RMOL. Presiden SBY konsentrasi mengurusi berbagai kebijakan untuk kesejahteraan rakyat. Buat apa memikirkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Konsentrasi Pak SBY 99,5 persen untuk kebijakan. Untuk saat ini mungkin 0,5 perÂsen saja mikirin PKS,†kata Staf Khusus Presiden Bidang InforÂmasi, Heru Lelono, keÂpada RakÂyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Menurut Heru Lelono, urusan politik tidak menjadi lebih penÂting dibanding urusan pemeÂrintah.
“Kebijakan pembangunan dan APBN-P menjadi konsentrasi Pak SBY saat ini. Soal sikap PKS itu tergantung partai itu. Kalau masyarakat menilai PKS meÂlanggar kontrak koalisi, maka taÂnyakan langsung ke PKS, mauÂnya apa,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Benar nih SBY tidak memiÂkirÂkan PKS?
Ya. Sekarang ini hampir setiap hari dilakukan sidang terbatas yang membicarakan berbagai hal di setiap sektor.
Masa sih hanya 0,5 persen memikirkan PKS?
Pak SBY itu Presiden Republik Indonesia yang harus memikirÂkan rakyatnya.
Silakan tanya langsung ke PKS. Maunya mereka apa. Jika ada anggota PKS bilang, lebih bangga berada di luar pemerintah atau oposisi. Saya berpikir karena mereka sudah menikmati keÂkuasaan hingga delapan tahun sejak 2004.
Bukankah dari dulu sikap PKS seperti itu?
Beda. PKS sudah menikmati keÂkuasaan bersama pemerintah. Partai politik ini kan dibentuk untuk mencari kekuasaan dan itu nggak salah.
Partai politik bertanding dan berÂkompetisi untuk mencari keÂkuasaan. Kalau tidak untuk menÂcari kekuasaan, itu namanya Lembaga Swadaya Masyarakat. PKS sudah menikmati kekuaÂsaan meski dalam pemilu nggak menang. Jika hari ini dengan muÂdah mereka bilang ingin jadi opoÂsisi, saya juga nggak tahu etika politik apa ini.
Kalau SBY tidak memikirkan PKS, kenapa menteri mereka diÂpertahankan di kabinet?
Makanya tanya PKS, sikapnya bagaimana. Yang jelas, Pak SBY tidak memikirkannya. Misalnya saja saat sidang kabinet mengenai pendidikan yang di dalamnya ada mengenai sosial. Maka dalam siÂdang kebinet tersebut juga diÂhaÂdiri Menteri Sosial. Kan Mensos ini menterinya PKS. Saya memÂbenarkan sikap Presiden itu.
Apa SBY tidak merasa terÂsakiti?
Pasti dong tersakiti. Pak SBY ini kan manusia biasa. Pak SBY pernah bilang, selain punya loÂgika, Pak SBY juga punya peraÂsaan. Kedua hal ini harus ada keseimbangannya. Kata Pak SBY, kalau tidak berjalan seimÂbang antara logika dengan peraÂsaan. Mana mungkin Pak SBY jadi Presiden. Sebab, yang ada hanya emosi terus.
Makanya Pak SBY tak mau gara-gara masalah PKS, peÂmerintah nggak jalan. Pak SBY ini bukan patung yang terbuat dari semen, Pak SBY juga punya perasaan.
SBY merasa terganggu dong dengan sikap PKS?
Saya melihatnya, Pak SBY tidak merasa terganggu atas sikap PKS karena hingga kini Pak SBY tetap fokus pada kesejahteraan rakyat dan menjalankan pogram-program yang ada.
Yakin SBY tidak merasa terÂganggu?
Ini masah sepele kok sebetulÂnya. Yang tidak sepele itu kalau program pemerintah tidak berÂjalan semestinya.
Ada anggota Setgab menilai PKS telah keluar dari kontrak koalisi, bagaimana pandangan SBY?
Jika ada anggota Setgab non PKS mengatakan demikian, berarti anggota setgab non PKS ini sudah bisa menilai kalau PKS ini melanggar perjanjian koalisi. Masa PKS nggak ngerti juga.
Kalau sudah paÂham, pertaÂnyaan besar saya, keÂnapa ketika ada sedikit tekanan antara MenÂkeu dengan DPR, anggota DPR dari PKS meminta agar Menkeu minta maaf.
Ternyata Menkeu nggak mau minta maaf. Maka koÂmentar saya, ini tidak relevan karena hingga hari ini, tidak ada ukuÂrannya elite politik yang etis itu mana dan yang tidak etis mana.
Kalau tidak ada kukuran etis, makanya saya katakan bahwa hari ini elite politik kita belum punya ukuran etika politik. Kalau punya, apakah PKS perlu keluar atau tidak dari kabinet. Jawaban saya terpulang lagi kepada PKS, punya etika politik tidak.
Berdasarkan code of conduct konÂtrak koalisi, PKS harus baÂgaimana?
Saya buka orang parpol, saya hanya profesional yang diminta Pak SBY untuk menjadi staf khusus. Jika ada anggota Setgab bilang bahwa PKS sudah keluar dari koalisi, mestinya PKS ngerti dong.
Tidak ada rencana reshuffle menteri dari PKS?
Saat ini Pak SBY konsentrasi untuk menjalankan kebijakan demi mensejahterakan rakyat. Itulah prioritas Pak SBY. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: