RMOL. Momentum Pemilihan Umum 2014 memang masih terhitung cukup lama, namun lain halnya dalam kalkulasi politis. Hiruk-pikuk politik dengan eskalasi yang semakin meningkat memangkas hitungan tahun menuju 2014 terasa begitu dekat.
Tidaklah mengherankan jika partai-partai politik telah mengaÂjukan rumusan, agenda maupun manuver yang terkait dengan resÂpons terhadap Pemilu 2014.
Realitas inilah yang juga seÂdang menghinggapi kondisi internal Partai Golkar. Sebagai partai besar yang sedang meÂmoÂles diri dalam menghadapi tanÂtangan politik yang semakin komÂpleks, Partai Golkar menÂcanangÂkan berbagai strategi dan program yang hendak mengakoÂmodasi kelemahan masa lalu demi mengurai hasil lebih baik di masa depan.
Demikian disampaikan Ketua DPP Partai Golkar, Yorrys RaweÂyai, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
“Catur Sukses yang menjadi program utama di bawah kepeÂmimpinan Aburizal Bakrie seÂkaligus merupakan tahapan-tahaÂpan stretagis, rasional dan terukur di mana partai ini akan mampu mengkalkulasi kekuatan riil daÂlam menyongsong kesukseÂsan Pemilu 2014,’’ papar Yorrys Raweyai.
Berikut kutipan selengkapnya:
Belum usai tahapan-tahapan Catur Sukses diurai satu per satu, berbagai capaian yang telah dan belum dihasilkan justru tidak menÂjadi perhatian utama.
Partai berlambang pohon beriÂngin ini justru melakukan lomÂpaÂtan-lompatan yang tidak lagi mensinergikan Catur Sukses seÂbagai suatu kesatuan. Sukses konÂsolidasi, kaderisasi dan keÂkaryaan berada dalam wilayah abu-abu. Sementara Sukses Pemilu 2014 menjadi perbinÂcangan utama yang mengabaikan kondisi riil dari kesuksesan-keÂsuksesan seÂbelumnya.
Kenapa pencalonan Aburizal Bakrie ditanggapi beragam kaÂder Partai Golkar?
Tidaklah mengherankan jika wacana pencalonan Aburizal Bakrie sebagai presiden Pemilu 2014 ditanggapi beragam oleh berbagai pihak.
Ada optimisme yang muncul. Namun tidak sedikit padangan pesimis yang justru semakin menguat.
Jika kesuksesan Aburizal Bakrie dalam menahkodai Partai Golkar menjadi catatan penting bagi ukuran politik pencalonanÂnya sebagai presiden pada Pemilu 2014. Lalu sejauhmana kesukseÂsan itu diurai lebih jelas dalam kaca mata internal Partai Golkar.
Cukupkah tahapan konsolidasi, kaderisasi dan kekaryaan mewaÂkili soliditas, kebulatan suara dan tekad serta kesamaan persepsi untuk membincangkan tahapan Pemilu 2014 yang salah satunya mewacanakan pencalonan AbuÂrizal Bakrie.
Apa pencalonan itu mulus?
Situasi politik pasca reformasi telah menghadirkan kontestasi dan kompetisi yang berwarna dan tidak lagi dimonopoli oleh keÂkuatan politik tertentu. Kesadaran dan kecerdasan politik yang seÂmakin meningkat memungkinÂkan pilihan-pilihan politik menÂjadi pilihan bebas dan rasional.
Politik telah menjadi pergumuÂlan intensionalitas yang aktif keÂtimbang sekedar pragmatis, bisÂnis as usual, ataupun meneÂrima realitas yang ada.
Publik politik tidak lagi sekaÂdar didekati saat diperlukan, naÂmun dilibatkan dalam desain beÂsar yang dikandung oleh nilai-nilai ideal dari laku politik itu sendiri. Landasan desain itulah yang mengurai secara panjang lebar kinerja politik yang bertaÂhap, terukur dan sistematis, hingga bermuara pada target-tarÂget rasional yang hendak dicapai.
Pemilu 2009 Partai Golkar gagal meraih 20 persen suara, apa Pemilu 2014 bisa berhasil?
Kiranya Catur Sukses mengÂgamÂbarkan tahapan-tahapan hoÂlistik dan komprehensif program kerja kepartaian selama kurun waktu 2009-2015. Kegagalan Partai Golkar memenuhi target suara nasional di atas 20 persen pada Pemilu 2009 ditengarai akiÂbat perangkat, sistem dan mekaÂnisÂme kepartaian tidak berjalan efektif. Rencana Induk KaderiÂsasi (RIK) Partai Golkar secara khusus menyebut empat hal peÂnyebab penurunan suara Partai Golkar pada Pemilu 2009. PerÂtama, kebijakan partai dan dan mekaÂnisme organisasi tidak berÂjalan secara konsisten. Kedua, ideologi karya dan kekaryaan tidak diÂimplementasikan secara optimal. Ketiga, kebijakan sosial dan ekoÂnomi partai terkait deÂngan kepenÂtingan rakyat tidak diÂrumuskan dan dikorelasikan deÂngan posisi politik Partai Golkar. Keempat, sistem pencalegan yang tidak menÂdayagunakan kader secara optimal dan repreÂsentatif.
Kesadaran atas kekurangan itulah yang hendak direspons secara maksimal melalui program Catur Sukes.
Bagaimana dengan RapimÂnas yang diselenggarakan tiap tahun?
Memonetum Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang digeÂlar setiap tahunnya menyajikan evaluasi dan laporan tentang seÂjauh mana perkembangan caÂpaian-capaian dari Catur Sukes tersebut setiap tahunnya. Atau, paÂling tidak, sejauh mana perÂkemÂbangan kinerja kepartaian mampu mengakomodasi dan menepis penyebab-penyebab keÂgagalan pada Pemilu 2009.
Apa Aburizal Bakrie berhasil melakukan pembenahan?
Harapan dari hasil pembenaÂhan sistem, perangkat dan mekaÂnisme kepartaian dalam masa kepemimÂpinan Aburizal Bakrie, memang cukup besar. Tidak sulit sekadar memunculkan harapan tersebut, sebab partai ini telah mengidenÂtifikasi penyebab-penyebab keÂgagalan di masa lalu. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: