RMOL. Kalau tidak ada aral melintang, pekan ini Aryanto Sutadi mengikuti fit and proper test menjadi pimpinan KPK yang dilakukan anggota Komisi III DPR.
“Persiapan saya tidak ada yang spesial. Biasa-biasa saja. Sebab, saya tidak tahu apa yang akan ditanyakan saat fit and proper test,†kata Aryanto keÂpada Rakyat Merdeka, di Jakarta, Jumat (18/11).
Berikut kutipan selengkapnya:
Kenapa tidak ada persiapan khusus?
Kalau saya tahu apa yang diÂtanyakan anggota Komisi III DPR saat fit and proper test, tentu saya melakukan persiapan khusus terlebih dulu. Ini kan saya tidak tahu apa yang ditanyakan. Apa yang disiapkan.
Tapi sudah siap menghadapi seleksi ini?
Itu pasti. Walau tidak ada jurus jitu, saya sudah siap mengikuti seleksi ini. Sejak awal saya sudah siap, makanya mendaftarkan untuk calon pimpinan KPK.
Kenapa Anda mencalonkan jadi pimpinan KPK?
Saya pribadi menilai, selama ini KPK hanya dilihat dari opini publik, seakan kinerja KPK meÂnuÂrun. Memang harus ada yang diperbaiki dari KPK.
Kinerja KPK selama ini kuÂrang maksimal ya?
Sebagian tugas KPK sudah bagus. Tapi kalau dilihat dari ideal memang masih jauh. TuÂjuan KPK itu untuk menghentiÂkan dan memberantas korupsi di IndoÂnesia.
Bagaimana bisa memberanÂtas kalau kasus korupsi besar tidak disentuh?
Ya. Kenyataannya memang seperti itu. Yang ditangkapi KPK nggak signifikan pengaruhnya terhadap penghentian korupsi dan kerugian negara. Kerjanya belum maksimal.
Kira-kira apa kelemahan KPK selama ini?
Mungkin kurang cepat dalam bertindak atau kata kerennya kurang profesional. Yang perlu diperbaiki adalah integritas dan aspek profesionalitasnya. Itu yang paling penting agar kinerja KPK bisa meningkat.
Terus terang saya nggak meÂngerti mengenai kepentingan politik. Ini bukan memilih orang. Tapi memilih kualitas yang diÂukur dari integritas dan kebeÂranian calon tersebut.
Kepentingan politik saya rasa pasti ada. Tetapi jangan sampai mengganggu atau merugikan negara.
Kalau nanti terpilih, apa yang Anda lakukan untuk perÂbaikan KPK?
Menjadikan KPK sesuai haÂraÂpan rakyat, yakni menghentikan korupsi. Caranya, bekerja sama dengan berbagai pihak. Sebab, kalau hanya KPK tidak akan mampu menangani persoalan yang demikian besar ini.
O ya, bagaimana Anda meniÂlai Pengadilan Tipikor di daeÂrah yang saat ini menjadi sorotan?
Didirikannya Pengadilan TipiÂkor daerah itu awalnya ada niat baik untuk mempercepat mengaÂdili kasus-kasus korupsi. Tapi ternyata banyak yang gagal. Ini menunjukkan bahwa niat baik belum tentu benar.
Menurut saya Pengadilan TipiÂkor harus dibenahi kualitas haÂkimÂnya, sehingga bisa mengÂhasilkan putusan sesuai kaidah hukum.
Berarti perlu dievaluasi?
Ya dong. Pengadilan Tipikor di daerah perlu dievaluasi. Kenapa banyak perkara korupsi yang terdakwanya divonis bebas. ApaÂÂÂÂkah hakimnya yang bermasalah atau sistemnya yang harus diÂperbaiki. Inilah perlu diteliti dengan jeli. [Harian Rayat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: