RMOL. Kementerian Perhubungan segera mengirimkan tambahan satu kapal ferry sebagai alternatif sarana transportasi di Sungai Mahakam, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
“Setelah ambruknya jembaÂtan gantung, kami baru kirimkan satu unit kapal ferry. Tapi segera ditambah lagi,†kata Menteri PerÂhubungan, EE Mangindaan, di Jakarta, kemarin.
Seperti diketahui Jembatan Tenggarong yang terletak di KaÂbupaten Kutai Kartanegara (KuÂkar), KaliÂmantan Timur amÂbruk seÂkitar pukul 17.30 WITA atau seÂkitar 16.30 WIB, Sabtu (26/11).
EE Mangindaan selanjutnya mengatakan, pihaknya hanya memÂÂbantu Kementerian PekerÂjaan Umum.
“Tekniknya adalah KemenÂteÂrian Pekerjaan Umum. Kami kan hanya membantu penyebeÂrangan saja,†ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Kapan lagi kapal ditambah?
Besok (hari ini) akan ditambah satu unit lagi kapal. Ini kita lakuÂkan sambil menunggu jembatan itu diperbaiki. Sebab, selama ini kan memang jembatan itu saja yang jadi penghubung.
Sementara satu dulu karena derÂmaganya harus dibikin dulu sehingga tidak bisa langsung. Kapal ferry yang kita sediakan bisa langsung bolak-balik. Sebab, kalau berputar itu susah.
Berapa banyak kendaraan dan penumpang yang bisa diÂangÂkut kapal ini?
Kapal ferry yang kita perÂbanÂtukan ini diperkirakan mampu mengangkut 15-20 kendaraan mobil dan motor. Kemudian meÂnampung sebanyak 100 hingga 200 orang.
Gangguan transportasi ini saÂngat mengganggu masyaraÂkat, apa ada solusi lain?
Masyarakat yang akan bekerja dan anak sekolah pasti terÂganggu. Kita dapat laporan kalau tidak ada kapal ferry maka maÂsyarakat seÂtemÂpat harus berkeÂliling 40 kiloÂÂÂmeter untuk dapat jembatan lagi.
Sampai kapan keberadaan kapal ferry diperbantukan di sana?
Tentunya sampai dengan jemÂbatan ini selesai dibangun dan bisa dipakai lagi. Saya hanya memÂbantu bidang saya saja. Yang penting para korban diÂbantu dulu.
Apa jembatan ini ambruk karena banyak kapal yang leÂwat menabrak jembatan?
Saya nggak tahu itu. Semuanya harus ditelusuri lagi. Intinya, amÂbruknya jembatan Kutai KartaÂnegara ini terus terang secara teknis tidak kita singgung. SeÂbab, itu wilaÂyah Kementerian PU.
Berdasarkan informasi seÂring terjadi tabrakan kapal-kaÂpal tongkang?
Tidak ada data yang menunÂjukkan pernah ada tabrakan kapal tongkang di seÂpanjang sungai terÂsebut, terutama yang menaÂbrak jembatan Tenggarong. Sebab, lebar sungai itu 250 meter, cuÂkup lebar untuk dilewati oleh kapal-kapal tongÂkang.
Hal itu berdasarkan laporan dari Dirjen Perhubungan, perisÂtiwa tabrakan yang melibatkan kapal-kapal tongkang sama sekali tidak ada.
Ada berapa korÂban yang suÂÂdah dieÂvaÂkuasi?
Perkembangan terkahir yang kami peroleh atas bantuan dari kami, terutama Ditjen PerhubuÂngan Laut sudah 13 evakuasi korban.
Kami juga membangun posko di Kapolres setempat. Selain itu, kami juga sedang melakukan survei pekerjaan air. Sebab, diÂperÂkirakan angkutan batubara yang melewati jembatan tersebut seÂkitar 30-40 kapal tongkang juga terganggu. Intinya, kami teÂrus beÂrupaya agar ekonomi seÂtemÂpat tetap berÂÂjalan dengan baik.
Sekarang ini kapal-kapal pengangkut batubara tidak bisa lagi melewati jembatan itu. Begitu pula penyeberangan yang diperlukan sehari-hari oleh anak sekolah dan warga. Makanya perlu bantuan kapal ferry. [Harian Rayat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: