WAWANCARA

Hayono Isman: Kami Kerja Siang Malam Ada Bukti-buktinya...

Senin, 30 April 2012, 09:23 WIB
Hayono Isman: Kami Kerja Siang Malam Ada Bukti-buktinya...
Hayono Isman

RMOL. Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Jerman sukses membuntuti dan mendokumentasikan kegiatan kunjungan kerja (kunker) anggota Komisi I DPR di Berlin.

Delegasi yang dipimpin Wa­kil Ketua Komisi I DPR Hayono Isman itu dikritik keras PPI. Se­bab, kunker ini dianggap tidak urgent dan menghamburkan uang rakyat sekadar untuk wisata be­lanja saja.

Tuduhan itu dianggap Hayono Isman bagian berdemokrasi. Tapi tidak serta merta seburuk yang digambarkan PPI.

“Banyak hal yang kami kerja­kan, tapi yang positif tidak dipu­bli­kasikan,’’ kata  Hayono Isman ke­pada Rakyat Merdeka, kemarin.

Berikut kutipan selengkapnya;

PPI membuntuti dan men­do­kumentasikan perjalanan rom­bongan ke hotel dan pusat per­be­lanjaan?

Saya juga baru tahu ada yang secara sembunyi-sembunyi mem­buntuti. Padahal tidak perlu be­gitu. Kalau saya tahu, adik-adik senang hati akan saya izinkan ber­tanya atau mengambil foto.


Apa semua anggota DPR mem­bawa keluarganya masing-masing?   

Sama seperti saya, anggota lain juga didampingi suami atau istri. Kalau saya bersama istri karena sebelum ke Jerman saya man­faat­kan reses ke London untuk me­ngu­­rus flat milik kami yang terdaftar di kantor pajak, tapi su­dah lama kosong. Juga ke Stuttgart menjenguk adik yang ber­sua­mi­kan orang Jerman. Kami  sudah tahunan tidak bertemu.


Rombongan keluarga pakai uang negara?

Yang saya ketahui, semuanya pakai dana pribadi, termasuk sewa kendaraan transportasi se­lama di Berlin. Tidak benar kami numpang gratis mobil KBRI.


Anggota DPR, termasuk Anda kepergok belanja di mall mewah, ini bagaimana?

Tidak masalah kalau ada foto lagi belanja. Tapi tidak benar ka­lau disebut gila-gilaan. Saya hanya meluangkan waktu seben­tar sekali untuk membeli dasi merah-putih. Itu pun dengan uang pribadi saya dan tidak merugikan uang negara. Bagi saya, yang penting tidak ada penyimpangan uang negara. Di luar itu, kalau anggota punya ke­pen­tingan lain itu uru­san masing-ma­sing.


Apa ya waktu san­tai sedikit se­kali?

Sebagai ketua delegasi, saya langsung melihat rapat-rapat dengan KBRI maupun konterpart Jerman. Ang­gota Komisi I di­si­plin, tekun dan respon­sif. Se­­tiap hari rapat dari pagi hingga sore. Bah­kan ada yang lanjut sampai ma­lam. Ini artinya, kami bekerja siang dan ma­lam, dan ada bukti-buktinya.    


Anda tidak setuju dengan aksi PPI?

Sikap kritis penting bagi penguatan demokrasi walau akan lebih baik bila elemen PPI Berlin mau berdialog saat sila­turahmi di KBRI.      


Memangnya PPI menolak berdiskusi?

Hanya beberapa yang ikut sesi dialog sampai akhir. Harapan kami, usai menyampaikan protes, adik-adik tetap tinggal, berdialog dalam suasana demokratis. Tapi sangat disayangkan, adik-adik justru keluar ruangan pertemuan. Saya bukan menghakimi siapa­pun karena kita masing-masing pasti punya cara dan pendapat yang berbeda. Tapi bukankah esensi demokrasi adalah silatu­rah­mi dan dialog.


Sebelum ke Jerman, benar mampir dulu ke Belanda?

Benar. Kami memenuhi unda­ngan Indonesian Migrant Worker Union didampingi Dubes Indone­sia di sana, Ibu Retno. Pekerja ilegal memohon perlindungan pemerintah RI karena banyak ditipu agen, kerja tanpa dokumen, masalah dokumen SPLP atau pengganti paspor dan sebagainya.


Ke Belanda tidak masuk agen­­da kunker, sejauhmana ur­gensinya?

Kami tidak jalan-jalan. Kami merasa perlu bantu nasib pekerja ilegal di Belanda. Kami telah mengirim surat ke Kemenkum­ham agar segera menyelesaikan masalah tadi. Jangankan peratu­ran, UUD saja bisa kita amande­men. Diharapkan dalam waktu dekat surat izin bekerja bisa di­rubah menjadi paspor sebagai TKI di Belanda.


Maksud kunker ke Berlin itu apa sih?

Melaksanakan fungsi penga­wa­san DPR terhadap eksekutif serta menjajaki ke arah upaya pem­ben­tukan kemitraan antar Parlemen Indonesia dan Jerman. Kunjungan ini pun penting ka­rena ikut memperingati 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Jerman. Kedua negara se­pakat untuk membentuk suatu ke­mitraan yang mencakup berbagai bidang kerja sama, termasuk ke­mitraan antar parlemen kedua negara.


Hasil resmi kunkernya se­perti apa?

Belum. Nanti setelah selesai semua agendanya, kami akan laporkan detil kepada publik. Saya hanya bisa menyampaikan beberapa hasilnya sementara selaku Ketua Delegasi.


Apa tujuan kunker terca­pai?  

Saya kira ya. Kami mengun­jungi pabrik tank Leopard, Krauss-Maffei-Wegmann GmbH & Co. KG. Second track diplo­macy dengan Komisi Luar Ne­geri dan Komisi Pertahanan, Parlemen, Kementerian Ekonomi dan Tek­nologi serta Kementerian Luar Negeri Jerman. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA