RMOL. Mahasiswa tetap kecewa karena pemerintah dan DPR hanya menunda kenaikan harga BBM.
“Yang kami perjuangkan meÂnolak kenaikan harga BBM, bukan menunda. Makanya kami tetap kecewa,†kata Ketua Umum Pengurus Besar PergeÂrakan MaÂhaÂsiswa Islam IndoneÂsia (PMII) Addin Jauharudin keÂpada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Dia mengakui, beban subsidi BBM dari APBN cukup besar. NaÂmun hal tersebut merupakan tanggÂung jawab negara. KeÂpenÂÂtingan hajat hidup rakyat baÂnyak harus dibantu dan diÂpenuhi.
Berikut kutipan selengkapnya:
Untuk sementara ini perjuaÂngan kami berhasil. Tapi kami kecewa karena ujung-ujungnya tetap menaikkan. Padahal situasi masyarakat saat ini banyak yang kesusahan.
Apa yang akan dilakukan maÂhasiswa?
Kalau sekarang ini, saya kira teman-teman masih mengevaÂluasi. Ada juga yang mulai anÂcang-ancang untuk kembali meÂlakukan aksi. Sebagian lagi seÂdang menunggu perkemÂbangan.
Akankah ada pertemuan daÂlam waktu dekat dengan seluÂruh mahasiswa?
Ya dong. Kami akan ada perÂtemuan pasca paripurna DPR. Minggu depan aktivis mahasiswa Cipayung segera melakukan perÂtemuan. Intinya, kami terus koÂmunikasikan dengan teman-teman.
Solusi apa yang Anda tawarÂkan agar BBM subsidi tidak naik?
Ketika kami menolak kenaiÂkan harga BBM subsidi maka harus menawarkan solusi dan alternatif. Menurut kami, peÂmeÂrintah harus menggenjot sektor-sektor lain agar APBN ini tidak devisit.
Misalnya apa saja?
Pemerintah harus menggali lumbung-lumbung yang ada di negeri kita untuk dimasukkan ke kas negara. Sektor perpajakan kita harus segera dibenahi seperti pajak progresif dari sektor perÂtamÂbangan. Itulah salah satu solusi yang ditawarkan.
Hanya itu?
Lakukan pemberantasan koÂrupsi. Sebab, korupsi telah memÂbuat sengsara. Kami mendorong agar pemerintah terus berbenah diri di sektor-sektor lain untuk menutupi devisit APBN. Jangan sampai selama enam bulan ini pemerintah tidak ngapa-ngapain.
APBN kita harus ditambal dari sektor lain, terutama sektor pajak yang perlu digenjot terutama dari para pengemplang pajak terÂmaÂsuk perusahaan-perusaÂhaan kakap. Misalnya perusaÂhaan tambang.
Bagaimana Anda melihat siÂkap fraksi-fraksi di DPR?
Saya kira dinamika partai poliÂtik ini ada kaitanya dengan keÂpentingan Pemilu 2014.
Maksud Anda?
Satu sisi harus menjaga diÂnamika dengan pencitraan. Sisi lain ada kaitannya dengan faktor koalisi. Saya melihatnya, partai-partai politik ini tidak memÂberiÂkan solusi alternatif apa saja yang harus digenjot jika harga BBM bersubsidi ini tidak naik.
Karena itulah kami mendesak agar pemerintah dan DPR mamÂpu menggenjot sektor pajak.
Isu kenaikan harga BBM ini menjadi isu bersama dan menjadi anti klimaks. Karena masyarakat tidak ada penyalurannya. Maka aksi yang harus dilakukan. Kalau dinilai anarkis, tergantung anarÂkis yang seperti apa.
Jika bakar ban dan blokir jalan, seharusnya masih bisa ditolerir karena itulah bentuk model aksi. Harapannya agar didengar pemeÂrintah karena selama ini ada keÂbuntuan komunikasi.
Pihak kepolisian pun jangan melakukan baku hantam atau taÂwuran. Kami mendesak kepoliÂsian untuk membebaskan teman-teman kami. Jika tidak dibebasÂkan maka akan menimbulkan gejolak yang semakin besar.
Kami pun menyayangkan polisi yang melakukan penyeraÂngan. Seharusnya polisi ini mengayomi, bukannya malah tawuran. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: