"Saya merasakan komunikasi yang cukup baik. Ada apa-apa, beliau telepon saya atau saya menelepon beliau. Tidak ada hambatan sama sekali dalam melaksankana
Wakil Ketua Komisi IX DPR itu mengungkapkan hal tersebut kepada Rakyat Merdeka Online (Jumat, 27/4) menanggapi pengunduran Endang dari jabatan tersebut karena mengidap penyakit kanker paru.
"Beliau sangat terbuka, bisa menerima masukan dengan baik walaupun terkadang kawan-kawan itu mengkritik dengan sangat keras. Dengan tersenyum, sabar, tenang dia menerima semua masukan itu," ujar Irgan.
Padahal, ungkap Irgan, latar belakang antara anggota Dewan dengan Endang sangat berbeda. Dewan dalam menyampaikan masukan dan kritik berdasarkan pengalaman keseharian dan yang terjadi di lapangan. Sementara Endang, adalah orang yang berpendidikan, yang meraih gelar magister dan doktor dari Harvard School of Public Health, Amerika Serikat ini.
"Artinya, dengan kemampuan intelektual (Endang) yang cukup memadai, sementara terkadang masukan DPR, tahulah, berdasarkan pengalaman sehari-hari, mungkin menyampaikannya sangat keras, tapi dia mampu melayani dengan baik. Dia paham bahwa DPR adalah lembaga politik, bukan lembaga kajian ilmiah," beber Irgan.
Menurut Irgan, Presiden harus segera mencari siapa pengganti Endang untuk mengisi jabatan Menkes. Dan dia mengingatkan, tradisi bahwa Menkes dari kalangan profesional harus tetap dipertahankan. "Saya kira (SBY) harus segera (cari penggantinya). Harus yang profesional dong," demikian Irgan. [zul]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: