WAWANCARA

Jimly Asshiddiqie: Jangan-jangan Nazar Marah Karena MK Ungkap Kasusnya

Kamis, 05 April 2012, 09:56 WIB
Jimly Asshiddiqie: Jangan-jangan Nazar Marah Karena MK Ungkap Kasusnya
Jimly Asshiddiqie

RMOL. Bekas Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie membantah keras tudingan M Nazaruddin terkait pembangunan gedung MK.

“Saat membangun gedung MK ini iklimnya sedang menggebu-gebu anti korupsi. Kami mau memperlihatkan bahwa MK bisa memberantas korupsi,” ujar Jim­ly Asshiddiqie kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Sejak awal, lanjutnya, MK di­canangkan untuk menjadi lem­baga peradilan yang bersih, mo­dern, dan terpercaya. Makanya pro­yek pembangunan itu lang­sung diawasi agar tidak terjadi korupsi.

“Apalagi, karena lembaga baru sekjennya juga masih baru, be­lum pengalaman. Jadi saya meng­awasi sendiri agar jangan sampai ada korupsi,” ujarnya.

Seperti diketahui, usai men­ja­lani sidang tuntutan di Pengadilan Ti­pikor, Jakarta pada Senin (2/4), Nazaruddin kembali mengumbar tudingan.

“Saya juga akan melaporkan pem­bangunan gedung MK. Pem­ba­ngunan gedung MK itu pe­nunjukkan langsung sebelum di­bangun ada pertemuan Jimly, Sek­jennya, pengusahanya dan ang­gota DPR. Itu di Bebek Bali. Tanya Pak Jimly, dia mau bohong apa nggak,’’ kata Nazaruddin.

Jimly Asshiddiqie selanjutnya me­ngatakan, dirinya me­nga­dakan pertemuan tiga kali. Yakni, sebelum proyek berjalan, di te­ngah-tengah proyek berjalan dan di akhir proyek. “Pertemuannya dengan semua pegawai, semua bu­ruh karyawan,” ujarnya.


Berikut kutipan selengkapnya:    

Apa tujuan pertemuan tiga kali itu?

Pertemuan tersebut agar dalam pelaksanaannya tidak boleh ada konflik interest. Tidak boleh ada pe­langgaran aturan. Tidak boleh ada pelanggaran ketentuan ten­der, dan hadiah-hadiah.

Anda menilai gedung MK ber­kualitas baik?

Gedung MK itu sangat mem­bang­gakan, bagus, berkelas dan da­pat dijadikan contoh pem­ba­ngunan yang bebas korupsi. Kon­traktornya dapat award meng­hasilkan profit terbesar pada tahun 2006-2007. Sebab, dana­nya tidak ada sunat satu sen pun. Padahal proyek tergolong tidak besar.

Gedung MK ini hanya 17 lantai dibandingkan gedung lain yang di atas 30 lantai. Silakan tanya Sekjen dan cek ke manajemen kon­traktor PP.

Maka sudah seharusnya ge­dung MK dijadikan model, ter­ma­suk menilai ulang standar harga yang berlaku nasional. Jika tidak ada korupsi, pasti bisa di­lakukan penghematan. Kita se­mua bangga atas suksesnya pem­bangunan gedung MK. Kami juga berikan penghargaan kepada pekerjanya.


Siapa saja yang dapat peng­hargaan?

Di akhir pembangunan, kami mem­bikin panitia.

Diberikan penghargaan untuk tu­kang batu terbaik, tukang se­men terbaik, tukang listrik ter­baik. Kita kasih hadiah.


Kenapa harus memberikan hadiah?

Itu komitmen kami untuk me­lu­­ruskan cara berpikir bahwa pemberi pekerjaan itu memberi hadiah kalau pekerjaannya beres. Kami ini menuntut mutu gedung­nya harus setingkat internasional.

Akibat dari itu semua, tanpa kita duga dan direncanakan sebe­lum­nya, gedung MK dapat peng­har­gaan banyak sekali. Salah satu­nya, kontraktornya mendapat peng­hargaan. Kontraktornya BUMN, dicek saja.


Sekarang, gedung itu diper­masalahkan Nazaruddin, ko­mentar Anda?

Nah, ketika di kemudian hari gedung ini dianggap korupsi, ini lucu. Justru gedung ini seha­rus­nya dijadikan model.

Gedung MK ini contoh gedung yang tan­pa ko­rup­si. Manaje­men­nya ber­sih dan  men­dapat piagam dari BPK. Sekarang tiba-tiba se­orang Na­za­ruddin mengatakan ada ko­rupsi. Nazaruddin ini sia­pa. Apa kaitannya dengan dia. Ja­ngan-ja­ngan Nazar marah karena ka­susnya terungkap dari MK.

Kemudian, apa kaitannya dia saat itu. Apakah sudah jadi bis­nisman atau apa. Saya nggak nger­ti itu. Kita ini jangan me­na­buh gendang seorang penjahat se­perti Nazaruddin.


Maksud Anda?

Negara kita ini terlalu mahal un­tuk diputar-putar, suruh mena­ri-nari dengan gendangnya se­perti Nazar. Saya juga kecewa, Nazar ditunut 7 tahun penjara. Ini­lah contoh penjahat yang pan­tas dihukum mati, masa 7 tujuh penjara. Dia kan kalau kemana-ma­na ngoceh.

Masa gedung yang kita bangun anti kotrupsi itu, dia kait-kaitkan. Orang seperti ini mestinya dihu­kum mati.


Nazar berencana mau mela­por­kan Anda ke KPK, ko­mentar Anda?

Saya dengar begitu mau dila­porkan KPK. Seharusnya media melakukan investigasi dulu. Negara kita ini negara besar.


Memangnya nilai proyek gedung MK itu berapa?

Ketua Mahkamah Konstitusi mana tahu soal itu. Saya nggak ta­hu karena hal seperti itu bukan urusan hakim. Hakim itu urusan perkara. Saya nggak tahu urusan pengusaha-pengusaha itu.  [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA