Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Humor Politik: Ketika Prabu Duryudono Galau

Minggu, 01 April 2012, 18:28 WIB
Humor Politik: Ketika Prabu Duryudono Galau
ilustrasi/ist
PRABU Duryudono tengah galau. Kalau tidak menaikkan harga minyak dia bakal dipersalahkan seluruh Kurawa. Kalau ia menaikkan harga bahan bakar maka ia akan dikeroyok ramai-ramai oleh Pandawa. Yang lebih parah ia bisa lengser keprabon.

Kelompok Sangkuni yang pro Kurawa semalam menggunakan taktik yang dalam dunia wayang dikenal sebagai wulan tumanggal.

Siasat ini diibaratkan seperti bentuk bulan sabit, dimana seolah-olah wujudnya tidak membahayakan. Tetapi sesungguhnya siasat ini membahayakan karena di ujung sudut dan di tengah barisan selalu siap sedia dengan gerakan yang mudah dilakukan untuk menghantam lawan.

Maka jauh-jauh hari sewaktu bertemu Sangkuni, Prabu Duryudono mempercayakan taktik dan strategi mengalahkan pihak Pandawa dalam voting kepada Sangkuni yang ahli siasat berkat pengalamannya yang diakui pihak Kurawa.

Perlu diingat, bahwa Kertawarma di depan juruwarta mengatakan bahwa Sangkuni yang mengusulkan kenaikan harga minyak sebesar 2000.

Usul itu, menurut Kertawarma, disampaikan Sangkuni langsung kepada Prabu Duryodono.

Namun Aswatama yang sedang berusaha menarik perhatian Prabu Duryodono karena dicurigai dalam sejumlah kasus berbau manipulasi buru-buru meralat untuk menutupi jejak tersebut. Aswatama menggusur Kertawarma dari posisi jururunding Kurawa. Sebagai pengganti Kertawarma ditunjuklah Raden Lesmana.

Akhirnya jelas sudah, dalam sidang agung para wayang, ayat cakil pun muncul. Tentu saja ini adalah buah dari permainan cantik kubu Sangkuni.

Di luar istana, Sucitra alias Drupada yang merupakan salah satu sekutu penting Pandawa sedang mempersiapkan perlawanan untuk mematahkan pasal cakil yang amat berbahaya itu. Sebagai background, Sucitra pernah membantu Prabu Duryodono. Namun entah mengapa sebab pastinya, ia ditendang keluar dari istana.

Setelah tak lagi menghuni istana Sucitra sempat mencoba mencari peruntungan di dunia seni peran dan panggung.

Duryodono tahu bahwa di kalangan klik pendukung Kurawa ada yang berkhianat dan mencoba memerasnya. Duryodono gusar. Semakin galau. Seperti biasa, ia tak bisa cepat mengambil keputusan. Sementara para Kurawa sudah semakin gerah.

Kita masih harus menunggu kelanjutan dari lakon ini. [***]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA