“Itu bagus, karena itu early warÂning buat semua partai Islam agar mereka kerja keras. Early warÂning bahwa selera publik tidak cocok dengan partai Islam,†kaÂtanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Luthfi berharap dengan sisa waktu dua tahun Pemilu 2014, selÂuruh kader-kader partai Islam harus bisa bergerak dan bekerja maksimal. “Masih ada dua tahun untuk membenahi,†ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apa itu saja komentar yang ingin Anda sampaikan?
Bukan hanya PKS, tapi partai IsÂlam manapun tentu akan berteÂrima kasih mengenai early warÂning tenÂtang selera publik terhaÂdap partai Islam. Bagi PKS ini meruÂpakan triger buat mendesak kerÂja-kerja lapangan untuk beÂkerja keras.
Survei ini menilai posisi partai islam akan tenggelam, tanggapan Anda?
Justru kalau dikasih posisi tingÂgi kita malah terlena. Apapun hasilÂnya kita berikan apresiasi terÂhadap lembaga survei itu.
Dengan adanya survei kita bisa membaca tentang segmen masyaÂrakat yang konsen terÂhaÂdap poliÂtik, berapa besarnya dan minatÂnya.
Saya contohkan, orang yang konÂsen terhadap pemberitaan surÂveinya tidak sampai 30 persen, mungÂkin sekarang sudah beruÂbah. Rata-rata mereka memang membaca dan nonton berita, tapi bukan untuk urusan yang serius. Namun untuk hiburan saja.
Maksudnya?
Di luaran sana yang belum terÂsentuh oleh survei prosentasenya cukup besar kok, terbukti yang belum menentukan pilihan cukup besar dan yang belum disurvei juÂga sangat besar. Mungkin mereka adalah yang tidak tersentuh meÂdia dan lembaga survey. Maka seÂbenarnya ini bisa menjadi peÂluang yang besar bagi PKS.
Untuk itu, kita tidak pesimis dari hasil survei yang merendahÂkan posisi kami, karena ini sifatÂnya hanya mengingatkan saja.
Apa benar masyarakat meÂningÂgalkan partai Islam?
Masyarakat kita sekarang lebih konkrit dan realistis. Selama ini ada kesan kalau bicara agama tidak bicara dunia. Kalau bicara dunia tidak bicara agama. Maka mereka lebih banyak bicara mengenai keseharian.
PKS memiliki sajian dunia dan akhirat. Kami konsen masalah dunia dan agama. Kami ini mengÂkombain agama dan kehidupan keseharian.
Apa benar penyebabnya karena kurang akomodatif terÂhadap kehidupan umat Islam?
Masih ada waktu, ada dua taÂhun lagi untuk membenahi kiÂnerÂja. Selama ini tidak hanya PKS yang tidak akomodatif kok. Tapi kami berusaha memenuhi kuaÂlifikasi yang diharapkan rakÂyat agar elektabilitas dan aksepÂtabiÂliÂtasnya bisa tinggi.
Anda khawatir ditinggalkan konstituen?
Kami tidak terlalu risau kalau partai Islam tidak diminati, kita akan menyajikan approach tanpa mengubah substansi. PKS tetap parÂtai Islam, tapi dengan apÂproach yang lebih komprehensif.
Selain itu anjloknya elektaÂbiÂlitas partai Islam disebabkan asÂpirasi masa pendukungnya tidak bisa diimplementasikan saat ini. Masalah pendekatan dan dialog kepada masyarakat lebih meÂnyentuh persoalan aktual. UmÂpamanya masalah pendidikan dan lapangan kerja. Bagaimana sekoÂlah Islam langsung link and match dengan lapangan kerja. PerÂsoalan kita lebih banyak ekoÂnomi semenÂtara partai Islam kuÂrang concern, jadi hal-hal realitas.
Apa Anda percaya survei itu?
Saya rasa ini kerja profesioÂnal dan kerja akademis yang daÂpat dipertanggungjawabkan. Hanya perlu diperhatikan samÂplingnya. Meskipun margin erorÂnya tidak besar.
Masalahnya apa 1.000 orang disurvei bisa wakili 200 juta jiwa penduduk Indonesia. Tapi kami yakin hasilnya adaÂlah sebuah peringatan, karena meÂlihat selera publik terhadap partai Islam.
Ada rencana membuat surÂvei buatan PKS?
Kami tidak membuat survei tanÂdingan atau buat pembanding. Tapi kami cukup menganalisa survei-survei yang bermunculan saja.
Kenapa?
Kami memiliki pengalaman tentang survei, pada Pemilu 1999 awal pendirian Partai Keadilan (PK) kami tidak dianggap oleh para akaÂdemisi. Tapi toh kami bisa maÂsuk tujuh besar dan dapat tujuh kurÂsi di DPR dan satu orang menteri.
Pemilu 2004, hampir semua lembaga survei memberikan poin pada PKS 2,1 persen, tapi tetap saja kita bisa dapat 45 kursi DPR. SeÂdangkan Pemilu 2009 kami hanya dapat 3 persen, tapi nyaÂtanya jumlah kursinya bertamÂbah, dari 45 kursi DPR menjadi jadi 57 kursi DPR. Tapi surveinya tetap saja kecil melulu. Berarti kiÂta bisa jadi tambah besar di 2014.
Ada yang mengatakan tokoh di partai islam kurang kuat, sehingga hasil survei turun?
PKS berbeda dengan partai lain. Kalau partai lain sangat berÂgantung dari tokoh utama, sedang PKS tidak. Kami ini mesin poÂlitik. Siapapun tokohnya tidak menjadi masalah yang terpenting mesinnya tetap efektif.
Lantas yang diandalkan apa?
Soliditas kader serta militansi kader menjadi andalan PKS, maka dari itu kami tidak terlalu risau masalah tokoh partai islam. Tokoh adalah pembawa aspirasi kader dan memperjuangkannya, bukan mengkooptasi struktur dan kader. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: