WAWANCARA

Agung Laksono: Cawapres Pendamping Ical Masih Tahap Penjaringan

Minggu, 01 Juli 2012, 08:36 WIB
Agung Laksono: Cawapres Pendamping Ical Masih Tahap Penjaringan
Agung Laksono
RMOL.Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie sudah ditetapkan menjadi capres 2014 dalam Rapimnas di Bogor, kemarin. Sedangkan Cawapresnya belum diputuskan.

“Masalah cawapres masih banyak waktu untuk menetap­kannya. Sekarang ini masih tahap penjaringan. Itu kan boleh saja,’’ kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono kepada Rakyat Merdeka seusai menutup Orientasi Kader Kosgoro 1957 dan Musyawarah Pimpinan Na­sional II Kosgoro 1957 tahun 2012, di Jakarta.

 Menurut Ketua Umum Pim­pinan Pusat Kolektif (PPK) Kos­goro 1957 itu, penetapan Abu­rizal Bakrie sebagai Capres Partai Golkar untuk 2014 sudah final.

“Kosgoro 1957 siap mem­beri­kan dukungan dan memenangkan Pak Ical,” ujar Menko Kesra itu.

Berikut kutipan selengkapnya:

Banyak kalangan menilai pencalonan Ical terburu-buru, tanggapan Anda?

Tergantung dilihat dari ma­na. Kalau pencapresan itu berda­sarkan  suara bulat dan tekad yang kuat dari kader Par­tai Gol­kar, justru lebih awal le­bih baik.

Masalah terburu-buru atau tidak kan masih ada waktu untuk melakukan sosialisasi bagi pak Ical. Dengan panjangnya waktu, saya yakin mesin partai bisa lebih maksimal. Artinya kita sudah ada modal dasar.

Ini sebuah keuntungan atau kerugian?

Ya. Kalau sudah tidak ada perdebatan lagi, tentu lebih baik. Tapi kalau masih bingung dan mempertimbangkan lagi siapa yang diusung tentu menjadi kerugian.

Kira-kira apa keuntungan­nya?

Dengan pencalonan Ical ter­se­but bisa memperbaiki ke­ku­rang­an-kekurangan yang ada di tubuh partai. Kekurangan kita pa­da pemilu 2009 adalah ku­rang solid­nya mesin partai. Mung­kin ini di­sebabkan pene­tapan capres yang  tidak men­da­pat dukungan kuat. Ini bisa diperbaiki bila dari awal sudah menetapkan capres.

Anda juga masuk bursa capres, tanggapannya?

Ya. Memang ada beberapa nama seperti Fadel Muhammad, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan lainnya. Tapi kan itu sudah hilang dan mengkristal kepada Pak Ical.

Anda tidak kecewa?

Saya sih tidak. Tidak tahu deh kalau yang lain.

Apa ada sanksi bagi kader yang membelot?

Saya kira semestinya kita loyal satu kata dengan perbuatan dan tidak ada dusta di antara kita.

Apa perlu dipecat bila mem­belot?

Kurang elok kalau ada peme­catan bagi pembelot. Nanti dalam Rapimnas III dibahas mengenai aturan sanksi-sanksi. Saya ber­harap tanpa ancaman, semua pasti mendukung Pak Ical.

Ada usulan pendamping Ical dari internal partai, apa benar?

Memang ada usulan seperti itu.

Saya kira wajar saja.

Tapi semua itu tergantung de­ngan perkembangan perpolitikan 2014. Partai Golkar harus realis­tis. Misalnya, kalau perolehan suara dalam Pemilu Legislatif le­bih 30 persen, tentu punya alasan memilih wakil dari internal. Tapi kalau hasilnya cuma 20 persen ke bawah, ya kita juga harus tahu diri.

Kapan dibicarakan cawa­pres?

Kita berpandangan satu tahun lagi baru dibicarakan dan kalau bisa capres-cawapres yang di­usung partai Golkar harus bisa di­putuskan sebelum pemilu.

Bagaimana tanggapan Anda terhadap hasil survei yang me­nempatkan Ical di posisi tiga?

Survei akan jalan terus. Ini bisa berbicara, bukan hanya soal ang­ka. Tapi berbicara elemen mana yang perlu digarap dari survei itu. Bisa kelihatan apakah kalangan pemilih pemula, muda, perem­puan dan lain yang harus di garap Partai Golkar ke depan. Sebab, sur­vei pada dasarnya berfungsi un­tuk memberikan informasi. Bu­kan untuk merubah kedu­dukan seseorang. Tapi  melihat kekurangan yang ada. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA