RMOL. Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Lutfi Hasan Ishaaq mengaku, partainya masih bergabung dalam Setgab parpol pendukung pemerintah. Belum ada perubahan. Masih seperti dulu.
“Setgab tidak ada yang baru seÂmuanya its ok. Bagaikan judul lagu; Masih seperti yang dulu,’’ kata Lutfi Hasan Ishaaq kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya:
Anggota Setgab sama-sama menterjemahkan kontrak politik. Kemudian ada komunikasi yang kurang lancar dalam memaknai kontrak politik. Output-nya tentu disikap secara politik juga.
Mungkin karena kesibukan seÂmua pihak, sehingga terjadi koÂmunikasi yang tidak intens, seÂhingga out put-nya berbeda. SeteÂlah itu ada pernyataan-pernyataan yang nuansanya ada yang menyaÂlahkan dan ada pembelaan. KeÂmuÂdian diskusi itu berhenti karena itu semua kan diskusi di media. Nah baru sampai di situ. Belum ada sesuatu yang berubah dalam Setgab.
Berarti hanya gangguan koÂmunikasi?
Ya. Memang ada gangguan komunikasi. Ada intensifikasi diÂalog dan pembahasan yang berÂkuÂrang, sehingga menimbulkan output beda sikap politik. Tapi saya rasa masing-masing pihak sedang mengikuti perkembangan dan membaca kinerja masing-masing. Baru sampai sebatas itu.
Apakah Setgab pernah meÂngeÂluarkan surat tertulis meÂngeÂnai posisi PKS sekarang ini?
Tidak ada.
Bukannya sejumlah anggota Setgab menilai PKS sudah keÂluar?
Pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan di media bukanlah mekanisme organisasi. Kami mengÂhargai statement siapapun di media sebagai sebuah ungkaÂpan suasana hati. Tapi itu kan bukan ungkapan organisasi. KaÂlau suasana hati siapapun dapat mengungkapkannya kepada publik. Kalau organisasi kan ada SOP (standard operating proÂcedure).
PKS dianggap tidak memaÂtuÂhi butir 5 code of conduct, tangÂgapan Anda?
Mengenai itu harus dibacara secara keseluruhan, bukan seÂpoÂtong-potong begitu. Saya rasa secara organisasi, pihak-pihak pengambil keputusanmembaca secara utuh code of conduct.
Kalau hanya membacanya butir lima itu namanya suara hati. Tapi tidak semua suara hati menjadi bahan untuk mengambil keputusan organisasi. Mengambil keputusan organisasi itu pertimÂbanganya komprehensif. Kalau suara hati, siapa saja bisa meÂnyampaikan.
Jika dibaca secara utuh, apa posisi PKS masih dalam SetÂgab?
Ya, silakan baca secara utuh. Saya rasa itulah yang sedang diÂlakukan para pengambil kebijaÂkan di Setgab. Para pengambil kebijakan di setgab itu lebih komÂprehensif cara membacanya dan utuh.
Dalam rapat Setgab, belaÂkaÂngan ini PKS tidak diundang, itu bagaimana?
Rapat-rapat itu tidak harus selalu pleno. Tergantung kepada thema yang akan dibahas. Ada kalanya yang rapat cuma ketua, ketua harian atau wakil dan seÂkretaris saja, atau bisa menteri terÂkait saja.
Bisa saja mengundang partai terkait saja karena ada urusan dengan kementerian dengan ini dengan itu. Ada sekian jenis rapat yang diundang beda-beda. Itu secara organisasi biaÂsa. Kami meÂmanÂdang itu meÂkaÂnisÂme orgaÂniÂsasi stanÂdar yang diÂlaÂkuÂkan untuk rapat-rapat. Tidak harus semua pleno karena terganÂtung terhadap isu yang dibahas atau keputusan yang akan diambil.
Kita menghargai ungkapan-ungkapan itu sebagai suara hati. Kalau disimpan, tidak diungkapÂkan nanti berubah menjadi peÂnyakit. Nah untuk usia-usia terÂtenÂtu itu perlu supaya lega dan plong dan enak.
Kami yang muda-muda ini mengerti tentang orang-orang tua yang memerlukan saluran untuk melepaskan suasana hati ke puÂblik, tetapi itu bukan ungkapan organisasi.
Pernyataan-pernyataan yang bukan dari pengambil kebijakÂkan, itu hanya suara hati dan itu kami hargai. Kalau suara hati tidak di salurkan bisa stres, deÂpresi, dan bisulan, he-he-he.
Memang mengeluarkan suara hati itu untuk mengendorkan surat syaraf, itu perlu untuk usia-usia tertentu, itu hak segala bangsa. Mudah-mudahan dengan terekspresinyakannya suara hati menjadi sehat semua secara fisik karena tidak lagi depresi, jengkel, kesel, itu kami menghargai. KaÂrena memang kita memerlukan kesehatan fisik yang prima bagi para politisi kita.
PKS berada dalam Setgab, kenapa terkadang lebih kritis keÂtimbang parpol yang oposisi?
Saya rasa kalau oposisi, kekriÂtisanya untuk menjatuhkan. Tapi kalau mitra koalisi kekritisannya untuk kebaikan bersama. Justru kalau dibiarkan dalam beberapa situasi sebagai mitra koalisi tidak memberi masukan dan tanggapan malah nanti bisa kontra produktif. Makanya kita memberikan panÂdangan-pandangan yang kompreÂhensif supaya bisa menjadi baÂhan pengambilan kebijakan. KaÂlau bisa dilakukan secara tertutup, sebisa mungkin kita lakukan seÂcara tertutup. Tidak sampai ke public. Tapi kalau tidak ada space untuk menyampaikan secara terÂtutup, kita sampaikanlah seÂcara terbuka. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: