WAWANCARA

Yorrys Raweyai: Pencalonan Aburizal Bakrie Masih Ditanggapi Beragam

Rabu, 11 April 2012, 09:15 WIB
Yorrys Raweyai: Pencalonan Aburizal Bakrie Masih Ditanggapi Beragam
Yorrys Rawe­yai

RMOL. Momentum Pemilihan Umum 2014 memang masih terhitung cukup lama, namun lain halnya dalam kalkulasi politis. Hiruk-pikuk politik dengan eskalasi yang semakin meningkat memangkas hitungan tahun menuju 2014 terasa begitu dekat.

Tidaklah mengherankan jika partai-partai politik telah menga­jukan rumusan, agenda maupun manuver yang terkait dengan res­pons terhadap Pemilu 2014.

Realitas inilah yang juga se­dang menghinggapi kondisi internal Partai Golkar. Sebagai partai besar yang sedang me­mo­les diri dalam menghadapi tan­tangan politik yang semakin kom­pleks, Partai Golkar men­canang­kan berbagai strategi dan program yang hendak mengako­modasi kelemahan masa lalu demi mengurai hasil lebih baik di masa depan.

Demikian disampaikan Ketua DPP Partai Golkar, Yorrys Rawe­yai, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

“Catur Sukses yang menjadi program utama di bawah kepe­mimpinan Aburizal Bakrie se­kaligus merupakan tahapan-taha­pan stretagis, rasional dan terukur di mana partai ini akan mampu mengkalkulasi kekuatan riil da­lam menyongsong kesukse­san Pemilu 2014,’’ papar Yorrys Raweyai.

Berikut kutipan selengkapnya:

Apa tahapan Catur Sukses itu sudah dilaksanakan?

Belum usai tahapan-tahapan Catur Sukses diurai satu per satu, berbagai capaian yang telah dan belum dihasilkan justru tidak men­jadi perhatian utama.

Partai berlambang pohon beri­ngin ini justru melakukan lom­pa­tan-lompatan yang tidak lagi mensinergikan Catur Sukses se­bagai suatu kesatuan. Sukses kon­solidasi, kaderisasi dan ke­karyaan berada dalam wilayah abu-abu. Sementara Sukses Pemilu 2014 menjadi perbin­cangan utama yang mengabaikan kondisi riil dari kesuksesan-ke­suksesan se­belumnya.


Kenapa pencalonan Aburizal Bakrie ditanggapi beragam ka­der Partai Golkar?

Tidaklah mengherankan jika wacana pencalonan Aburizal Bakrie sebagai presiden Pemilu 2014 ditanggapi beragam oleh berbagai pihak.

Ada optimisme yang muncul. Namun tidak sedikit padangan pesimis yang justru semakin menguat.

Jika kesuksesan Aburizal Bakrie dalam menahkodai Partai Golkar menjadi catatan penting bagi ukuran politik pencalonan­nya sebagai presiden pada Pemilu 2014. Lalu sejauhmana kesukse­san itu diurai lebih jelas dalam kaca mata internal Partai Golkar.

Cukupkah tahapan konsolidasi, kaderisasi dan kekaryaan mewa­kili soliditas, kebulatan suara dan tekad serta kesamaan persepsi untuk membincangkan tahapan Pemilu 2014 yang salah satunya mewacanakan pencalonan Abu­rizal Bakrie.


Apa pencalonan itu mulus?

Situasi politik pasca reformasi telah menghadirkan kontestasi dan kompetisi yang berwarna dan tidak lagi dimonopoli oleh ke­kuatan politik tertentu. Kesadaran dan kecerdasan politik yang se­makin meningkat memungkin­kan pilihan-pilihan politik men­jadi pilihan bebas dan rasional.

Politik telah menjadi pergumu­lan intensionalitas yang aktif ke­timbang sekedar pragmatis, bis­nis as usual, ataupun mene­rima realitas yang ada.

Publik politik tidak lagi seka­dar didekati saat diperlukan, na­mun dilibatkan dalam desain be­sar yang dikandung oleh nilai-nilai ideal dari laku politik itu sendiri. Landasan desain itulah yang mengurai secara panjang lebar kinerja politik yang berta­hap, terukur dan sistematis, hingga bermuara pada target-tar­get rasional yang hendak dicapai.


Pemilu 2009 Partai Golkar gagal meraih 20 persen suara, apa Pemilu 2014 bisa berhasil?

Kiranya Catur Sukses meng­gam­barkan tahapan-tahapan ho­listik dan komprehensif program kerja kepartaian selama kurun waktu 2009-2015. Kegagalan Partai Golkar memenuhi target suara nasional di atas 20 persen pada Pemilu 2009 ditengarai aki­bat perangkat, sistem dan meka­nis­me kepartaian tidak berjalan efektif. Rencana Induk Kaderi­sasi (RIK) Partai Golkar secara khusus menyebut empat hal pe­nyebab penurunan suara Partai Golkar pada Pemilu 2009. Per­tama, kebijakan partai dan dan meka­nisme organisasi tidak ber­jalan secara konsisten. Kedua, ideologi karya dan kekaryaan tidak di­implementasikan secara optimal. Ketiga, kebijakan sosial dan eko­nomi partai terkait de­ngan kepen­tingan rakyat tidak di­rumuskan dan dikorelasikan de­ngan posisi politik Partai Golkar.  Keempat, sistem pencalegan yang tidak men­dayagunakan kader secara optimal dan repre­sentatif.

Kesadaran atas kekurangan itulah yang hendak direspons secara maksimal melalui program Catur Sukes.


Bagaimana dengan Rapim­nas yang diselenggarakan tiap tahun?

Memonetum Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang dige­lar setiap tahunnya menyajikan evaluasi dan laporan tentang se­jauh mana perkembangan ca­paian-capaian dari Catur Sukes tersebut setiap tahunnya. Atau, pa­ling tidak, sejauh mana per­kem­bangan kinerja kepartaian mampu mengakomodasi dan menepis penyebab-penyebab ke­gagalan pada Pemilu 2009.


Apa Aburizal Bakrie berhasil melakukan pembenahan?

Harapan dari hasil pembena­han sistem, perangkat dan meka­nisme kepartaian dalam masa kepemim­pinan Aburizal Bakrie, memang cukup besar. Tidak sulit sekadar memunculkan harapan tersebut, sebab partai ini telah mengiden­tifikasi penyebab-penyebab ke­gagalan di masa lalu. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA