WAWANCARA

Arbi Sanit: Partai Sri Sengaja Ditendang, Kami Pasti Gugat ke MK

Senin, 19 Desember 2011, 08:55 WIB
Arbi Sanit: Partai Sri Sengaja Ditendang, Kami Pasti Gugat ke MK
Arbi Sanit
RMOL.Ada muatan politik di balik tidak lolosnya Partai Sri dalam verifikasi di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

“Ada muatan internal dari Par­tai Demokrat kepada menteri­nya untuk menjegal Ibu Sri Mulyani menjadi Capres 2014,” ungkap anggota Dewan Pertim­bangan Partai Sri, Arbi Sanit, kepada Rakyat Merdeka, Jumat (16/12).

Kemenkumham telah menge­luar­kan keputusan proses veri­fikasi partai politik. Hasilnya dari 14 partai politik yang men­daftar untuk dapat status hukum, hanya satu yang lolos, yakni Partai Nasdem. 13 parpol itu tidak me­menuhi syarat kualifi­kasi dan tidak mendapatkan status badan hukum.

Salah satu partai yang tidak lolos adalah Partai Serikat Rakyat Independen (Partai Sri). Partai Sri dianggap tidak bisa memenuhi persyaratan administrasi yang jatuh tempo tanggal 25 Novem­ber lalu.

Arbi Sanit selanjutnya meng­ungkapkan, alasan yang dike­mu­kakan Kemenkumham meng­ada-ada. Ini menggunakan jalur ke­kuasaan.

“Adminstrasi kami disebut tidak lengkap, kurang ini, kurang itu. Padahal menu­rut kami, dae­rah yang diper­masa­lahkan itu ada­lah daerah baru,” tan­das staf pengajar UI itu.

Berikut kutipan selengkapnya:

Kenapa Anda yakin ada un­sur politis di balik ke­putusan ini?

Kalau Partai Sri lolos verifi­kasi, kami dianggap sai­­­ngan ter­berat da­lam Pilpres ka­rena men­calonkan Ibu Sri Mul­yani. Coba sekarang lihat, Partai Demokrat hingga saat ini tidak memiliki calon dari inter­nalnya. Makanya digunakan jalur ke­kuasaan untuk menen­tukan lolos atau tidaknya sebuah partai yang memiliki kans besar di 2014.

Apa mungkin Demokrat kha­watir?

Hanya orang-orang yang rabun dan buta politik yang tidak bisa melihat potensi dan kans Ibu Sri Mulyani tahun 2014. Peluang beliau itu sangat besar. Saya meli­hat keputusan itu murni politis, tidak ada alasan lain.

Apa mungkin Amir Syam­suddin menjadi alat pence­ga­lan seperti itu?

Tidak perlu diper­tanyakan lagi. Menu­rut saya keputusan­nya akan lebih objek­tif apabila di­ambil  Denny Indrayana. Denny lebih pantas menjadi men­teri di­ban­dingkan Amir yang merupa­kan unsur partai politik.

Ini contoh demo­krasi yang tidak se­hat. Tidak ada kea­dilan. Tidak ada ke­pastian hukum. Se­muanya ber­dasarkan kemauan penguasa. Itu adalah tanda dari sistem demo­krasi yang sakit.

Bagaimana nasib Sri Mul­yani?

Kami tetap me­ngu­sung beliau, te­tapi berupa gerakan rakyat. Kami punya Partai Sri. Kami me­mi­liki ormas Sri. Ormas Sri ini digerak­kan untuk men­dekati partai-partai lain.

Dan potensi ormas Sri kurang lebih sama de­ngan Partai Sri. Sebab, ke­anggotaan dan kebe­radaannya di tiap daerah sama.

Ada kemungkinan untuk men­dekati parpol lain?

Ya, karena kita memerlukan Sri Mulyani. Beliau merupakan tokoh yang begitu terkenal se­cara inter­­nasional, berkemam­puan tinggi, dan memiliki ba­nyak pengalaman. Semua orang dan partai politik me­merlukan dia.

Partai politik mana yang me­merlukan Sri Mulyani?

Sekarang belum dilihat ya. Yang pasti, berdasarkan kedeka­tan se­cara ideologi dan cita-cita Partai Sri. Kami menginginkan keadilan dan persamaan, Hak Asasi Manu­sia, itu adalah plat­form kami.

Apa Partai Sri akan meng­gugat?

Ya. Kami akan mengajukan upaya hukum ke Mahkamah Kons­titusi atau ke Mahkamah Agung. Sebab, Partai Sri sengaja ditendang. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA