WAWANCARA

Sihabuddin: 1.015 Napi Lapas Kerobokan Tidak Ada Yang Melarikan Diri

Kamis, 23 Februari 2012, 09:24 WIB
Sihabuddin: 1.015 Napi Lapas Kerobokan Tidak Ada Yang Melarikan Diri
Sihabuddin

RMOL. Kerusuhan disertai pembakaran di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan, Bali, sungguh memalukan. Tapi tidak ada narapidana melarikan diri.

“Yang pertama saya tanya ada­lah bagaimana dengan nara­pi­dana (napi). Sebanyak 1.015 napi penghuni Lapas, tidak ada yang me­larikan diri,” ujar Dirjen Pe­ma­syarakatan Kemenkumham, Sihabuddin, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Lapas Kerobokan, Selasa (21/2) pukul 23.00 WITA, terjadi kerusuhan diserta pembakaran. Kemudian Rabu (22/2) pagi, Sihabuddin berangkat ke Bali meninjau lokasi.

“Saat melakukan kunjungan, kantor Lapas dibakar habis dan semua dokumen habis terbakar,” ucap­nya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Siapa di balik kerusuhan itu?

Peristiwa itu lan­jut­an dari ke­ja­dian hari Minggu lalu. Pe­nu­sukan salah seorang napi oleh napi lain. Dari laporan yang saya ter­ima, penusukan itu terjadi ka­rena permasalahan utang pi­utang. Kemudian berkembang men­jadi kerusuhan.


Apa instruksi Menkumham kepada Anda?

Supaya menangani  masalah ini sampai tuntas. Sekarang kami se­dang koordinasi me­la­kukan lang­kah-langkah per­baik­an. Besok (hari ini, red) kami akan mela­kukan rapat dengan Ka­polda Bali dan beberapa jajar­an.

Kami belum menentukan lang­kah-langkah yang lebih efek­tif. Ini masih tahap koordinasi saja.

Saat saya melihat keadaan di Lapas, kebetulan Pak Kapolda ada di sini. Beliau terlihat capek ka­rena dari semalam menangani masalah ini.


Bagaimana laporan dari Ke­pala Lapas?

Saat kejadian Selasa malam, Kepala Lapas sedang rapat kerja di Jakarta. Baru tadi pagi (ke­marin, red) berangkat kembali ke Bali.


Apa benar kerusuhan itu ka­re­na over capacity?

Masalah itu kan sudah jadi isu nasional. Banyak Lapas kita me­ng­alami over capacity. Namun di beberapa daerah yang mengalami over capacity tidak ada masalah se­­perti itu.

Misalnya,  DKI Ja­kar­ta kan terkendali. Ini berarti ada so­me­thing wrong di sana.

Apa itu?

Merujuk info yang belum saya gali lebih dalam, ini karena ma­salah utang piutang.

Itulah men­jadi pemantiknya, yaitu utang yang tidak dibayar, la­lu ribut.


Kabarnya ada diskriminasi kepada napi dari petugas La­pas, apa benar begitu?

Itu kan menurut versi para na­ra­pidana. Kami tampung semua pan­dapat mereka kok. Tapi tun­juk­kan di mana letak dis­kri­minasi itu.

Nanti kami evaluasi dan te­lu­suri, apa benar ada dis­kri­mi­nasi. Tidak bisa kami langsung me­nerima begitu saja pendapat ter­sebut.


Apa mau memperluas Lapas Kerobokan untuk mencegah ke­ributan gara-gara over ca­pacity?

Kan bisa saja diperbaiki. Bila mem­bangun Lapas baru itu bu­kan sesuatu yang bisa dilakukan dalam waktu singkat.

Yang jadi ma­salah sekarang para pegawai ter­sebut berkantor di mana. Se­bab, kantor mereka habis ter­ba­kar. Makanya, kami se­gera mem­perbaiki kantor terlebih dulu agar sistem bisa berjalan secara nor­mal lagi.


Bagaimana mengenai penga­manan ?

Pasti kami minta bantuan dari pihak Polda Bali. Ini salah satu bagian back up pengamanan di sana.


Maksudnya apa penga­man­an diperketat?

Bukan masalah diperketat atau tidak. Yang penting semuanya sudah ada SOP (Standard Ope­rating Procedure). [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA