WAWANCARA

Laksamana Muda Iskandar Sitompul: Gunakan Senjata Ada Prosedurnya, Nggak Boleh Asal Main Tembak...

Rabu, 25 April 2012, 09:00 WIB
Laksamana Muda Iskandar Sitompul: Gunakan Senjata Ada Prosedurnya, Nggak Boleh Asal Main Tembak...
Laksamana Muda Iskandar Sitompul

RMOL. Pertikaian antara anggota Kostrad dengan anggota Brimob di Gorontalo diminta diselidiki secara tuntas. Yang bersalah harus mendapatkan hukuman.

“Untuk menggunakan senjata, nggak boleh langsung main tembak. Tapi harus ada standar operasi prosedurnya,’’ kata

Kepala Pusat Penerangan (Ka­puspen) Mabes TNI, Lak­samana Muda Iskandar Sitompul, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Seperti diketahui, kejadian itu bermula ketika satu regu Brimob berpatroli menggunakan mobil truk dan dilempari batu dan botol oleh orang yang tidak dikenal. Ke­mudian, Brimob tersebut me­ngejar namun tidak ter­tangkap.

Besoknya Brimob kembali melakukan sweeping di depan Kantor Brimob. Awalnya ada tiga motor lewat, lalu diberhentikan. Namun tiga motor itu tidak mau berhenti. Kemudian Brimob lang­­sung melepaskan tembakan.

Iskandar Sitompul selanjutnya mengatakan, awalnya mereka tidak tahu identitas yang mengen­darai tiga motor itu. Setelah ter­kena tembakan dan motornya jatuh, ternyata yang ditembak anggota kostrad.

“Sangat disayangkan terjadi bentrok di lapangan di Gorontalo. Diharapkan semuanya berkepala dingin dan tidak boleh terprovo­kasi atas ke­ja­dian ini,” kata Is­kan­dar Sitompul kepada Rakyat Mer­deka, di Jakarta, kemarin.

Berikut kutipan selengkapnya:

    

Ada berapa korban yang ter­tembak?

Dalam bentrok tersebut, ada empat anggota Kostrad yakni Prada (Prajurit Dua) Apriadi, Prada Firman, Prada Tanris, dan Prada Tiflif menderita luka tem­bak di kaki dan paha. Se­men­tara anggota TNI lainnya, Prada Adrian dan Prada Rahim ter­luka akibat sabetan sen­jata tajam di ba­gian pelipis dan lengan.

Sedangkan yang dalam kondisi kritis adalah Prada Firman. Yang lainnya terkena luka tembak dan masih di Gorontalo. Enam orang itu anggota Kostrad.

Apa yang sudah dilakukan Mabes TNI?

Yang sudah kami lakukan adalah Pangkostrad langsung mengecek ke lokasi. Bertemu dengan Kapolda serta Pangdam di sana.

Tentunya kami akan melaku­kan peyelidikan dulu permasa­la­hannya untuk mengetahui ke­jadian yang sebenarnya seperti apa. Mari tunggu pendalaman dan upaya penyidikan supaya jangan sampai meluas.


Apa sudah membentuk tim khusus?

Ya. Tim ini gabungan dari TNI dan Polri. Ada Pangdam, Kodam, Propam dan lainnya di sana. Mereka sudah berkoordinasi untuk menelusuri kejadian itu.

Saya berharap, kasus ini di­se­lidiki secara tuntas. Yang bersalah harus mendapatkan ganjaran sesuai dengan perbuatannya. Untuk menggunakan senjata, nggak boleh langsung main tembak. Tapi harus ada standar operasi prosedurnya (SOP).

Kami sendiri perlu mengeva­luasi. Alangkah baiknya bekerja itu sesuai dengan kerja prosedur. Jangan sampai melanggar SOP yang sudah ada.


Kenapa sering terjadi ben­trok antara TNI dengan Polisi?

Harus diketahui juga bahwa baik anggota polisi maupun TNI adalah manusia biasa. Sebenar­nya, semuanya sudah dibekali agar tidak terjadi bentrok.

Jika masih terjadi bentrok, ten­tu­nya harus dimaklumi. Nama­­nya juga manusia biasa. Bagi siapa yang bersalah atas kejadian ini harus dihukum sesuai dengan aturan yang berlaku.

Ada yang menilai karena ada­nya kecemburuan TNI terha­dap Polri, komentar Anda?

Saya rasa nggak ada seperti itu. Itu adalah pendapat-pen­da­pat orang saja. Sementara, kami tidak ada merasa seperti itu. Semuanya harus jadi pelaja­ran. Kemudian dilakukan pem­bena­han.  [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA