WAWANCARA

Letjen TNI Marciano Norman: Yang Ingin Merdeka Di Papua Hanya Sekelompok Orang

Rabu, 30 November 2011, 08:25 WIB
Letjen TNI Marciano Norman: Yang Ingin Merdeka Di Papua Hanya Sekelompok Orang
Letjen TNI Marciano Norman

RMOL. “Kita tetap tindaklanjuti semua informasi yang kita terima dan akan dikembangkan. Saya menghargai semua informasi itu. Saya perintahkan seluruh jajaran BIN menajamkan temuan itu.”

Pernyataan itu disampaikan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Letjen TNI Marciano Norman, menyikapi adanya ge­rakan di Papua yang akan mem­peringati hari lahir Organisasi Papua Merdeka (OPM), besok. BIN, kata dia, telah melakukan koordinasi de­ngan kepolisian dan instansi pe­merintah untuk meng­antisipasi Gerakan 1 Desember yang di­gagas OPM.

“Saya rasa BIN sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mem­­bangun komunikasi dengan seluruh pihak terkait untuk meng­antisipasi Gerakan 1 De­sem­ber itu,” ujar Marciano Norman, di Jakarta, kemarin.

Seperti diketahui, 1 Desember merupakan hari ulang tahun ke­merdekaan Papua, sehingga mun­cul isu akan ada pergerakan besar yang dilakukan OPM.

Marciano Norman selanjutnya berharap, perayaan itu tidak mem­­berikan implikasi buruk ter­hadap kondisi Papua saat ini. Masya­rakat Papua hendaknya tidak ter­provokasi atas keinginan seke­lompok kecil orang yang menun­tut Papua Merdeka.

Berikut kutipan selengkapnya:

Yakin berjalan aman?

Kita mengimbau kepada ma­syarakat untuk tetap seperti biasa. Tidak ada hal-hal yang ber­nuansa bahwa mereka betul-betul ingin mengikuti keinginan se­kelompok orang itu.

Saya tegaskan, di Papua yang ingin merdeka hanya sekelompok orang saja.


Bukankah masih banyak ma­­sa­lah di Papua?

Banyak hal di Papua harus di­perbaiki, itu benar dan kita akui. Itu menjadi pekerjaan kita semua. Kita harus melihat bersama ko­mitmen pemerintah dengan me­nu­gaskan UP4B (Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat).


Seberapa besar peran UP4B?

Hadirnya UP4B menjadi satu sinyal positif dan menunjukkan pemerintah sangat peduli dengan pembangunan di Papua. Itu akan berjalan dengan baik sesuai rencana.

Kalau pembangunan itu ber­jalan dengan baik, saya yakin ke­inginan sekelompok orang yang ingin memisahkan diri dari Indonesia akan luntur dengan sendirinya.


Apa yang dilakukan BIN?

Kita mengajak mereka untuk bersama-sama mem­bangun Pa­pua. Ca­ranya merea­lisasikan pro­gram-pro­gram pembangunan yang diberi­kan pemerintah ke Papua agar berjalan sesuai de­ngan ren­­­cana. Mari ber­sama-sama mengontrol agar pem­bangu­nan itu berjalan sesuai de­ngan pe­runtukannya.


Bagaimana ka­lau ren­cana ini ti­dak ter­ca­pai?

Kalau pem­bangunan itu tidak berjalan, tentu kita harus meng­kritisi. Tetapi saya rasa dengan Otonomi Khusus Papua, angga­ran yang diberikan sudah cukup besar.

Meski demikian, kita harus kontrol bersama kalau itu masuk sesuai dengan rencana, sehingga ke depan Papua akan menjadi Papua yang kita banggakan bersama.


Di Belanda terdapat toko yang digunakan OPM, apa tin­dakan BIN?

Kita megikuti perkembangan-perkembangan itu. Pada intinya kita akan menyarankan pemerin­tah untuk menyelesaikan perma­salahan Papua secara baik dan bermartabat yang bisa diterima semua pihak.


O ya, ada 70 tentara Amerika Serikat di wilayah PT Freeport Indonesia?

Sampai saat ini kita tidak me­nemukan ada tentara aktif di Freeport, apalagi dengan perala­tan lengkap. Itu tidak ada. Kalau mereka purnawirawan dan be­kerja di sana, itu mungkin saja.


Apa yang sudah dilakukan BIN?

Kita tetap tindaklanjuti semua informasi yang kita terima dan akan dikembangkan. Saya meng­­­hargai semua informasi itu. Saya perintahkan seluruh jajaran BIN untuk menajamkan temuan itu.


Pemerintah AS menempat­­kan 2.500 pasukannya di Aus­tralia, komentar Anda?

Pasukan Amerika yang ada di Darwin, saya rasa Presiden SBY sudah menyampaikan panda­ngan­nya bahwa kita harus meng­­hormati keputusan kedua negara.

Kita berpikir positif bahwa ke­beradaan pasukan Amerika yang ada di Australia ini untuk kepen­tingan kemanusiaan yang ber­manfaat. Kita harus yakin ke­bera­­daannya tidak akan meng­ganggu NKRI.


Yakin keberadaan pasukan itu tidak ada hubungannya de­ngan Papua?

Kita tegaskan, ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan Papua. Sikap pemerintah AS se­jak dulu adalah mendukung ke­daulatan Indonesia. [Harian Rakyat Merdeka] 


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA