WAWANCARA

Adnan Pandu Praja: Saya Nggak Memikirkan Adanya Intrik Politik...­­

Minggu, 20 November 2011, 08:02 WIB
Adnan Pandu Praja: Saya Nggak Memikirkan Adanya Intrik Politik...­­
Adnan Pandu Praja

RMOL. “Semua orang yang mau meng­ikuti ujian, pasti ada yang diper­siapkan. Mulai mental, pengeta­huan, dan sebagainya,” katanya kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Misalnya, lanjut Pandu, minta doa restu orang tua, istri dan anak-anak.

“Saya juga bertanya-tanya bagaimana situasi di DPR. Kon­disinya seperti apa. Sebab, saya belum pernah ke DPR,” ujarnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Bagaimana dengan persia­pan ilmu pengetahuan?

Sudah saya siapkan dengan banyak membaca buku.


Apa lagi yang dipersiapkan?

Saya juga bertanya kepada teman yang pernah melakukan fit and proper test di DPR. Apa sih yang dilakukan. Bagaimana si­tuasi saat ujian dan sebagainya.


Adakah persiapan khusus?

Nggak ada. Selain yang sudah saya sampaikan tadi. Saya ber­doa agar bisa sukses dalam ujian tersebut.


Anak Anda sempat tidak se­tuju ya?

Memang anak saya awalnya tidak setuju karena melihat resiko pimpinan KPK itu begitu besar. Tapi akhirnya anak saya me­ngerti. Ini setelah diberi tahu bahwa tugas KPK itu demi ke­baikan negara.


Anda yakin terpilih?

Semua orang tetap berdoa dan optimistis.

Kalau amanah, saya jalankan sebagai amanah. Dijalani dengan santai saja. Nggak perlu ngotot atau ambisius.

Saat saya terpilih di Kom­pol­nas juga begitu. Saya anggap ini amanah, lalu saya kerja se­baik-baiknya. Tidak ada yang aneh-aneh.


Bagaimana kalau tidak ter­pilih?

Kalau tidak tercapai berarti itu memang yang terbaik buat kita. Meskipun nggak lulus, ya nggak masalah.


Apakah ada firasat untuk dipilih?

Nggak ada firasat apa-apa. Mungkin belum kali ya. Memang ada orang yang diberi kelebihan seperti itu tapi saya tidak.


Apakah ada fraksi yang su­dah mendekati Anda?

Saya ngga terlalu memikirkan adanya intrik politik. Ini kan amanah, jangan dijualbelikan. Visi dan misi saya sudah dike­tahui banyak orang. Intinya, saya ingin membangun masyarakat Indonesia yang bersih dari korupsi.


Korupsi kian menggila, apa bisa diberantas?

Korupsi begitu masif dan di­jalankan secara masif juga. Masif itu konteksnya luas, sehingga memberantasnya harus ramai-ramai juga. KPK ngga bisa sen­dirian. Perlu kerja sama dan koordinasi dengan lembaga-lembaga terkait termasuk dengan masyarakat.


Kalau terpilih menjadi pim­pi­nan KPK, apa yang Anda la­kukan?

Sebelum ada penindakan dan pencegaan, KPK harus ber­sih dulu. Kinerja KPK per­lu diau­dit. Selain itu, ki­nerja komisio­ner KPK harus ber­dasar audit BPK.


Bagaimana penilaian Anda terhadap kinerja KPK?

Sepertinya terjadi persaingan KPK dengan penegak hukum lainnya. KPK belum membangun kelembagaan sesuai dengan ama­nat Undang-undang. Padahal dalam Undang-undang sudah jelas KPK harus berkoordinasi dengan aparat hukum lainnya.

Mestinya KPK berkoordinsi. Mana kapasitas KPK. Mana pula kasus yang ditangani kejaksaan dan kepolisian. Sistem ini belum dibangun. masih banyak panda­ngan negatif terhadap KPK.


Kalau nanti terpilih, tapi Anda gagal mengemban misi KPK, apa siap mundur?

Jadi komisioner KPK harus punya target. Setiap tahun harus bersedia dievaluasi. Kalau bu­ruk kinerjanya, saya siap mun­dur. [Harian Rayat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA