WAWANCARA

Aryanto Sutadi: Nggak Punya Jurus Jitu Tapi Siap Hadapi Seleksi

Senin, 21 November 2011, 08:15 WIB
Aryanto Sutadi: Nggak Punya Jurus Jitu Tapi Siap Hadapi Seleksi
Aryanto Sutadi

RMOL. Kalau tidak ada aral melintang, pekan ini Aryanto Sutadi mengikuti fit and proper test menjadi pimpinan KPK yang dilakukan anggota Komisi III DPR.  

Aryanto Sutadi mengaku tidak mempunyai jurus jitu untuk menghadapi uji kelayakan dan kepatutan tersebut. Yang penting, jalani seleksi apa adanya.

“Persiapan saya tidak ada yang spesial. Biasa-biasa saja. Sebab, saya  tidak tahu apa yang akan ditanyakan saat fit and proper test,” kata Aryanto ke­pada Rakyat Merdeka, di Jakarta, Jumat (18/11).

Berikut kutipan selengkapnya:


Kenapa tidak ada persiapan khusus?

Kalau saya tahu apa yang di­tanyakan anggota Komisi III DPR saat fit and proper test, tentu saya melakukan persiapan khusus terlebih dulu. Ini kan saya tidak tahu apa yang ditanyakan. Apa yang disiapkan.


Tapi sudah siap menghadapi seleksi ini?

Itu pasti. Walau tidak ada jurus jitu, saya sudah siap mengikuti seleksi ini. Sejak awal saya sudah siap, makanya mendaftarkan untuk calon pimpinan KPK.


Kenapa Anda mencalonkan jadi pimpinan KPK?

Saya pribadi menilai, selama ini KPK hanya dilihat dari opini publik, seakan kinerja KPK me­nu­run. Memang harus ada yang diperbaiki dari KPK.


Kinerja KPK selama ini ku­rang maksimal ya?

Sebagian tugas KPK sudah bagus. Tapi kalau dilihat dari ideal memang masih jauh. Tu­juan KPK itu untuk menghenti­kan dan memberantas korupsi di Indo­nesia.


Bagaimana bisa memberan­tas kalau kasus korupsi besar tidak disentuh?

Ya. Kenyataannya memang seperti itu. Yang ditangkapi KPK nggak signifikan pengaruhnya terhadap penghentian korupsi dan kerugian negara. Kerjanya belum maksimal.


Kira-kira apa kelemahan KPK selama ini?

Mungkin kurang cepat dalam bertindak atau kata kerennya kurang profesional. Yang perlu diperbaiki adalah integritas dan aspek profesionalitasnya. Itu yang paling penting agar kinerja KPK bisa meningkat.


Dalam pemilihan pimpinan KPK ini ditengarai adanya ke­pentingan politik dari masing-masing parpol?

Terus terang saya nggak me­ngerti mengenai kepentingan politik. Ini bukan memilih orang. Tapi memilih kualitas yang di­ukur dari integritas dan kebe­ranian calon tersebut.

Kepentingan politik saya rasa pasti ada. Tetapi jangan sampai mengganggu atau merugikan negara.


Kalau nanti terpilih, apa yang Anda lakukan untuk per­baikan KPK?

Menjadikan KPK sesuai ha­ra­pan rakyat, yakni menghentikan korupsi. Caranya, bekerja sama dengan berbagai pihak. Sebab, kalau hanya KPK tidak akan mampu menangani persoalan yang demikian besar ini.


O ya, bagaimana Anda meni­lai Pengadilan Tipikor di dae­rah yang saat ini menjadi sorotan?

Didirikannya Pengadilan Tipi­kor daerah itu awalnya ada niat baik untuk mempercepat menga­dili kasus-kasus korupsi. Tapi ternyata banyak yang gagal. Ini menunjukkan bahwa niat baik belum tentu benar.  

Menurut saya Pengadilan Tipi­kor harus dibenahi kualitas ha­kim­nya, sehingga bisa meng­hasilkan putusan sesuai kaidah hukum.


Berarti perlu dievaluasi?

Ya dong. Pengadilan Tipikor di daerah perlu dievaluasi. Kenapa banyak perkara korupsi yang terdakwanya divonis bebas. Apa­­­­kah hakimnya yang bermasalah atau sistemnya yang harus di­perbaiki. Inilah perlu diteliti dengan jeli.  [Harian Rayat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA