impor dari AS, menurut dia, sudah bertahun-tahun disimpan dalam gudang.
Namun kedelai impor saat ini, tambah dia, sudah punya peluang besar untuk ambil pasar pembuat tempe dan tahu di dalam negeri Indonesia. Konsumsi terbesar kedelai di dunia ada di Indonesia.
"Penelitian saya di Malang, membuat tempe gunakan kedelai anjasmoro dan grobogan, sangat memuaskan. Orang-orang tanya ini kedelai dari Jawa Tengah, Pasuruan, Kediri, kok enak sekali? Mereka bisa langsung minum air rendamnya. Kalau kedelai impor, airnya hitam dan mesti dicuci beberapa kali," terangnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: