WAWANCARA

Firmansyah: Pertemuan SBY-Sri Mulyani Tidak Membicarakan Politik

Sabtu, 14 Juli 2012, 08:55 WIB
Firmansyah: Pertemuan SBY-Sri Mulyani Tidak Membicarakan Politik
Firmansyah
RMOL.Pertemuan Presiden SBY dengan Direktur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati di Kantor Presiden, Jumat (13/7), penuh keakraban.

“Pertemuan selama satu jam itu sangat akrab dan cair. Pre­siden SBY menyambut secara baik dan hangat,’’ kata Staf Khu­sus Presi­den Bidang Ekonomi Dan Pem­bangunan, Firmansyah, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurut bekas Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu,   SBY mendengarkan secara se­­rius pandangan Bank Dunia mengenai apa yang bisa dilaku­kan bersama untuk mengatasi krisis ekonomi global.

‘’Suasana pertemuan tersebut tidak terasa kaku, namun mencair dan saling menghormati, layak­nya Presiden menyambut kepala ne­gara atau menerima kunjungan IMF beberapa waktu lalu di Is­tana,’’ paparnya.

Berikut  kutipan selengkapnya:

Apakah pertemuan tersebut juga membahas mengenai pem­biayaan infrastruktur oleh World Bank?

Indonesia kan memang mem­butuhkan dukungan pembiayaan infrastruktur. Tapi belum dike­ta­hui besaran dukungan pem­bia­yaan infrastruktur yang dibutuh­kan. Termasuk, proyek infras­truk­­tur mana yang didukung oleh World Bank. Bank Dunia tentu akan melihat prioritas.

Apakah sudah ada komit­men dengan World Bank?

Kalau komitmen, saya rasa tidak secara eksplisit. Tapi itu akan disampaikan kemudian. Ini kan dari Menko Perekonomian juga disampaikan dan Indonesia membutuhkan untuk dukungan pembiayaan infrastruktur.

Apa saja disampaikan Sri Mul­yani dalam pertemuan tersebut?

World Bank sangat menga­pre­siasi pencapaian kinerja eko­­nomi Indonesia terkait kri­sis subprime mortgage pada 2008 dan juga kri­sis Eropa se­karang ini.

Indonesia sebagai salah satu ne­gara emerging markets yang bi­sa tumbuh di atas 6 persen. Se­lain itu, Bank Dunia juga mem­beri­kan per­hatian terkait pem­ba­ngu­nan in­frastruktur di Indonesia.

Apakah yang dibicarakan hanya mengenai World Bank saja?

Ya. World Bank itu sangat de­ve­lopment. Berbeda dengan IMF. Konsen dari World Bank ini kan pembangunan. World Bank juga sangat mengapresiasi finan­cial increasing Idonesia. Program PNPM kita diterapkan di Afrika.

Apakah tidak ada pembaha­san soal Pilpres 2014?

Nggak ada sama sekali. Ibu Sri Mulyani datangnya juga kan ti­dak sendiri. Tetapi juga ada peja­bat dari World Bank. Sama sekali tidak membicarakan politik.

Apa yang disampaikan Sri Mulyani dalam pertemuan ter­sebut?

World Bank sangat mengapre­siasi pencapaian kinerja ekonomi Indonesia terkait krisis subprime mortgage pada 2008 dan juga krisis Eropa sekarang ini.

Indonesia sebagai salah satu ne­gara emerging markets yang bi­sa tumbuh di atas 6 persen. Se­lain itu, Bank Dunia juga mem­berikan perhatian terkait pem­ba­ngunan infrastruktur di Indo­nesia.

Apakah yang dibicarakan hanya mengenai World Bank saja?

Ya. World Bank itu sangat development. Berbeda dengan IMF. Konsen dari World Bank ini kan pembangunan. World Bank juga sangat mengapresiasi finan­cial increasing Idonesia. Program PNPM kita diterapkan di Afrika

Selain Anda, siapa lagi yang mendampingi SBY saat mene­rima Sri Mulyani?

Presiden SBY didampingi Men­ko Perekonomian Hatta Radjasa, Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Sekretaris Kabi­net Dipo Alam, dan kepala BKPM M Chatib Basri.

O ya, Anda sebelumnya kritis terhadap pemerintah, bagai­ma­na sekarang?

Mengkritisi itu kan tidak selalu berkonotasi negatif. Ketika saya mengkritisi kebijakan pemerin­tah, itu lebih pada daya konstruk­tif. Semuanya harus berdasarkan data.

Biasanya kalau sudah diberi jabatan, sikap kritisnya hilang, apa Anda begitu juga?

Kalau dulu, waktu menjadi akade­misi saya melihat, menga­nalisa, dan membuat masukan-ma­sukan dari luar. Sedangkan se­ka­rang ini untuk memberikan ana­lisa dan masukan dari dalam. Tu­­juannya sama kok, untuk mem­­­ba­ngun bangsa dan negara.

Kontribusi untuk bangsa dan negara itu kan bentuknya macam-macam. Ketika saya sebagai aka­de­misi, kontribusinya menulis, mengajar, membimbing, dan me­la­kukan penelitian serat sosia­lisasi ke teman-teman media ter­kait hal-hal ekonomi dan pem­bangunan.

Pengabdiannya sekarang ini memang berbeda dari sebelum­nya. Jabatan ini merupakan dunia ba­ru bagi saya. Tapi niatnya sa­ma, yakni membantu bangsa dan negara.

Siapa pihak Istana yang per­ta­ma menghubungi Anda?

Ada dari protokoler presiden yang menghubungi saya. Kemu­dian saya dipanggil ke Cikeas.

Pak SBY menanyakan kepada saya terkait dengan tugas-tugas saya di Fakultas Ekonomi UI dan pengabdian saya. Saat itu, disam­paikan bahwa Pak Persiden mem­butuhkan Staf Khusus Bi­dang Ekonomi dan Pemba­ngunan.

Tidak ada pembicaraan se­lain itu?

Pak Presiden menyampaikan kepada saya bahwa beliau ingin mengajak semua akademisi un­tuk bisa bekerja sama dengan Pre­­siden. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA