RMOL. Markas Besar Polri menyimpulkan tidak ada pencurian organ tubuh tiga jenazah Tenaga Kerja Indonesia yang ditembak mati Kepolisian Diraja Malaysia.
Kesimpulan tersebut didapatÂkan setelah otopsi ulang yang diÂlakukan Tim Kedokteran ForenÂsik Mabes Polri bersama Tim Fakultas Kedokteran Universitas Mataram.
“Dari hasil otopsi tidak ada organ tubuh yang hilang,’’ kata Kepala Bidang Dokter Kesehatan Polri, Kombes Pol Anton CastiÂlani, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Seperti diketahui, tiga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal NTB meninggal di Malaysia. KetigaÂnya adalah Herman, Abdul Kadir Jaelani, dan Mad Noon. Mereka dipulangkan dari Malaysia, 5 April lalu.
Mereka ditembak Polisi Diraja Malaysia karena diduga melakuÂkan tindak pidana dan melawan aparat. Anehnya, tubuh para TKI itu pulang penuh dengan bekas jahitan di sekujur tubuh dan mata, sehingga muncul dugaan adanya penjualan organ tubuh ketiga TKI tersebut.
Anton Castilani selanjutnya mengatakan, otopsi yang dilakuÂkan Malaysia sesuai prosedur dan tidak ada organ-organ yang hiÂlang dari tubuh tiga TKI tersebut.
Berikut kutipan selengkapnya:
Belum bisa kita rilis. Sebab, ini masih dalam penyelidikan. Kami khawatir menimbulkan polemik kalau luka tembak 3 TKI dipuÂblikasikan. Lagipula itu adalah kewenangan penyidik, saya tidak boleh ngomong masalah ini.
Kami dari tim kesehatan Polri diminta melakukan otopsi atas permintaan penyidik. Kami mengembalikan lagi informasi yang kami peroleh dari kegiatan-kegiatan kami kepada penyidik.
Dari otopsi tersebut apakah ada organ tubuh yang hilang?
Nggak ada yang hiÂlang. Itu nggak benar mengenai adanya organ yang hilang.
Bagaimana mataÂnya, karena meÂnuÂrut pengakuan keluarga salah satu jenazah TKI bagian itu hilang?
Bagian mata juga lengkap
O ya, otopsi bagian mata apaÂÂkah memang biasa dijahit seÂtelah otopsi?
Itu tergantung. Kalau memang ada hal-hal yang mencurigakan di dalam mata, sehingga perlu dijahit kalau sudah dibuka.Saya kira salah satu dari jenazah itu kan menderita luka tembak di muka. Bukan karena sengaja dijahit matanya.
Kalau kepala yang terbelah-belah dan dijahit, apa sudah biasa dalam otopsi?
Ya. Kalau nggak dijahit, ya kasihan dong lukanya.
Kalau keterangan ditemuÂkanÂnya plastik dan alat-alat keÂdokÂteran dalam tubuh jenazah, apa itu benar?
Ah, nggak benar itu. Jenazah itu kan sudah di-formalin. Kalau dibiarkan seperti itu akan cair berantakan. Makanya ditaruh dalam wadah. Baru dimasukan ke dalam kepala daripada berantaÂkan, karena otak kan mencair. Memang itu prosedur normal. Prosedur universal dalam otopsi.
Pada waktu pengembalian, demi menjaga kosmetika, maka biasanya ditambahkan kapas, plastik, apapun supaya kelihaÂtan rapi kembali. Itu adalah prinÂsip otopsi, sehingga saat mengemÂbalikan jenazah dalam keadaan rapi.
Kenapa pihak Malaysia melaÂkukan otopsi, tapi belum menÂdaÂpat izin keluarga, apa itu bisa?
Untuk kasus yang dalam peÂnyidikan, memang tidak perlu meminta ijin keluarga untuk melakukan suatu otopsi.
Otopsi di Malaysia itu wajar begitu?
Ya. Sebab, itu kan tindak pidana.
Apa Polri meminta hasil otopÂsi yang dilakukan Malaysia untuk melengkapi penyelidiÂkan?
Ini kan dalam proses penyidiÂkan. Itu dilakukan bekerja sama dengan Kementerian Luar NeÂgeri, termasuk di dalamnya atase kepolisian kita yang ada di MaÂlaysia. Tetapi keterangan lengÂkapÂnya dapat ditanyakan kepada penyidik.
Apa jenazah sudah diÂkemÂbaliÂkan ke keluarga atau akan diÂtaÂhan sampai penyeÂlidiÂkan selesai?
Saya kira sudah dikembalikan dan langsung dimakamkan kemÂbali.
Nggak bisa buru-buru. MakaÂnya tidak bisa selesai dalam satu hari, karena memang tidak keÂburu. Saya kira waktunya normal seperti itu karena mengotopsi tiga jenazah. Ini memang butuh waktu.
Apakah biasanya memang membutuhkan waktu lama untuk otopsi?
Tergantung. Sama saja kalau orang operasi, bisa 15 menit. Bisa 15 jam. Untuk otopsi juga begitu. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: