RMOL. Calon pimpinan KPK Yunus Husein mengaku tidak mempunyai jurus khusus menghadapi fit and proper test di Komisi III DPR, pekan depan.
“Yang penting jaga kesehatan. Menghadapi ujian apapun, faktor kesehatan itu sangat penting sekali. Saya berharap saat menÂjalani ujian nanti, kondisi benar-benar fit,†katanya kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Saat ditanya soal membaca buku, bekas Kepala PPATK itu mengatakan, itu sudah pasti diÂlakukan. Membaca buku berkaiÂtan dengan korupsi.
“Membaca buku itu sudah menjadi rutinitas saya. Walau tidak ada ujian, saya tetap baca buku. Apalagi menghadapi ujian, tentu lebih digiatkan lagi,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Tidak ada sama sekali.
Saya hanya memakai jurus tangan kosong. Saya menghaÂdapiÂnya dengan doa, bersedekah, dan silaturahim. Hubungan deÂngan Allah dan sesama harus bagus. Habluminallah dan hamÂbluminannas harus baik. Saya yakin hal itu bisa mendorong saya untuk lulus ujian test and proper test.
Apakah ada rasa grogi?
Ya pasti ada. Grogi itu biasa dan sifatnya manusiawi. Apalagi, fit and proper test ini di depan anggota DPR. Tetapi bagi saya yang penÂting bisa meÂngaÂtasi rasa grogi itu.
Banyak piÂhak yang meÂniÂlai Anda titiÂpan SBY, baÂgaiÂmana tangÂgapan Anda?
Saya maju atas inisiatif senÂÂÂdiri. Saat maju sebagai calon pimpiÂnan KPK, waktu itu saya sedang menjabat Kepala PPATK, seÂhingga saya minta izin beliau. Boleh tidak maju ke KPK, dan diperbolehkan. Saya bukan titiÂpan tapi didukung penuh Pak SBY.
Kalau ada yang bilang mendeÂsak-desak saya dan menitipkan sesuatu deal, sama sekali tidak ada. Saya dekat karena hubungan kerja saja. Saya diangkat sejak 2002 saat zamannya Ibu MegaÂwati. Kalau saya dikatakan dekat, berarti saya juga dekat dengan Ibu Megawati.
Tidak takut dijegal?
Penjegalan itu seribu satu alaÂsan untuk menÂjegal orang. BaÂnyak alaÂsan untuk dicari-cari. Tapi kita harus sabar dan berdoa. Mudah-mudaÂhan Allah memberiÂkan yang terbaik.
Apa optimistis terÂpilih?
Saya harus optimistis. Saya hadapi semuanya dengan sabar dan berdoa. SeÂbenarnya ujian ini tidak susah. Sebab, bukan masaÂlah kompeÂtensi calon. Tapi aspek politiknya lebih kuat. Politik itu soal keÂpentingan.
O ya, bagaimana tanggapan Anda terkait adanya jual beli pasal?
Itu harus dibasmi. Kalau ada yang terima duit dengan menyaÂlahÂgunakan jabatannya. Jelas itu abuse of power. Sebab, meneÂrima keuntungan atas keweÂnaÂngannya.
Keterangan Pak Mahfud MD (Ketua MK) bisa dijadikan dasar untuk proses penyelidikan. SebaÂgai langkah awal, bisa dengan mengumpulkan bukti-bukti yang berkaitan dengan jual beli pasal tersebut.
Kalau sudah ada bukti?
Berarti bisa dikejar terus, diÂtunÂtaskan proses hukumnya. SekaÂdar informasi, alat bukti itu ada lima, yakni surat, keterangan saksi, keterangan tersangka, SMS, transaksi elektronik dan peÂnyadapan-penyadapan. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: