Catat, Korupsi Bukan Ajaran Perguruan Tinggi!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Selasa, 08 Mei 2012, 18:02 WIB
Catat, Korupsi Bukan Ajaran Perguruan Tinggi<i>!</i>
syahganda nainggolan
RMOL. Dalam sejarah keberadaan perguruan tinggi di tanah air, tak ada satu pun yang mengajarkan mahasiswanya untuk melakukan korupsi. Praktik korupsi yang terjadi dalam lingkungan pemerintahan atau melibatkan pejabat pemangku negara, justru disebabkan oleh sistem bernegara yang amburadul dan lemahnya penegakan hukum.

Hal itu dikemukakan Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan di Jakarta, Selasa (8/5) menanggapi pernyataan Ketua DPR Marzuki Alie terkait perilaku korupsi yang dilakukan berbagai alumni perguruan tinggi di antaranya Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Teknologi Bandung.

Ia mengaku, penilaian Marzuki Alie terlalu menyederhanakan masalah karena jauh dari hakikat persoalan. Ia bahkan mempertanyakan, kenapa tidak dikatakan korupsi bisa dilakukan pula oleh alumni lembaga pendidikan agama ataupun keturunan para pemuka agama.

Syahganda juga menjelaskan, akibat krisis moral yang menyandera elit bangsa maupun para pemimpin yang tak mengutamakan keteladanan untuk hidup jujur serta sederhana, menjadikan perbuatan korupsi semakin merajarela hampir di semua tempat dan aspeknya.

"Korupsi itu utamanya terjadi karena sistem penyelenggaraan negara atau pemerintahan yang tidak efisien, transparan, serta akuntabel. Termasuk, ada kelemahan mendasar cara memaknai

amanah kekuasaan yang diberikan rakyat, untuk menjalankan kaidah bernegara dan prinsip berpemerintahan bersih,” jelas mantan aktivis ITB yang kini mahasiswa program doktoral Ilmu Kesejahteraan Universitas Indonesia itu.

Kelemahan itu, lanjutnya, ternyata diperparah dengan tidak adanya kepastian penegakan hukum secara tidak pandang bulu, termasuk merosotnya moral di kalangan elit yang sekadar berorientasi pada kepentingan diri sendiri serta kelompoknya.

Syahganda menyebutkan, kenyataan tersebut tidak saja merupakan bentuk pengkhianatan konstitusi, tetap juga telah mempermalukan nurani berbagai elit mengingat nasib rakyat yang umumnya diliputi kesengsaraan.

"Apalagi, sejauh ini kehidupan elit dan pejabat kita banyak terjebak pada sikap hedonis-pragmatis, bermewah-mewah, kerap berpelesiran ke luar negeri, serta asal menjadi kaya raya tanpa peduli apakah caranya benar atau salah," ujar Syahganda yang juga Dewan Pengarah Ikatan Alumni ITB Pusat.

Ditambahkan, perlakuan hukum yang tegas dan keras terhadap setiap tindak penyimpangan berupa korupsi, di samping menjunjung tinggi amanah rakyat serta diikuti keteladanan moral pemimpin, dipastikan negara ini selamanya bebas dari korupsi.

Ketua DPR Marzuki Alie sudah meluruskan pernyataannya yang menuduh alumni UI dan UGM banyak menjadi koruptor. Menurut Marzuki, pernyataannya telah dipotong sehingga berbunyi tendensius dan seolah memojokkan UI dan UGM.

Dijelaskan Marzuki, dalam acara 'Masa Depan Pendidikan Tinggi di Indonesia' di kampus UI, Depok, kemarin siang, dirinya menyatakan bahwa pejabat-pejabat yang korupsi adalah orang berpendidikan. Mereka berasal dari berbagai universitas terkenal di Tanah Air. [zul]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA